Ini hari ke 66 tapi mata Anne masih terkatup rapat, tak ada perubahan pesat terhadap tubuhnya. Hanya hangat tubuhnya yang meningkat dari sebelumnya.
"Ren?" ketuk seseorang, itu N'Cel
"Uhm?"
"Ayo makan semua orang menunggumu dibawah" ucapnya sebelum keluar dari kamarku
"Mau makan?" tawarku seperti orang bodoh pada Anne
"Turunlah jika kau lapar" ucapku sebelum mencium keningnya dan keluar dari kamarku"Selamat siang" sapaku, aku melihat ada beberapa steak dan kentang goreng
"Bibi Cyn yang memasaknya" jawab Rhea, seperti mengerti tatapan kelaparan yang keluar dari mataku
Kami makan dalam diam sebelum bibi cyn membuka suaranya,
"Arylle, jika bibi memberikan ramuan agar Anne bangun. Apa yang terjadi selanjutnya?" tanya bibi cyn membuat kami mengeryitkan alis
"Bibi?" bibi cyn terkekeh lalu menatap kearah kami
"Aku bukan kitsune nak, aku Penyihir. Tidak lebih tepatnya Ghuage." jawabnya membuat kami kagum, tentu saja Ghuage adalah penyihir langka, ia penyihir jimat dan seorang peramal ia dapat membunuh seseorang dengan mematahkan syarafnya.
"Ghuage?!" pekik phoebos mengundang tawa kami semua
"Iya, aku dibantu suamiku menyembunyikan bauku. Aku meramal kedatangan Anne jauh sebelum Gwen tahu anak ini masih hidup" ucapnya
"Bibi tidak sepandai Rhea, tapi bibi dapat mengetahui jalan mana yang baik untuk menyingkirkan sebuah perkara" takjub. Tapi aku berusaha menyembunyikannya
"Hanya angel dan Keturunan anubis yang dapat memegang demon bukan? Hanya keturunan kalian yang dapat mengelak mantra gaib demon bukan?" Arylle mengangguk
"Kita bisa buat ini selesai tanpa ada perang darah" ucap paman gwen lagi
"Perjanjian Troheeix" singkatnya
"Apa itu gwen?" tanya alyvanor
"Kita paksa Ketua demon untuk menandatangani perjanjian berdarah, tidak ada orang yang dapat membuka kertas dari darah abadon itu, karena abadon yang menjaga kertas suci berdarah angel,demon, dan warniix itu."
"Sedikit sulit paman karena troye---"
"Kita lakukan saat Anne berhasil membunuhnya" hening.
Bagaimana mungkin Anne membunuh seorang demon yang membuat perang dan dosa terbesar bagi kaum demon? Ini sulit. Jelas karena manusia itu hidup dengan ratusan nyawa orang yang berteriak sengsara di api pencucian karena kejahatannya."Aku bantu dia" Ucapku, paman gwen menganguk
"Kita bantu mereka juga Lyz" ucap Yrene membuat kami semua mengeryitkan alis kearahnya
"Apa yang kau ucapkan?" tanya paman gwen dengan nada rendah penuh emosi
"Jika paman bilang demon hidup karena ratusan nyawa orang sengsara, maka kitsune dapat mematikan roh itu agar lemah dan mati terbakar air suci"
"Air suci dari air mata seorang angel" ucap Yrene membuat kami shock dan berusaha mencerna semua ucapannya.---
Aku berlari cepat, kemanapun asal bayangan hitam itu tidak mengejarku lagi.
"Kemari An" panggil seseorang, aku tidak tahu apa yang aku injak dan berapa banyak luka yang aku dapat, aku hanya ingin pergi dari sini.
Arrene, Lyz tolong aku
Kakiku berhenti disebuah sungai darah, baunya amis dan banyak pohon tinggi bersalur menutupi matahari, membuat pemandangan ini seperti jalan buntu bagiku. Aku bersembunyi dibatuan yang cukup besar dan menengelamkan setengah betisku didalam air darah itu.
Sudah banyak air mataku yang keluar, dan sekarang aku menatap api hitam itu berhenti dipinggir sungai, lalu berubah menjadi makluk mengerikan bermuka rata dan bermata satu, jangan lupakan bibirnya yang robek juga cairan hitam kemerahan yang keluar dari sana.
Dia memakai bahasa lain, seperti bergumam menakutkan, anehnya aku dapat mengerti itu...
"Dimana malaikat itu, aku membutuhkan jantungnya, matanya dan semua yang ia milikki. Seorang malaikat tidak boleh ada ditempat berdosa bukan?"
