Skors

92 8 0
                                    

-"He was never in my vocabulary until one day he became the only word I know."-

****

Febby sudah kembali bersekolah seperti biasa setelah tiga hari dirawat di rumah sakit. Setelah kejadian ia pingsan dan dibawa Darenan kepada para petugas medis, Febby langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat. Arey, Eci dan Rizka sengaja menunggui sampai ia sadar, tetapi selama satu harian, Febby tidak kunjung sadar hingga harus dibawa ke rumah sakit. Entah ia benar-benar pingsan atau keenakan tidur.

Febby baru saja menginjakkan kakinya di depan pintu kelas yang sangat gaduh itu. Tiba-tiba seorang anak laki-laki sudah menabraknya dari belakang membuat ia merengut jengkel.

"Apaan sih lo?" Ujarnya sembari berbalik melihat ke arah laki-laki yang sangat tinggi itu.

"Kalo udah ditolongin itu, bilang makasih dong. Gak sopan," kata laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Darenan.

Febby hanya mendengus. Kemudian, tanpa mengucapkan terimakasih atau apapun kepada Darenan, ia justru berjalan masuk ke dalam kelas dan duduk di kursinya. "Dir, tu orang nyariin elo." Kata Febby kepada Dirwan yang memang duduk di belakang Febby.

"Siapa, Feb?" Tanya Dirwan.

"Ga tau gue, samperin aja sono."

Dirwan ternyata mudah dikelabui, detik selanjutnya, laki-laki itu sudah menghampiri Darenan yang berdiri di depan pintu dengan muka masamnya. Sementara Febby pura-pura tidak tahu, ia memilih untuk mengecek ponselnya.

Ketika Febby tengah asik scrolling instagram, ia dikagetkan oleh suara gebrakan di mejanya. Febby mendongak, belum sempat ia menyemburkan sumpah serapah, orang yang berada di hadapannya itu sudah lebih dulu berteriak.

"FEBIHHH, LO KOK GAK BILANG LO DEHIDRASI?!?!" Pekik laki-laki itu dengan mata hendak keluar dari tempatnya.

Sementara yang ditanya hanya menatapnya datar, kemudian kembali menundukkan kepalanya-menatap hpnya. "Telat lu."

Laki-laki yang tak lain adalah Arky itu langsung duduk di samping Febby. Dengan wajah serius ia berkata, "ck! Karna lo gak ngomong!"

Febby menoleh, matanya menyipit. Lantas ia berkata lagi, "telat lu."

"Ih, Febih seriusan!"

"Nama gue Febby bukan Febihhhh."

"Ck, terserah. Kenapa lo gak ngasi tau gue?! Coba kalo lo ngomong sama gue, pasti gue bakalan langsung ngegendong elo-"

"Modus lu."

"Ih, gue seriusan."

"Iya, modus lu."

"Lagi mens ya lo?"

Kontan pertanyaan Arky yang menurut Febby sangat tolol sekaligus polos itu dihadiahi sentilan kencang di dahinya. Muka Febby merah padam. Bukan apa, Arky mengatakannya dengan suara lantang membuat orang-orang melihat ke arahnya.

"Berisik banget sih lo, Arky! Diam gak! Aib orang dibuka-buka!" Bentak Febby geram.

"Ha! Tuh kan, bener gue. Lagi mens makanya marah-marah mulu. Sini gue beliin ayam telletubbies biar lo gak marah-marah."

"Ayam telletubbies gigi lu nungging. Jauh-jauh sana, dosa besar gue deket-deket sama lo."

"Awas ya kalo-"

"Arky, Febby, lo bedua disuruh ke ruangan kepsek."

Belum sempat Arky melanjutkan kalimatnya yang menggantung, Rama sudah menyela lebih dahulu. Tentu saja kalimat Rama membuat Febby maupun Arky langsung berkerut-kerut bingung.

TS [3] Fixed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang