Kaki sudah berdarah terpijakkan selerak duri dalam rumput. Tapi dia tidak kisah, sebab dia masih ada tenaga untuk terus melangkah hingga jumpa garis penamat. Dia itu sering muncul pada waktu lena dalam mimpi dan kadang-kadang bila terjaga, aku masih terfikirkan dia.
Darah yang menitis terus dari telapak kaki itu bagaikan semangat hantu. Dia bangkit lepas dia rebah ke bumi. Dia gagah lepas di kata orang dia mati. Dia meronta dalam penat, mahu teruskan perjuangan. Dia pantang mati sebelum ajal. Dia tak gentar susah di masa ke depan. Dia cuma percaya, lorong jalan yang dia tempuh harus akhirnya bertemu cahaya.
Dan setiap kali aku tersedar dari mimpi yang sama di ulang tayang, jiwa aku ditiup semangat semula. Ia bangkit, sama seperti aku yang terjaga dari lena. Bangun dan bersiap untuk menjadi lebih perkasa!
YOU ARE READING
DAYYA-ISM
Random"Aku seorang pemikir yang mengalirkan tinta rasa ke muara hati tiap-tiap kalian." ; kalau tidak dapat kalian rasakan sekarang, mungkin saja nanti. (Bila aku sendiri sudah tidak ada lagi) Bukankah pemikir itu cuma diangkat fikirannya bila dia suda...