A Guy Who Likes Her

314 23 4
                                    

-"why we always fall in the wrong time or sometimes wrong person?"-

****

Lagu Closer dari The Chainsmoker yang dimainkan dengan gitar terdengar memenuhi penjuru kamar Arky. Laki-laki itu bukan sedang meng-cover lagu, ia cuma iseng-iseng main gitar yang udah lama dipajang di kamarnya tanpa disentuh sedikit pun. Selain itu, Arky gak punya kerjaan alias gabut, makanya dia nyoba-nyoba mainin gitar, hitung-hitung mengasah kemampuannya.

"Lu maen gitar lagi?"

Terdengar suara dari ambang pintu, Arky memutar posisi duduknya dan mendapati sepupunya sedang berdiri tidak jauh dari pintu dengan jersey futsal dengan logo tim futsal SMA Garuda.

"Ketuk pintu dulu lain kali," Arky kembali ke posisi semula dan kembali memetik senar gitarnya.

"Pintunya kebuka tadi, ya udah gue masuk aja," balas sepupunya.

Sepupu Arky bernama Yori. Dia berumur setahun lebih tua daripada Arky, wajah mereka lumayan mirip, hanya saja tubuh Arky sedikit lebih tinggi daripada Yori. Keduanya bersekolah di sekolah yang sama dan tergabung di dalam klub futsal yang sama.

Yori beringsut duduk di atas karpet; menghadap Arky yang sedang menatap jendela kamarnya yang terbuka. Laki-laki itu membawa bola di tangannya, bersiap-siap hendak melemparkannya kepada Arky.

"Numben lo kesini," kata Arky tanpa melihat ke arah Yori.

"Gabut gue di rumah, masa ga boleh?"

"Ga."

"Ah lu mah pelit."

Arky mendengus kecil. "Buruan ngomong, lo mau apaan?"

"Ga ada," keduanya kembali membisu. Arky sibuk dengan senar gitarnya dan Yori bersiul-siul sambil memantul-mantulkan bola ke lemari di kamar Arky. "Gue mau nanya."

Arky menelengkan kepalanya sejenak dengan alis tebalnya yang terangkat. "Yaudah tanya."

"Tapi lo jawabnya serius ya, soalnya gue gak lagi bercanda."

"Lo mau seriusan? Lo mau pacaran gitu? Sama gue? Lo homo?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari Arky membuat Yori kesal dan langsung melemparkan bola di tangannya ke arah Arky. Untung saja Arky bisa menangkisnya sehingga bola itu gak mengenai kepalanya.

"Gue beneran ini, goblok."

Arky bergumam mengiyakan, tapi ia tetap berkutat dengan senar gitarnya yang perlu diperketat.

"Tadi pagi, gue ketemu cewek cantik banget di kantin," kata Yori membuat Arky langsung mengeluarkan smirk-nya. Iya sudah tahu betul, Yori selalu cerita tentang perempuan yang ia taksir kepada Arky, jadi Arky sudah terbiasa, "lo kalo ngeliat mukanya, pasti bawaannya adem aja, pengen cepet-cepet ngehalalin."

Arky mendengus geli. "Lo juga bilang gitu waktu lo naksir anak kelas sepuluh yang keturunan pakistan itu. Nyatanya lo ga bertahan sampe sebulan."

"Tapi ini tuh beda, bro!"

Arky menaikkan sebelah alisnya, meremehkan. "Lo juga bilang gitu pas lagi naksir-naksirnya sama mantan lo."

TS [3] Fixed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang