Lima Belas

640 24 31
                                    

I'll be there as soon as I can
But i'm busy mending broken
Piece of the life I had before
Before you
~Unintended By. Muse~

Maryun Prasaja mengendarai mobil dengan tenang, sesekali melirik ke arah Nanda, gadis yang baru dibawanya dari Capital Club.

Rumah sederhana yang dikelilingi pagar besi hitam tampak sepi. Mobil Maryun memasuki pelataran rumah tersebut.

''Turun!'' perintah Maryun. Nanda pun mengangguk dan mengikuti laki-laki itu memasuki rumah.

''Ini kamarmu.'' Maryun membuka pintu kamar. Dia melihat tingkah laku Nanda yang masih gugup. Maryun berusaha sebisa mungkin menahan hasratnya.

Kamar yang tak begitu luas, hanya ada ranjang kecil, lemari kayu berwarna cokelat, sofa yang muat dua orang, dan kamar mandi dalam. Tak ada apapun yang menghiasi dinding kamar warna biru muda tersebut.

''Sekarang kamu mandi. Setelah itu aku tunggu di ruang tamu,'' ucap Maryun. Dia berlalu meninggalkan Nanda sendiri di kamarnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Nanda langsung menuju ruang tamu yang tadi dikatakan Maryun.

Maryun menatap wajah Nanda lekat-lekat. Dia paham benar ada kecantikan alami di sana. Kecantikan yang belum terpoles.

''Berapa umurmu?''

''18 tahun.'' Nanda menjawab dengan suara lirih.

''Baru lulus sekolah?'' suara Maryun melunak.

''I-iya, Om,'' jawab Nanda.

''Jangan panggil Om, Pak, atau Bapak. Panggil Maryun saja, mengerti! Lagi pula kita hanya beda sepuluh tahun, belum terlalu tua bukan?''

''Ma-Maryun,'' ucap Nanda ragu.

''Baiklah. Kamu akan tinggal di rumah ini sendiri. Nggak usah khawatir, di sini aman. Besok kita belanja keperluan kamu.''

Walau masih ragu, tapi Nanda tersenyum dan terlihat tenang karena Maryun bukan orang jahat seperti wajahnya yang galak. Dan lagi, dia tak harus menjadi jalang yang tak bertuan jika masih tinggal di Capital Club.

Maryun melirik sejenak pada Nanda yang tersenyum. Ada sesuatu dalam senyum gadis itu yang membuat jantungnya berdegup kencang saat itu juga. Tanpa sanggup dia temukan sebabnya.

''Terima kasih,'' jawab Nanda. Dalam hati dia teramat senang.

Sejak malam itu, Maryun tidak setengah-setengah dalam mengurus Nanda. Memenuhi segala keperluan yang Nanda butuhkan. Membiayai kuliah gadis itu, bahkan bertanggung jawab dengan mengirimi orang tua Nanda uang tiap bulannya.

Hubungan mereka tertutup rapat, untuk sementara hanya mereka berdua yang tahu.

Bersama Maryun, Nanda merasa tenang. Bersama Maryun, Nanda merasa aman terlindungi. Pelan-pelan rasa cinta pada laki-laki itu tumbuh sempurna.

Selama hampir tiga tahun Maryun berusaha meredam hasratnya, hanya sebatas ciuman dan pelukan yang mereka lakukan, walau sebenarnya Maryun sangat ingin memiliki Nanda seutuhnya.

Symphony Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang