About Him

14 1 0
                                    

"The best relationship begins as a friendship. Couples who were initially best friends tend to last longer."

****

Bel istirahat pertama baru saja berdentang kencang, Arey tiba-tiba sudah ada di ambang pintu ruang kelas Febby. Ia langsung bergegas menghampiri Febby yang masih berkutat dengan pr kimia yang belum diselesaikannya. 

"Febby, lo kok ga bales chat gue sih?!" Arey misuh-misuh.

Febby mengusap-usap wajahnya yang tampak sedikit lebih pucat dari biasanya. "Lo kan tau gue jarang pegang hp."

"Tapi lo ngilang hampir dua hari, anjing!" Eci yang duduk di sebelahnya ikut-ikutan.

"Iya kan, Ci?! Gue tuh khawatir sama elo, kalo aja gue ga ikut arisan keluarga di Puncak, gue udah samperin rumah elo semalem."

"Lebay lu, ah."

"Lu dibawa kemana sama si Darenan kemaren?" Arey langsung bertanya to the point.

Febby, Eci dan Chacha yang awalnya sedang mengerjakan pr kimia pun kompak menghentikan gerak tangannya dan beralih menatap Arey. Chacha dan Eci menatap Arey dengan mulut setelah terbuka sedangkan Febby melotot kepada Arey.

"Lo sama Darenan?" Kompak Eci dan Chacha bertanya pada Febby.

Febby berdecak. "Gak ada apa-apa. Gue bisa jelasin."

"Kok lo ga cerita sama kita?" tanya Eci sambil memberengut kesal.

"Gue ga ada waktu, gue sibuk ngerjain tugas-tugas gue yang numpuk gara-gara gue sibuk jadi panitia. Ga ada yang penting banget juga antara gue sama Darenan," jawab Febby kemudian kembali menulis.

Arey mengambil posisi duduk di sebelah Chacha. "Terus kemaren dibawa kemana sama itu anak?"

"Gue cuma dianter pulang, tapi dia ngajak drivethru mekdi-"

"HAH?! LO GAK DIAPA-APAIN KAN?!" toa Arey dan Eci sebelum Febby sempat menyelesaikan kalimatnya.

Untunglah kondisi kelas saat itu sedang sepi berhubung istirahat sedang berlangsung, hanya ada mereka berempat disana. 

"Diapa-apain gimana maksud lo?" tanya Febby dengan dahi mengernyit bingung.

Chacha yang tak mengerti sama sekali dengan percakapan ketiga temannya pun hanya menjadi pendengar yang baik.

"Lo terlalu polos atau bego sih, Febby?" Eci merutuk kesal "drivethru mekdi tu cuma gimmick doang. Itu bahasa alus dari skidipapap wadidaw ewita di mobil!"

Febby semakin mengernyitkan dahinya dan membelalak lebar. "Masa?!"

Arey berdecak. "Gue tuh enam tahun kenal Darenan, isi kepala Darenan itu bisa gue baca. Saking demennya maksiat, malaikat aja resign nyatat amal dia," papar Arey "udah rahasia umum kali, Feb, kalo gengnya si Darenan hobinya bobo sama cewe sana-sini. Apalagi Darenan, hari ini bobo sama cewe besoknya udah lupa nama tu cewe. Mereka tuh blangsak banget. Gue sering denger mereka pamer cewe yang ditidurin, mereka bangsat-bangsat semua kalo masalah cewe."

"Jangan sampe lo kemakan pesona cowo kek dia, Feb. Udah cukup banyak dede gemes jadi korbannya. Lu gausah nambah-nambahin ya," Eci memperingatkan.

Febby terdiam. Ia tidak tahu harus merespon apa. Perlakuan Darenan tempo hari memang membuat citra buruk Darenan di matanya sedikit meluntur, namun mengetahui beberapa informasi yang disampaikan Arey dan Eci barusan membuatnya sedikit terperangah. Febby selalu jengah dengan laki-laki yang hobinya tidur sana-sini dengan banyak perempuan seakan-akan gak bisa mengontrol alat kelaminnya, ditambah lagi dengan hobinya anggar jago karena sudah berhasil meniduri banyak perempuan, Febby makin ilfeel.

TS [3] Fixed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang