Hari ini adalah hari kembalinya aku ke pertandingan bersama Tim Senior. Dua hari sebelumnya aku telah merencanakan sesuatu bersama rekan Tim, Staf Pelatih dan beberapa orang penting dalam Tim. Aku juga sudah merencanakan bersama keluargaku, dan keluarga Una, beberapa teman Una yang tinggal di Inggris juga para pacar atau istri tim Senior.
"Babe, kau semalam pulang jam berapa?" tanya Una yang saat ini kami sedang menonton tv.
"Jam 1, maaf sayang teman-teman mengajakku berpesta" ucapku meyakinkan Una dan membelai lembut rambutnya.
"Aku sangat merindukanmu, bahkan kau tidak mengirimku pesan" dia tampak cemberut
"Baiklah, lain kali aku akan selalu mengirimkanmu pesan" aku mengecup bibirnya dan dia mulai tersenyum. Ponselku berbunyi menandakan ada telfon.
Varela Calling...
Aku melirik Una sekilas dia tidak sedang memperhatikan Ponselku. Aku berdiri dan agak menjauh dari Una.
"Hallo?"
"Gue sama keluarga dan kami juga sudah menginap di apartemen Una" ucap Varela dari seberang sana.
"Bagus, gue udah koordinasi sama ticketing tempat duduknya kalian nanti ada yang memberi tau"
"Okee, yaudah gue tutup dulu" ucap Varela kemudian menutup telponnya.
"Siapa yang telpon?" tanya Ina yang ternyata sudah di belakangku.
"Eh? Hay sejak kapan kau disitu babe?" aku mencoba memeluk pinggangnya tapi segera ia tepis. Aku tau jika dia kesal padaku.
"Kamu tuh ih! Nyebelin banget sihh" Una memukul-mukul dadaku kemudian berlari masuk kamar. Sial, kamarnya ia kunci.
"Sayang buka, tadi itu bunda sayang" teriakku sambil mengetuk pintu kamar. Tidak ada jawaban darinya. Aku terus mengetuk pintu namun masih tak ada jawaban. Aku memutuskan untuk beristirahat di Sofa.
Pagi harinya aku terbangun karena bau masakan sedap khas Indonesia. Hmm ini bau tumis kangkung! Aku menuju dapur dan mendapati Una sedang memasak sesuatu disana.
"Hey maafkan aku" aku memeluknya dari belakang dan mencium pundaknya.
"Duduklah, aku sedang memasak untukmu" akhirnya dia mau membuka suaranya. Aku segera duduk di meja makan. Tak lama kemudian dia berjalan ke arahku membawa satu mangkuk makanan.
Una mengambilkan nasi dan lauk untukku seperti biasanya.
"Makanlah, nanti kau akan bertanding dan kau juga harus makan pisang juga" ucapnya perhatian padaku.
"Siapp komandan" ucapku semangat kemudian memakan hasil masakannya yang cukup enak.
Una POV
Hari ini aku akan menemani Herrera bertanding setelah lama ia menepi karena cidera.
Ya, kemarin sempat aku ngambek padanya karena dia sembunyi-sembunyi mengangkat telepon yang sampe saat ini aku belum tau siapa dia.
"Sayang aku berangkat dulu yaa" ijin herrera padaku yang sudah lengkap memakai pakaiannya. Aku membenarkan sedikit dasinya.
"Hati-hati, nanti aku akan datang"
"Harus" ucapnya kemudian mencium kening, hidung, kedua pipiku kemudian bibir.
Aku menghubungi pacar dari pemain senior MU Daley Blind karena aku akan berangkat bersama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
De TodoCinta berawal dari kesukaan kepada klub sepakbola Private story, yang mau baca wajib follow author duluu, terima kasih :) (18+)