XXXXV

38 1 0
                                    

"Kau yakin akan membawa alpha lain ke kawananmu?" tanya Arylle setelah pagi ini aku mengemasi barangku dan Anne untuk pergi dari sini.
"Ya, setelah dari Warniix Pramore, aku akan ke R'vill" Arylle menaikan salah satu alisnya menatapku penuh tanya
"Kau? R'Vill? Kau tahu R'vill sangat terpencil, mereka kawanan yang tinggal didekat kawah berapi dan membuat sebuah rumah diatas pasir hitam yang jaraknya masuk kedalam hutan. Kau yakin?"  Arylle membuat posisiku sulit, tapi ini satu-satunya permintaan Anne
"Ya, Anne memintanya padaku" ucapku, membuat Arylle seakan mengerti yang kumaksud
"Jangan lupa pancarkan cahaya Warniix jika kau membutuhkan sesuatu adikku" ucapnya mengacak rambutku. Kau tahu tatto yang pernah dikagumi oleh Anne? Itu sinyal anubis bagi kawanan warniix, ini rahasia, hanya mate, werewolf dan demon yang dapat melihatnya
"Apa Lyz dan yang lain ada di R'Vill?" Aku mengangguk
"Baiklah, hati-hatilah. Dan jelaskan pada Pramore dengan perlahan" ucap Arylle menasehati. Aku menganguk lalu berjalan kembali kekamar

"An" panggilku tidak ada sahutan, ia kembali dari kamar mandi dengan kaos putih dan jeans panjang, ada bercak merah dilehernya, aku terlalu kasar minggu lalu.
"Kau, masih mendiamiku?" tanyaku ia memanyunkan bibirnya lalu berjalan kearahku.
Ia menunjuk hidungku dan menatapku tajam, "Jangan pernah kasar lagi saat kita mateed, understand?" ucapnya lalu menguncir rambut pirangnya menjadi ekor kuda.
"Kau sudah izin pada Arylle?" tanyanya, aku menganguk.
"Kau sudah makan?" aku kembali menganguk, ia mengangkat ransel biru miliknya lalu tersenyum kearahku
"Yuk" ucapnya dengan mata lebar miliknya, lagi-lagi mata itu yang membawaku jatuh.
"Kau yakin kita pergi dari sini? Kau masih belum terkontrol An" ia menghela nafas
"Selama diperjalanan kita akan menemukan banyak hal, dan aku akan berusaha mengontrol dia" ucap Anne sambil menunjuk dadanya, dari sini aku bisa mendengar auman serigala milik alphanya

"Kau sudah tanya siapa namanya?" tanyaku padanya
"Kau Veequien, aku Ayton." jawabnya dan auman itu terdengar lagi.
"Ia menyukaimu" asalku
"Ck. Justru ia lebih menyukaimu, dan ia hanya tahu aku adalah tubuhnya, Ayton sunguh menyebalkan" ucapnya mengomel
"tapi nafsu makanmu masih bagus sejauh ini" ucapku ia menganguk senang

Kami menuruni tangga dan menemukan Rhea dan Arylle yang duduk sedang membicarakan sesuatu.
"Kami berangkat, kak" sapa Anne hangat, Rhea tersenyum paksa pada Anne, aku mengeryitkan alis. Ia pasti melihat sesuatu.
"Hati-hati, Anby" ucap Rhea membuat Anne mendengus
"Kau. Semua orang tertular virusmu" omelnya aku hanya tersenyum dan Arylle terkekeh
"Pulanglah jika kau rindu padaku" ucap Arylle memeluk dan mengusak rambut Anne pelan, anne tertawa dan itu membuat serigalaku gila.
"Lebih baik hentikan Ryl, jika kau tak ingin Vee keluar" cegahku membuat Arylle mengangkat tangannya tanda menyerah
"Sampaikan salamku pada ibu" ucap Rhea dan kami melangkah keluar dari rumah Arylle

"Aku rindu pada si kembar" ucapnya membuatku tertawa
"Mereka ada masalah di Terabitya dan Teraston. Kita akan mengunjunginya jika sempat" jelasku mengenggam tangannya dan menaikinya keatas kuda.
"Tidak,tidak" tolaknya membuatku bingung
"Kenapa tidak berubah saja?" tanyanya, dengan nada menyindir
"Kau bilang jika berubah harus poloskan?" Aku mengaruk tengkukku yang gatal
"Kau bohongkan?" aku menyengir
"Maaf" ucapku membuatnya menatapku tajam
"Tak apa, kau mateku. Jadi tak masalah jika sering berbohong" aku mendelik
"Ayo" ucapnya lalu berubah menjadi seekor serigala dengan bulu putih dan ekor kebiru-mudaan
"Cantik" gumamku, ia memberikan tatapan menyeringai
"Sexy" ucapku membuat serigalanya mengeram, tanda aku tidak boleh mengodanya saat ini.
Setelah mengikat tas ranselku dipunggung aku berubah menjadi Vee, dan berlari dibelakang Ayton.

