Hidup dalam rumah kertas seperti ini bukan lagi satu kesusahan. Rumah kertas ini bukti sekali lagi betapa aku cuma dari kalangan anak-anak yang bingung. Sekali pun sejak dulu, para pemain yang bego menyusun atur dekorasi rumah kertas ini dengan tangan-tangan kasar, tidak pernah aku puja banggakan. Malah ia cukup menyesakkan. Aku bukan petualang yang enak pada tangan-tangan Tuhan dusta. Aku terlahir selaku petualang yang curang.
Usah ditanya, securang mana aku.
Cukup sahaja kalau kau tahu betapa enaknya minuman panas dari selang waktu antara terminal keretapi yang bergerak lembab dan pada saat kau berdakapan dengan mimpi dalam lingkar tangan kesejukan; juga katup gigi yang berlaga.
Rasanya sama kali jumlah rasa enak petualang curang yang aku teguk sepanjang hayat. Iyalah. Aku sudah tahu juga betapa bodohnya aku, cukup sekadar tahap itu.
YOU ARE READING
DAYYA-ISM
Random"Aku seorang pemikir yang mengalirkan tinta rasa ke muara hati tiap-tiap kalian." ; kalau tidak dapat kalian rasakan sekarang, mungkin saja nanti. (Bila aku sendiri sudah tidak ada lagi) Bukankah pemikir itu cuma diangkat fikirannya bila dia suda...