PART 40

66.6K 1.7K 2
                                    

Pertandingan telah berjalan selama 60 menit. Yang membuatku semakin bahagia adalah herrera sudah mencetak 2 gol. Skors saat ini 2-0.

"Goaall" teriak dari pendukung tim tamu terdengar. Ya, tim tamu berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.

Tim MU mengalami kesulitan menerobos pemain dari tim Lawan. Tiba-tiba Pada menit ke 75, herrera bertabrakan dengan Pemain tim lawan dan membuat bibir bagian bawahnya mengeluarkan darah yang cukup banyak. Aku sangat khawatir.Herrera diperintahkan untuk menepi sebentar membersihkan darah dibibirnya. Ia kembali lagi memasuki lapangan sambil membawa tissue yang ia tempelkan terus pada bibirnya. Dan pada menit ke 88 tim tamu berhasil menerobos pemain MU yang membuahkan gol untuk tim lawan. Skors menjadi sama 2-2.

Tambahan waktu 4menit. Herrera sudah membuang tissuenya. Dan tim MU sudah mulai menyerang tim Tamu kembali. Pada menit ke 93 herrera terus berlari kedepan menuju gawang tim lawan. Saat tepat berada 11 meter di depan gawang dan tanpa penjagaan, herrera menendang bola yang ia giring kemudian.....

"Goaaaallll" teriakku dan semua suporter MU. Herrera berhasil membawa MU menang pada menit akhir dan Membuat hattrick (ngegolin 3x) aku sangat bahagia dan bangga padanya. Air mataku menetes dengan sendirinya karena bahagia. Teman-temanku yang menonton bersamaku memelukku satu persatu. Dan semua pemain MU juga memeluk herrera.

Pertandingan selesai dan dimenangkan oleh tim MU. Aku menemui keluargaku dan keluarga herrera. Mereka mengucapkan selamat dan terharu dengan apa yang herrera beri untukku. Aku kembali ke Apartemen bersama keluarga karena herrera harus berkumpul dan diwawancara dengan tim terlebih dahulu.

Kami berkumpul bersama diapartemen. Herrera sudah menyiapkan sebuah pesta untuk keluarga, pemain MU beserta sang kekasih, staf pelatih dan petinggi MU tentunya. Pesta akan diadakan disebuah hotel berbintang. Keluarga ku dan keluarga herrera tengah bersiap. Kulihat herrera sudah kembali dan mengobrol bersama Papa dan Kak Paul.

Aku sudah siap dengan dress ketat berwarna merah maroon tanpa lengan, diatas lutut dan memiliki belahan dada V dengan tali dileher. Bagian belakang dress dari leher sampai pinggang tak tertutup. Rambutku aku sanggul. Aku memakai make up natural, hanya saja bibirku Ku poleskan lipstick merah menyala.

"Kau sangat cantik" puji herrera sambil memeluk pinggangku.

"Mandilah, kita akan bersenang-senang"

"Tunggu aku" ucapnya mencium bibirku sekilas kemudian menuju kamar kami, maksutku kamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya.

*******

Kami tengah berkumpul bersama. Makan malam bersama dan mengobrol bersama.

"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Blind pemain Senior

"Mungkin minggu depan" ucap herrera santai.

"Sayang kamu serius?" tanyaku yang hanya diangguki olehnya.

Pukul 10 malam, kami memutuskan untuk mengakhiri pesta dan pulang. Aku dan herrera berkumpul dengan keluarga untuk membahas pernikahan.

"Hmm minggu depan ya? Konsepnya apaa?" tanya mama

"Modern" jawab herrera

"Indoor" jawabku

"Bertema Bola" jawab herrera kembali.

"Pokoknya semua harus bernuansa Merah" ucapku

"Ihh putih yangg" ucap herrera tiba-tiba tak terima.

"Merahh"

"Putih"

"Ihh merah"

"Ihh putihhh"

"Oke stopp!" teriak Papa, kulihat semua orang yang berada di ruangan ini memperhatikanku dan herrera.

"Yasudaah merah-putih sajaa" ucap Bunda Coolen menengahi.

"Okke" jawabku dan Herrera serempak.

"Oke sayang, besok kita ke London bersama Bunda dan Kak Sofi juga, buat ketemu sama Weeding Organizer nya" ucap Mama

"Aku tidak bisa ikut" jawab herrera tiba-tiba, aku segera menatapnya tajam.

