Dedicated to @noru_yuki
Exodus by Maksim
Malam ini Nanda sudah menata penampilan dan dandanannya agar terlihat fresh dan cantik. Dipta sudah duduk manis di ruang tamu menunggunya. Mereka akan makan malam di luar, merayakan ulang tahun Nanda yang ke-27.
Nanda keluar kamar dan perlu mengatur detak jantungnya yang sangat cepat seperti baru saja lari marathon. Sosok tinggi dengan bahu lebar dengan sorot mata tajam melihat ke arah Nanda dan tersenyum. Dipta terlihat gagah dengan kemeja slim fit-nya yang pas menempel di badan.
''Sudah siap?'' Tanya Dipta begitu melihat Nanda yang baru keluar kamar. Dipta tertegun, gaun katun bertali pita tipis di pundak dengan motif bunga-bunga kecil berwarna peach di gaunnya membuat Nanda seperti sekuntum bunga yang baru mekar.
Dipta menjalankan mobil ke restaurant di dalam sebuah hotel terkenal. Sesampainya di lobby hotel, Dipta membukakan pintu mobil untuk Nanda. Meja untuk candle light dinner sudah disiapkan oleh pihak restoran.
Dipta memesan makanan tanpa menanyakan keinginan Nanda, karena dia sudah menyiapkan segalanya.
Nanda mengamati sekeliling, restoran dengan gaya klasik dengan lampu-lampu yang menggantung cantik di dalamnya.
''Kamu suka?''
''Sangat... Terima kasih.''
Semua sajian lengkap di meja mereka. Nanda membulatkan matanya melihat banyaknya makanan yang terhidang. Bukan kali pertama Dipta membawanya untuk keluar makan malam. Tapi malam ini Nanda merasa sangat spesial.
Selesai dengan makan malam, Dipta meraih kotak kecil dari dalam kantongnya. Dipta menyerahkan kotak itu pada Nanda. Perlahan Nanda membuka kotak kecil itu, dan mulutnya langsung terbuka melihat isinya. Dipta segera mengeluarkan kalung itu dari kotaknya, menghampiri Nanda dari belakang dan memakaikan kalung itu pada leher Nanda yang jenjang.
''Happy Birthday Nanda....'' bisik Dipta dengan penuh kemesraan.
=====
Dipta memakirkan mobilnya ke dalam garasi rumahnya yang luas. Dipta membuka pintu, lantai satu seperti biasa sudah gelap, tapi suara teve dari lantai dua terdengar kencang. Dipta melihat Raven yang menoleh padanya dengan senyum lebar, segelas besar kopi yang masih mengepul di tangannya. Akhir-akhir ini Raven selalu menantinya kembali, walau selarut apapun dia pulang.
''Hai, sudah pulang ya....'' sapa Raven ceria.
Tak ada jawaban,Dipta berlalu menuju kamar. Setelah mandi dan berganti pakaian dengan kaus dan training yang lebih nyaman, Dipta merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Dia tersenyum sendiri mengingat acara makan malamnya bersama Nanda.
Sementara Raven masih di luar, menelan ludah yang pahit dan menekan dadanya yang terasa perih, kecewa. Malam semakin larut, tapi Raven masih terjaga. Bukan karena efek kopinya, tapi karena hatinya sedang tak baik-baik saja. Lunglai, Raven masuk ke kamarnya. Ikut merebahkan tubuhnya di belakang Dipta, hanya itu yang dia dapat setiap malam. Raven memeluk Dipta menuju alam bawah sadar, menjadikan seluruh mimpinya hanya tentang Dipta.
=====
Saat jam makan siang, Nanda dan temannya, Inaka pergi ke Samudra Restaurant yang terkenal dengan seafood dan bebek peking panggangnya yang empuk dan lembut.
''Kita duduk di sana aja.'' tunjuk Inaka pada meja nomer tujuh yang terletak dekat meja kasir.
Nanda mengiyakan saja, lalu duduk di kursi yang Inaka tunjuk. Matanya menemukan sosok perempuan mengenakan little black dress yang sangat pas di tubuhnya.