Delapan Belas

1.5K 39 24
                                        

Sakura, Chiru
~GACKT~

Dipta melangkah ke arah jendela yang ada di salah satu dinding ruang tamu. Mengamati halaman samping rumahnya yang bisa dilihatnya dengan leluasa dari jendela tersebut. Angin malam yang berhembus kencang menampar wajahnya sama sekali tak membuatnya kedinginan meski dia hanya memakai kaus biasa.

Aroma basah daun cemara dan mawar menyergap indera penciumannya. Menguarkan memori tentang pemilik taman yang telah pergi sembilan bulan yang lalu tersebut dalam benaknya. Ditatapnya sebuah lukisan yang terletak di atas piano. Lama dia memandang, membuatnya semakin yakin dengan apa yang seharusnya dia lakukan.

 Lama dia memandang, membuatnya semakin yakin dengan apa yang seharusnya dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

##########

Ruangan itu cukup besar, dan sudah terlihat penuh oleh pengunjung. Musik klasik menggema indah dan mendayu-dayu, menghanyutkan, terkadang menghentak keras penuh gairah.

Di sisi kanan panggung, terdapat piano. Seorang perempuan cantik tampak duduk tepat di depan piano hitam tersebut. Gaun merah panjang yang ia kenakan tampak kontras dengan warna kulitnya yang sedikit pucat, rambutnya yang panjang tergerai indah.

Wajah para penonton terlihat serius, terombang-ambing oleh gerakan indah gemulai para penari dengan kostumnya yang merah menyala, sebuah gaun merah penari flamengo. Tubuh mereka mulai bergerak maju, lalu berputar, melompat, lalu berputar lagi. Penonton seakan terhipnotis dan terbawa oleh suka cita yang disampaikan oleh para penari itu. Suara tepuk tangan riuh membahana, beradu dengan dentingan piano dengan lagu Mojito.

''Aku menyukai permainan piano Raven, dia keren!'' ucap seorang gadis cantik -Rien- dari bangku penonton.

''Dan menurutku dialah magnet pertunjukan kali ini,'' sambung seorang pemuda yang duduk di sebelah Rien sambil bersedekap. Wajahnya berbinar penuh kepuasan.

Rien menoleh dan menatap pemuda tersebut. ''Arigatou. Terima kasih Arjun sudah menemaniku malam ini.'' sekali lagi Rien menatap Arjun, pemuda yang selama ini dicintainya diam-diam.

Di panggung, Raven kembali bersiap-siap. Ketika perlahan-lahan tirai terbuka, jemari lentiknya dengan lincah memainkan lagu Panthom of the opera, mengiringi dua balerina kembar Noru dan Yuki. Dan lagi-lagi penonton dibuat takjub.

Sementara itu, di bangku barisan paling belakang, seorang laki-laki tersenyum simpul mengamati Raven. Ada kerinduan yang terpancar jelas dari sorot matanya. Sama seperti tiga malam sebelumnya, malam ini pun dia kembali menjadi pengagum rahasia.

##########

Suasana riuh terjadi di belakang panggung usai pertunjukan. Aura kebahagiaan, kepuasan, dan kelegaan sekaligus haru menyelimuti tiap orang yang menjadi bagian dari pertunjukan selama empat malam tersebut.

''Ra san, anata no kettei ni jishin o motte imasu ka? Anata ga shitteiru, ware ware wa tashika ni hijou ni ushinau koto ni narimasu,'' ucap Usagi, salah satu rekan Raven.

''Gomenesai. Shikashi watashi ga kaesu jikan desu,'' jawab Raven lirih, matanya sudah berkaca-kaca.

Sembilan bulan yang lalu, setelah perpisahannya dengan Dipta, Raven mengasingkan diri ke Jepang. Di Negara matahari terbit inilah dia bertemu Usagi, pemilik sanggar Sakura Belle.

Raven mengajar ballet untuk anak di bawah usia lima tahun, sekaligus mengiringi mereka bermain piano saat ada pertunjukan seperti saat ini. Mengajar ballet pekerjaan yang sangat menyenangkan baginya. Dan malam ini, sanggar Sakura Belle mengadakan pertunjukan empat malam berturut-turut dipenghujung akhir tahun.

''Raven san! Dareka ga anata ni kore o soushin shimashita.'' seorang gadis nampak kepayahan membawa bucket mawar segar, kemudian menyerahkannya pada Raven.

''Ohana. Mai ban. Watashi wa anata ga himitsu no hito o motteiru to omoimasu.''

Raven tersenyum, dia menghidu aroma mawar segar yang menyejukkan jiwanya. Aroma yang mengingatkan pada tempat di mana dia ingin pulang. Dibukanya kartu yang terselip di antara rimbunnya bunga.

''Membiarkanmu pergi memang bukanlah cara terbaik. Tapi memohonmu untuk kembali pun bukan cara yang tepat. Biarlah Tuhan pertemukan kita dengan cara-Nya yang indah''
~S~

#####  S E L E S A I  #####

Saturday, 14 May
    Ayue

Symphony Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang