True love is which only for two person,
And no place for the third person
==========Kaydan Oi mengangkat wajahnya saat pintu terbuka.
''Cau an, koko!! Selamat pagi,'' sapa Raven dengan suara melengking yang terdengar hingga ke seluruh ruangan.
''Ssstt!!''
''Oh, to em ci. Maaf,'' bisik Raven, sambil menutup mulutnya dan terkikik. Raven menoleh ke sekeliling ruangan seolah dia belum pernah melihat ruangan itu sebelumnya.
Ruangan yang cukup besar dengan jendela lebar yang menghadap ke taman. Ruangan itu diisi oleh meja dan kursi kokoh dari kayu jati. Rak-rak buku menutupi ketiga dinding. Warna berkelas terlihat serasi dengan Kaydan Oi yang gagah. Tubuhnya bak peragawan, dengan wajah oriental dan kulit yang terlihat pucat.
Raven bergerak ke sebelah kanan, berjalan di sepanjang rak buku. Dia adalah jenis perempuan yang lebih suka membaca tabloid gosip atau fashion, dan jelas kakaknya tak mungkin menyiapkan majalah semacam itu.
''Apa yang kau kerjakan?'' tanya Raven, sambil menekuk lengannya dan mencondongkan tubuh di atas meja. Raven mulai kehilangan kesabaran.
''Sesuatu yang tak menarik buatmu,'' jawab Kaydan tanpa menengadahkan kepalanya.
''Aline Yima mengundang kita untuk Yam Cha. Mau bergabung?''
''Jadwal golf. Mau bergabung?'' Kaydan menjawab sekaligus mengulang pertanyaan Raven. Mereka memang tak dekat, walau tak bisa dikatakan jauh.
''Aku mencintai kulitku.''
Kaydan menutup MacBook di depannya dan berdiri, berjalan keluar, ketika tangannya sudah memegang kenop pintu dia berbalik, ''Dipta juga ada disana.''
Raven masih mencerna ucapan terakhir kakaknya. Dan detik berikutnya dia melesat bak seekor hiena yang menemukan mangsanya.
¤¤¤¤¤
''Hai bro!!''
Dipta menoleh ke belakang, memicingkan matanya agar bisa melihat jelas, di antara paparan cahaya matahari yang menyilaukan. Lukas, Evan, Kaydan, dan ... Raven.
Mereka berempat berjalan mendekat. Hawa panas dan sinar matahari pagi membuat kulit putih mereka memerah. Kilauan cahaya membuat Dipta masih memicingkan mata, mengikuti derap langkah empat pasang kaki di atas green.
''Siap menerima tantangan?'' tanya Lukas sambil menatap Dipta dan Kaydan bergantian. Lukas adalah pemilik NanLian club. Perawakanya kecil dengan mata yang bulat. Tapi dia orang yang gesit dan licin. Bisnis legalnya adalah pemilik ratusan dealer mobil yang tersebar di seluruh Indonesia. Tapi hanya segelintir orang saja yang tau bahwa di dalam mobil juga tersimpan obat-obatan terlarang.
''I dare you!'' jawab Dipta cepat.
''Kamu sadar apa yang akan kamu pertaruhkan?'' tanya Evan setengah berbisik pada Dipta.
''Dengan satu syarat,'' Dipta melirik pada Raven. ''Karena Miss Oi sudah bersusah payah dan rela kulitnya terbakar, tanggung kalau dia tak ikut bermain. Aku ingin dia yang berpasangan dengan kakaknya.'' tantang Dipta bersemangat dan tersenyum meledek.
![](https://img.wattpad.com/cover/60601167-288-k411269.jpg)