Ia melangkahkan kakinya mendekati tempat persembunyianku, auranya hitam mencekam, aku menutup mulutku dengan satu tangan, matilah aku.
Tak lama ada seorang serigala berbulu putih dengan biru muda dibagian ekornya. Cantik.
Ia mengigit hewan tadi, tentu saja ia kalah, kuku runcing milik makhluk tadi mencakar tepat diparuhnya membuat serigala cantik tadi mendengking pelan, mata berairnya menatap kearahku.
Ia marah lalu keluar sayap berwarna putih mengkilap menarik makhluk tadi hingga jatuh kedalam sungai darah, makhluk tadi berhasil menarikku jatuh bersamanya.
Serigala tadi lebih cepat ia menginjak kepala makhluk tadi hingga terdengar bunyi 'krek' dan sayapnya yang sudah terkena noda darah itu seperti pisau yang menyayat makhluk tadi hingga mati bergerak.Kami menghirup nafas banyak-banyak, lenganku terluka, sayap serigala tadi menarikku kearahnya dan mengusap pelan lukaku dan menjilatnya.
Bulu sayapnya lembut, bahkan nyaman. Ia menatap kearahku lalu bersuara "Aku Ayton, Alphamu" ucapnya membuatku kaget.
"Kau? Serigalaku?" tanyaku ia membungkuk lalu menidurkan dirinya di sungai darah itu, lukanya terlalu banyak.
"Tetaplah hidup An, kau tubuhku" ucapnya sebelum memejamkan mata..
"An! AN!" teriak seseorang membangunkanku, Arrene membangunkanku lalu memelukku erat, ia menangis tak bersuara.
Lihat dia lucu bukan? Uhm! Dia mateku.
"mateku juga" aku tersentak terduduk diranjang, suara siapa itu?
"Ada apa?" tanya Arrene dengan mata sedikit berkaca
"Ren, ad-ada yang berbicara, kau medengarnyakan?" tanyaku tergugup
"Siapa?" tanyanya
"Kau tidak dengar?" ia mengeleng
"Kau sudah baikan? Bagaimana rasanya?" tanyanya
"Pegal...dan lapar?" ucapku membuatnya terkekeh
"Baiklah ayo kita makan, nanti malam bulan purnama, kau lebih baik kenyang sekarang" Arrene menarikku untuk berdiri dari ranjang.Tunggu,
Ada yang mengaum didalamku, baunya membuatku lapar akan sesuatu, aku menatap Arrene tajam bau cocoa dan Wine. Ia menoleh kearahku, matanya membelalak saat aku menerjangnya dan melumat bibirnya penuh gairah.
Ini bukan aku, astaga tanganku nakal dan menyentuh abs milik Arrene, ia menatapku tajam kali ini dan menbalikkan posisi kami, dengan tak kalah ganasnya melumat bibirku dan menghela nafas berat.Bukannya meminta dilepaskan tapi dengan tidak sadar "Sialan, kau menantangku baiklah" sialan. Bukan itu kata-kata yang ingin kuucapkan sungguh, seseorang tolong aku!
Bibirku mengulum daun telinga milik Arrene, baiklah ini menjijikan tapi aku bersumpah ini bukan diriku.
Erangan keluar dari mulut Arrene, matanya berkilat kuning, dan dengan sekali tarikan ia menarik dan menjatuhkanku diatas ranjang
"Berani sekali kau datang dan menyentuhku, alpha" aku bersumpah Arrene menyeramkan, rahangnya mengeras dan jangan lupakan urat wajahnya yang saat ini menjalar keluar
"Huh? Warniix masih hidup karena R'vill! Kawanan tidak tahu diri!" Ini bukan aku!!!"Kau!" bentak Arrene, bibirnya memberikan tanda dileher dan dadaku, dan mulai bermain dengan tubuhku.
Aku tidak keberatan tapi aku mohon jangan kasar seperti ini Arrene!
"Kau tahu aku alpha" ucap Arrene sebelum menghentak masuk disana.
Perasaanku terkejut, sesuatu didalamku terkejut, tapi ia berusaha membalikan posisi tapi tidak berhasil, erangan dan tatapan Arrene membuat sesuatu didalamku meringkuk dan hanya bisa menatap tajam Arrene yang sedang....
.
.Ingatkan aku untuk mendiaminya esok.
***
Vomments! Need your feed back so damn~

KAMU SEDANG MEMBACA
War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■
FantasíaIf your life it's not like a fiction story, you can write your fiction story by yourself as awesome as you imagine" -Leich- . This is pure my imagine fiction. So if it's look like similiar with another story i'm sorry because i don't know and i don...