---

Setelah sampai diperbatasan Pramore, aku dan Anne berubah lagi menjadi manusia lagi, aku disambut oleh seorang Vyirus.
Ia membungkuk dan memberi hormat,lalu menatap Anne meneliti, serigala anne tidak suka dan memberikan geraman.
"Masuklah Alpha" ucapnya, ia mengantarku masuk, Pramore jauh lebih berwarna dari Frantale, kami lebih banyak memiliki bulu, keemasan, Maroon dan Biru tua. Walau tak jarang yang coklat dan hitam.

"Kau kembali?" tanya Tyuxen saat aku memasuki ruangan berwarna putih yang memiliki kaca untuk menghadap dan melihat kegiatan para Omega,Vyirus dan Rejuces.
"Buku Troheeix masih ada di frantale, tak baik kau meninggalkannya disana" saran Tyuxen, ia menghidangkan teh dan gula batu untuku dan Anne.
"Aku sudah menjaganya" ucapku
"Kemampuanmu memang luar biasa Alpha" ucapnya
"Bagaimana dengan para Vyirus?"
"Vae kemari bersama Phoebos beberapa waktu lalu, ia menyembuhkan 12 Vyirus. Terimakasih banyak padanya" ucap Tyuxen memberikan sebuah jilid-an kertas padaku
"Apa ini?" aku membuka lembar-demi lembar membacanya dengan teliti
"Ada beberapa yang pulih, ada beberapa yang harus kau tangani Alpha." jawabnya
"Aku sungguh merepotkanmu Xen" ucapku, ia terkekeh
"Kau selalu mengerjakannya sendiri, kami jarang berperang dan selalu hidup dengan damai. Saatnya bagi kami untuk membalas budimu alpha, kami akan berperang bahkan jika hanya aku seorang" ucapnya, aku menepuk bahunya perlahan

"Baiklah kau bisa beristirahat, lalu--"
"tidak Arrene akan menemanimu, melihat daerah yang hancur karena serangan demon itu" aku menoleh kearahnya matanya berkilat, ia sedang marah saat ini
"Tentu, kenapa tidak" jawab Tyuxen, kami keluar dari markas dan langsung berubah menjadi serigala, kami berjalan cukup jauh dan sampai kesebuah hutan yang dijaga 7 Vyirus.
"Salam hormat kami" ucapnya, aku tersenyum lalu mulai melihat, dan membuat perisai disekitar sini, beberapa hari yang lalu datang 5 wolf liar dan mengacak semua isi hutan, mereka datang dengan Horwelf. Kuda berburu serigala dengan mata semerah darah.

"Berjagalah" singkatku, "Ayo An"
"An" panggilku untuk yang kedua kalinya
"Shit." umpatku saat tahu ia tidak ada bersama kami lagi.

---

Aku berjalan masuk kedalam hutan, tujuanku hutan kyliis. Aku tahu ini akan menjadi bumerang bagiku, demon akan membunuhku dengan cepat.
"Kau kemari?" tanya seseorang, suara itu aku tahu
"Jadi benar kau Troye"
"uhm uhm" ia menggeleng, "Aku Sáye. Ular Troye" ucapnya aku mendelik menatapnya tajam
"Cepat, atau lambat. Takdirmu dekat denganmu, sayang tak ada yang tahu itu mati atau hidup" ucapnya
"Tapi nak, Troye akan mencarimu bahkan sampai ke api...neraka" ucapnya lalu berubah menjadi sosok api hitam mengerikan, dan lagi-lagi Ayton keluar dan aku bersumpah bersama Ayton aku menjadi kuat, setelah ia limbung aku kembali menjadi manusia, memutar lehernya dan melemparnya jauh.

Saat hendak berjalan pergi ada sebuah panah melesat kearahku. Panah itu mengarah pada Sáye dan menikamnya tepat didadanya, aku melihat sumber panah itu dan melihat Hrena. Ia berusaha menghalangi Sáye yang hendak menikamku dengan kukunya.

"Jangan pergi jauh dari Arrene, ia mengkhawatirkanmu" ucap Hrena, tak lama Arrene datang dan memarahiku dengan nada yang halus. Inilah ia, selalu berkata dengan lembut padaku.
"Mengerti?" ucapnya mengelap darah yang ada pada pipiku, aku menganguk sebagai jawaban
"Sáye datang, berarti pasukan Demon sudah sempurna Arrene"
"Sama sempurnanya Serigala setengah angel milikmu, kita akan berperang dengan kawanan besar" ucap Hrena.
"Cepat kabarkan R'vill dan aku akan mengabarkan Para Drasev" ucap Hrena ia menatapku, matanya berkaca aku tahu ia pemberani tapi tak bisa dipungkiri bahwa ia tetap seorang wanita
"Berkatmu bersama kami" ucapnya mengecup keningku, sebelum terbang dengan Griffinnya.

***

Rejuces : Tabib Wolf, hanya untuk wolf.

Omega : Pembantu, Kaki tangan, kurir, bawahan.

Vyirus : Prajurit, Penjaga.

War Of The Secret World Fiction // Nash Grier■Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang