He Cares

215 18 0
                                    

-"Best way to not get your heart broken is to pretend you don't have one.'-

****

Arky memasukkan buku-buku mata pelajaran hari ini asal-asalan ke dalam tasnya. Kemudian berlari menuruni tangga tanpa menutup pintu kamarnya dan menghampiri kedua orangtuanya di meja makan—rutinitas sehari-hari.

"Ga sarapan dulu, Ky?" Tanya Ryan-ayahnya begitu mendapati Arky berjalan tergesa-gesa.

"Gak, Yah, udah telat. Bun, Arky berangkat," pamitnya sambil berjalan keluar rumah.

Arky terburu-buru masuk ke dalam mobilnya. Hari ini ia tidak membawa motornya seperti biasa. Motornya sedang di-service karena remnya sedikit macet.

Arky melempar tasnya masuk ke dalam mobil dan ia duduk di balik kemudi. Lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi dan ia baru saja keluar dari halaman rumahnya. Telat mungkin hal yang kelewat biasa bagi Arky tapi untuk hari ini ia tidak mau telat.

Arky gak sengaja menoleh ke arah dimana tasnya tergeletak dengan beberapa kertas nyaris keluar dari dalamnya. Salah satunya adalah map berisi tugas Bahasa Inggris-nya yang dikerjakan oleh Febby.

Tiba-tiba kepala Arky dipenuhi dengan intuisi yang berkaitan dengan Febby. Perempuan itu entah kenapa begitu gencar mendekatinya—dalam arti ingin menjadi temannya. Arky gak tega sebenarnya, Febby cuma mau menjadi temannya tapi kenapa ia menolak kehadiran perempuan itu sebegitunya?

Arky mulai berpikir untuk sedikit saja membuka ruang untuk perempuan tersebut. Membiarkan Febby berada di dekatnya tanpa merasa risih sepertinya bukan masalah. Febby termasuk pribadi yang menyenangkan karena ia mudah sekali dekat dengan anak-anak sekelasnya. Ia sudah terlalu lama menjauhkan diri dari siapa saja, berusaha tidak tersentuh karena tidak ada yang pernah mencoba. Tapi kali ini Febby berusaha, kenapa ia harus menolak sekeras itu?

Arky masih ingat kejadian kemarin sore. Hujan deras mengguyur Jakarta, Arky yakin sekali banjir akan menggenangi daerah-daerah pinggiran sungai. Saat itu Arky masih di gedung futsal—latihan seperti biasa. Meskipun udara dingin terasa hingga ke tulang, Arky berkeringat karena sibuk mengoper dan berusaha memasukkan bola ke gawang.

Waktu latihan tertinggal 5 menit, Arky berdiri di sisi lapangan, bersiap menerima bola dari temannya, tapi gak sengaja dia mendapati ada seseorang yang seharusnya ga ada disana saat itu.

Febby—perempuan yang tertangkap basah olehnya sedang memeriksa lokernya itu— terlihat membuka tasnya perlahan. Arky ingin meneriaki perempuan itu dari lapangan tapi ia bungkam ketika perempuan itu mengeluarkan map dari dalam tas miliknya dan kemudian memindahkannya ke dalam tas Arky. Saat itu, bola dari timnya sudah sampai ke hadapannya, tapi Arky seakan tidak memperdulikannya. Ia lebih memilih memperhatikan gerak-gerik Febby saat itu. Sampai pada akhirnya Febby mengembalikan tasnya seperti semula dan melangkah menuju pintu keluar. Arky mendengar Alde meneriakinya untuk memasukkan bola ke gawang. Arky pun langsung menendang bola, tendangan dari sudut kiri yang langsung goal bersamaan dengan pluit dibunyikan. Teman satu tim Arky bersorak, sementara itu Arky berlari meninggalkan lapangan mengikuti Febby yang sudah keluar dari gedung itu.

Arky tak sempat menghadang Febby. Perempuan itu sudah berbaur bersama hujan yang turun rapat dan deras. Arky tak habis pikir kenapa perempuan itu rela menerobos hujan hanya demi tugas tidak seberapa yang Arky mangkir darinya. Febby terlihat menggigil kedinginan sebelum masuk ke dalam mobil membuat Arky merasa begitu bersalah, hati kecilnya masih berfungsi dengan baik untuk kasihan pada orang lain. Seragam sekolahnya kuyup dan rambut brunette nya basah. Arky tidak berbuat apa-apa selain membiarkan Febby masuk ke dalam mobil begitu saja tanpa menyadari keberadaannya.

TS [3] Fixed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang