Sembilan

708 24 10
                                        

Cause I'd sleep forever if you leave
Give up the world so you would see
That I'd have you in my dreams
Than wake up without you

See you in my dreams ~ We The Kings

                                  =====¤¤=====

Dipta memasuki sebuah kantor yang didominasi warna biru, PT. Aquamarine. Dipta dan Bara menghampiri meja resepsionis.

''Mau bertemu sama pak Hans Lumintu, sudah janjian. Dari Banyan,'' ucap Bara.

''Baik, sudah ditunggu. Silahkan masuk ke ruang meeting sebelah kiri ini Pak.'' Resepsionis menunjuk ke arah ruangan kaca.

Mereka kemudian memasuki ruang meeting yang besar. Dipta dan Bara mengambil tempat duduk bersisian. Tak lama kemudian beberapa orang memasuki ruangan.

Dipta tersenyum ke salah satu dari mereka dan langsung mengulurkan tangannya.

''Pak Hans, senang bertemu anda lagi!'' sapa Dipta. Hans Lumintu, seorang laki-laki paruh baya yang kelihatan tegas menerima jabat tangan Dipta dan tersenyum lebar.

''Senang bertemu kalian juga, Dipta dan pak Bara. Silahkan duduk semua.''

''Maaf, kami langsung saja pak Hans. Bagaimana penawaran dari Banyan?'' tanya Dipta, setelah mereka mengambil tempat duduk masing-masing.

''Kami sudah melakukan rapat Direksi untuk menentukan pihak Banyan atau Nagoya yang lebih berkompeten. Dan, congratulation semoga kerja sama ini bisa saling menguntungkan.''

''Tentu. Terima kasih banyak pak Hans, semoga Banyan tidak mengecewakan anda!'' Dipta dan Bara saling mengangguk puas.

''Berterima kasihlah juga pada istrimu....'' ujar Hans Lumintu tersenyum menggoda.

''Raven??''

''Ya siapa lagi, memang istrimu ada berapa? Terlepas dari benefit yang lebih menguntungkan jika bekerja sama dengan kalian, istri saya memaksa harus bekerja sama dengan Banyan. Seminggu yang lalu, mereka satu penerbangan.''

Dipta mengernyit heran. Raven... Apa yang telah dilakukannya lagi.

                                        =====¤¤=====

Berkumpul dengan kedua kakek dan neneknya, juga Hana adalah hal yang paling membahagiakan untuk Raven saat ini. Diliriknya ponsel di atas tempat tidur, lebih dari lima puluh panggilan dan pesan yang tak kalah banyak yang dia kirimkan untuk Dipta selama kepergiannya tak satupun berbalas.

''A mui!! Sek man can sin!'' terdengar teriakan dari balik pintu.

''Hai!!''

Steam fish, tumis kailan, tumis paprika dicampur daging sapi, serta sup rumput laut telah tersaji. Kungkung dan Mama duduk bersebelahan, sementara di seberang meja ada Raven dan Hana.

''Lei ke lokung, timkai mou lah??'' tanya Kungkung untuk kesekian kalinya akibat penyakit lupa karena sudah termakan usia.

''Goe coye, mou sigan,'' jawab Raven tak bersemangat. Ada yang kembali menusuk hatinya, memikirkan kemungkinan Dipta saat ini sedang bersama Nanda.

''Kem mafan! A mui, jankan lei mou fenkao sin. Ngo thei tha mahjong.''

''Ngo nganfen a kungkung.'' jawab Raven.

Raven kembali masuk ke kamarnya. Matanya membelalak sesaat saat melihat satu panggilan dan satu pesan masuk dari Dipta.

Lokung : Kapan pulang?

Symphony Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang