Una POV
Tiba-tiba... Sebuah tangan melingkar indah dipinggangku memelukku dari belakang dan dagunya bersandar di lenganku. Sontak aku membuka mataku dan berbalik melihat siapa orang itu. David??
"K-kak David?" aku menatapnya, tangannya masih memeluk pingganggu
"Apa yang kakak lakukan disini? Kakak mau menertawakanku?" sekuat tenaga aku menahan air mataku dan berusaha melepas tangannya. Dia tidak menjawabku, dia menatapku dan lalu memelukku
"Kak, apa mau kakak? Apa kakak mau mengajakku ONS ?" aku terisak
"Zztts, cukup. Biar dulu seprrti ini" dia mempererat pelukannya.
Aku memejamkan mataku dan menikmati pelukan ini, setelah cukup lama aku melepasnya. Dia menatapku bingung.
"Kak aku mau tanya sama kakak, apa aku sehina itu sampai mereka menghinaku? Apa aku tidak boleh berpenampilan seperti mereka? Apa penampilanku masih norak? Apa penampilanki seperti seorang yang biasanya diajak one ni....."
Belum sempat aku melanjutkan pembicaraanku, David mencium bibirku, melumatnya lembut, aku hanya diam terpaku tidak percaya apa yang ia lakukan padaku, aku tidak membalas ciuamannya, ini pertama kalinya aku berciuman, dia menggigit bawah bibirku sontak mulutku membuka dan dengan cepat dia memasukan lidahnya kedalam mulutku, menjelajah setiap inchi dan bergulat dengan lidahku. Tanganku yanh sedari tadi diam sekarang telah melingkar indah di lehernya, kakiku sedikit berjinjit(?) tangannya memeluk pingganggu dan tannganya yang lain meremas pantatku. Aku memejamkan mataku menikmati sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.10menit sudah aku berciuman dengannya, ciuman yang berawal lembut menjadi ciuman nafsu. Kami melepaskan ciuman ini karena sama-sama kehabisan nafas, dan kakikupun terasa pegal karena harus menyeimbangi tinggi badannya yang sedikit lebih tinggi dariku.
Jason POV
Aku melihat Una menangis dan berjalan didepanku. Aku mengikutinya dan dia masuk ke toilet. Aku mencoba mengetuk pintunya dan bertanya apakah dia baik-baik saja. Tapi tak ada jawaban, hanya suara tangisan yang terdengar.
Aku memutuskan untuk menelpon sahabatnya, tata.
"Hallo Jason?"
"Eh lo dimana? Ini Una nangis-nangis aduh"
"Iya ini gue lagi nyari dia, dan dimana lo sekarang?"
"Gue didepan pintu masuk toilet lo kesini" aku memutuskan panggilan
"Aduh! Pakek acara mau pipis lagi!" aku segera masuk toilet pria dan sial! Disini terlalu banyak dan aku harus menunggu cukul lama!
Setelah aku pipis dan keluar, aku melihat tata dan pacarnya menunggu didepan pintu masuk toilet.
"Mana Una?" tanya tata khawatir
"Ayok ikut gue!" aku masuk dan sial! Pintunya sudah terbuka dan menandakan tidak ada orang disana
"Manaa una Jas??"
"Tadi dia disini sumpah gue ga bohong nangis-nangis dia!" ucapku yakin
"Astagaa! Apa kata mamanya kalo gue ga bawa dia pulang!" tata menangis dan memeluk Juan pacarnya
"Sstt sabar sayang una pasti ketemu!" Juan membelai rambut tata
"Ayok kita cari!" aku dan kedua pasangan ini keluar dan mencari dimana Una.
Harus kucari kemana lagi dia? Aku lelah! Apakah dia loncat dari atas gedung? Apakah dia bunuh diri dan dibawa kabur seseorang?
"Ahh unaa!! Dima..." belum sempat ku teruskan teriakanku aku melihat sebuah pintu yang menuji ke sebuah balkon, aku mendekat ke pintu itu dann.. Unaa?? Kak David?? Mataku membulat sempurna melihat dua pasang manusia sedang berciuman mesra.
"Eh lo malah disini mana un..." tata dan juan yang tiba-tiba datang mengikuto arah pandangku dan terbengong melihat apa yang dilakukan Una dan David 'kakakku sudah berubah nih, dia mulai nakal' batinku tersenyum dan pergi meninggalkan dua pasang manusia yang sedang jatuh cinta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
RandomCinta berawal dari kesukaan kepada klub sepakbola Private story, yang mau baca wajib follow author duluu, terima kasih :) (18+)