"Kenapa? Bukankah kau kosong?"

"A-ku harus bertemu seseorang" ucap herrera gugup "jika sudah selesai dengan urusanku, aku akan menyusul" ucap herrera menatapku juga.

Aku membuang mukaku menghindar kontak mata darinya. Ingin bertemu dengan siapa dia? Mengapa dia masih mementingkan urusan yang lain dibandingkan urusan pernikahan sendiri?

"Lalu poto preweed kalian akan dilakukan dimana?" tanya kak sofi

Aku tak sempat berfikir. Pikiranku masih memikirkan herrera. Dengan siapa dan kemana sebenarnya dia akan pergi?

"Di Old Trafford saja kak. Aku gamau terlalu ribet" ucap herrera memutuskan tanpa persetujuan dariku.

"Baiklah, aku akan menelpon potografer disini yang cukup terkenal, lusa mungkin kalian sudah bisa berfoto" ucap kak paul membantu.

"Apa kau setuju Na?" tanya kak Sofi yang sedari tadi melihat perubahan mukaku yang hanya terdiam. Sedangkan Herrera? Dia sih ga PEKA!

"Sayang kau setuju kan?" tanya herrera

"Terserah" aku berdiri dan meninggalkan mereka kemudian memasuki kamarku. Kulihat semua orang disana memperhatikan kepergianku.

Herrera POV

Una pergi memasuki kamar meninggalkan kami yang sedang membahas pernikahan. Ya, besok aku memang tidak bisa ikut karena harus merencanakan Sesuatu. Ulang tahun Una! Ya bertepatan pada lusa saat kak paul mengatakan pada hari itu juga akan menjalani poto preweeding.

"Hmm gagal nikah nih" ledek Varela kepadaku. Aku menatapnya tajam

"Sstttsss" desis bunda.

"Yasudah, bunda mama dan kak sofi istirahat dulu ya" ucap bunda kemudian meninggalkanku dan yang lain. Bunda, mama dan kak sofi tidur satu kamar, kebetulan semua kasur diapartemenku berukuran King Size. Sementara Papa, Kak Paul dan Varela, tidur di lantai beralas kasur lantai atau disofa.

Aku membuka pintu kamar yang tadi dimasuki oleh Una. Dan, syukurlah dia tidak menguncinya. Kulihat dia tengah berdiri di samping jendela menatap lurus pemandangan kota Manchester di malam Hari.

"Hai, kau belum tidur rupanya" ucapku sambil memeluknya dari belakang.

"Kau, tidurlah" jawabnya singkat, aku tau dia kesal denganku karena tidak bisa menemaninya.

"Aku ingin tidur denganmu" rayuku kemudian mengecup pundaknya "Bahkan aku belum merasakan kecantikan istriku malam ini, kau juga belum menyembuhkan luka di bibirku" ucapku dan membuatnya berbalik menghadapku. Tangannya menangkup kedua pipiku. Mata kami bertatapan "Kau sungguh menggoda memakai dress sialan ini" ucapku memeluk pinggangnya dan memperdekat jarak kami.

Cup! Dia menicium bibirku. Melumat bagian bawah bibirku. Aku membiarkannya bermain sendiri. Aku menahan sedikit perih karena luka dibibirku masih belum pulih dan Una menghisapnya pelan. Saat aku akan membalas ciumannya, dia melepas ciumannya.

"Tidurlah diluar, aku ingin tidur bersama Mama" ucapnya kemudian berjalan meninggalkanku masuk ke kamar mandi.

"Shiit!" umpatku keluar kamar dan membuka kamar sebelah. Kulihat bunda dan mama sedang duduk dilantai dengan kertas dimana-mana, sedangkan kak sofi sudah terlelap dikasur.

"Loh ada apa sayang? Mukamu terlihat kesal?" tanya bunda

"Tak apa bun. Mama, una ingin tidur bersama mama"

"Eh? Yasudah mama bereskan ini dulu" jawab mama kemudian aku meninggalkan mereka berdua.

Aku tidur di lantai bersama Varela. Sedangkan papa tidur di Sofa panjang yang bisa diduduki 3 orang dan kak paul di sofa pendek yang biasa diduduki 2 orang.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang