When we're together we're like
Fire burning underwater
We're spittin' poison, drippin' sweat
And now it's getting hotter
Love Again ~ We The Kings==========
Dipta berjuang keras untuk tidak mencengkeram laporan yang baru saja diberikan oleh sekretarisnya. Yang ingin dilakukannya hanyalah segera keluar dari kantornya. Dari sudut matanya, ia dapat melihat seorang wanita sexy mengeluarkan tas kosmetiknya, lalu mulai memulas bibirnya dengan lipstick merah. Dipta membentangkan koran Today Morning Post. Berita utamanya mengenai; anjloknya harga saham milik 'Banyan Grup' dan pemberitahuan tentang rencana pesta pertunangan anak pemilik 'The Discovery Hotel'. Matanya menyipit menyusuri berita di dalam koran tersebut.
Wanita sexy tadi duduk di kursi putar dan kini menatap Dipta secara terang-terangan. Dipta mengembalikan koran itu, lalu berjalan ke luar dari mejanya dengan santai menuju jendela kaca besar yang menampilkan deretan gedung pencakar langit.
''Mau saya ambilkan kopi atau yang lainnya Miss Oi?'' tanya Leean, sekretaris Dipta dengan ramah.
''Tak perlu. Aku hanya ingin kamu.'' Ia memberi isyarat menunjuk pintu dengan koran yang tadi diberikan oleh Dipta, lalu berdiri dan melenggang dengan tubuh semampainya menghampiri Dipta.
Dengan perlahan, wanita itu menjulurkan tangannya dengan kuku berpoleskan warna merah yang senada dengan warna bibirnya. Ketika tangan itu hendak menyusuri rahang Dipta yang kokoh, Dipta segera mencengkeram pergelangan tangan itu.
''Apa maumu Raven Oi.''
''Sudah sangat jelas, kita akan segera bertunangan.'' Raven menatap takjub pada Dipta yang bertubuh tinggi dan bewajah tampan itu.
''You wish,'' tegas Dipta.
''Aku sudah menduganya. Tapi ingat, perusahaanmu akan segera hancur. Satu-satunya jalan adalah dengan menyetujui untuk bertunangan.''
Raven Oi menunggu, tapi Dipta tak mengatakan apa-apa lagi. Dia bisa menilai bahwa Dipta bukan tipe laki-laki yang banyak bicara.
Dipta menatap langsung mata Raven. ''Aku benar-benar tak peduli,'' dia bisa melihat wanita macam apa yang sedang berdiri di depannya saat ini. ''Aku sudah bertunangan.''
Jawaban Dipta membuat Raven tercengang, tapi dengan segera bisa menampilkan wajah yang datar. Tak ada informasi yang dia dapat yang menyatakan bahwa Dipta sudah bertunangan. ''Baiklah. Tapi itu akan segera berakhir,'' tegas Raven dengan terang-terangan.
Sekarang, giliran Dipta yang tercengang mendengar pernyataan itu. Dia menatap Raven dengan tajam, lalu mundur dua langkah dan memutuskan walau dengan alasan apapun, dia tak akan menerima pertunangan itu.
¤¤¤¤¤
Dalam balutan jas hitamnya, Dipta memasuki sebuah restoran. Matanya berputar mengitari ruangan untuk mencari sosok perempuan yang sangat dirindukannya. Lalu dilihatnya perempuan itu duduk disana, didekat jendela yang menampilkan pemandangan taman disebelah restoran tersebut.
''Kamu terlambat huhh.'' Nanda tersenyum pada Dipta yang sedang memandanginya dengan berbagai macam emosi yang berkelebat di wajahnya.
''Sorry.'' Dipta mendekati Nanda yang menatapnya tanpa berkedip. Banyak kerinduan dan perasaan bersalah yang sedang ia rasakan.
