Sinar mentari pagi perlahan mulai memasuki celah kamar ini. Membuat siapapun di dalamnya merasa terganggu dalam lelapnya. Termasuk lelaki mungil berwajah cantik, Baekhyun. Terlihat dari tubuhnya yang menggeliat merasa tertanggu. Dengan perlahan mata indah miliknya terbuka meski harus kembali menyipitkan mata karena silaunya cahaya. Ia memejamkan matanya kembali dan memposisikan tubuhnya di dalam dekapan Chanyeol. Ia seperti lupa jika tengah berada di dalam kungkungan lelaki tinggi itu.
Baekhyun baru benar-benar membuka matanya kala dirinya baru mengingat jika..
"AAAA!"
.... dirinya bermalam dan tidur bersama Chanyeol.
Chanyeol terusik dalam tidurnya, tentu, terlihat dari dahinya yang mengkerut dan telapak tangannya yang menutup lubang telinganya. Seakan teringat sesuatu, lelaki ini segera membuka mata dan melirik sosok tubuh mungil yang tengah terduduk di sebelahnya. Helaan nafas lega ia keluarkan, ia takut jika Baekhyun melarikan diri darinya.
"Kau! Kenapa berteriak pagi-pagi? Astaga bahkan aku baru terlelap pukul 3 pagi." gerutu Chanyeol meski dirinya tetap berusaha terduduk.
Baekhyun melirik tubuh Chanyeol yang bertelanjang dada lalu setelahnya menatap selimut besar yang sejak semalam menyelimuti tubuhnya dan Chanyeol.
"Aku tidak berbuat apapun padamu. Aku berani bersumpah. Semalam ketika aku ingin tidur dan menyalakan pendingin ruangan, tiba-tiba saja wajahmu memerah dengan keringat di dahimu. Aku panik bukan main saat itu, terlebih lagi suhu pada tubuhmu meningkat. Jadi aku berfikir jika kau seperti ini karena pendingin ruangan ini.
Jadi aku naikan kembali suhu ruangan dan setelah itu suhu tubuhmu menurun. Dan aku tidak bisa tidur sama sekali, hingga aku memutuskan untuk membuka bajuku. Demi apapun aku tidak melakukan apapun padamu." jelas Chanyeol panjang lebar dengan tatapan cemas.
Tentu lelaki ini takut Baekhyun tidak percaya akan perkataannya yang memang adanya. Tatapannya melemah begitu ia rasa tidak ada sahutan dari Baekhyun, kepalanya tertunduk begitu saja.
"Aku akan mandi." ujar Chanyeol memutuskan dan berlalu menuju kamar mandi.
Baekhyun terdiam menyerapi kata demi kata yang Chanyeol katakan. Ia tidak bermaksud untuk menuduh Chanyeol yang tidak-tidak. Ia hanya terkejut tadi saat terbangun. Dan ternyata ini semua menyebabkan Chanyeol marah padanya.
Helaan nafas Baekhyun keluarkan, ia memilih untuk membersihkan kamar Chanyeol selagi lelaki itu tengah berkutat di kamar mandi. Setelahnya dirinya segera meloncat menuju dapur. Ya setidaknya membuatkan sesuatu untuk lelaki itu akan baik.
B
erkutat selama kurang lebih 30 menit di dapur, kini meja makan terlihat lebih indah karena beberapa makanan yang Baekhyun buat. Sejak tadi ia sebenarnya menunggu Chanyeol untuk keluar kamar, tetapi justru lelaki penolongnya itu tidak ingin keluar.
15 menit sudah Baekhyun habiskan untuk menunggu Chanyeol di meja makan. Tetapi nuraninya mengatakan jika Chanyeol tidak akan keluar. Maka dengan ragu ia memutuskan untuk memanggil Chanyeol di kamar.
"Chanyeol, apa ka-"
Mendadak suaranya tercekat begitu pintu terbuka beserta Chanyeol yang sudah rapih dengan pakaian casual -sangat berbeda saat di kantor-. Dahinya mengerinyit heran, melihat penampilan yang terlihat rapih. Apa lelaki ini akan pergi?
"Oh kau, ada apa?" tanya Chanyeol langsung. Nada bicaranya masih terdengar dingin. Apa lelaki ini masih marah?
"A..ku.. A..ku, ah tidak tidak." ujar Baekhyun seakan sulit untuk berbicara yang sebenarnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, dan dirinya gugup. Sungguh ia tidak mengerti ada apa dengan dirinya.
"Oh. Aku harus pergi." ujar Chanyeol mengangkat kedua alisnya dan berlalu.
"Kemana?" suara kecil Baekhyun yang melontarkan pertanyaan itu seketika menghentikan langkah Chanyeol.
"Membeli makan." ujar Chanyeol singkat.
"Tap-"
Belum sempat dirinya menyelesaikan ucapannya, pintu apartement sudah tertutup dengan berlalunya Chanyeol keluar. Dirinya memutar arah jalan menuju dapur kembali. Semua yang ia lakukan tadi, hanya sia-sia? Hell, lagipula Chanyeol pasti tidak sudi memakan masakannya.
"Astaga, kenapa ini begitu rumit?" ujarnya menjatuhkan kepalanya pada lipatan tangan di atas meja. Matanya mulai terpejam dan tidak sadar sudah berlalu menuju alam mimpi.
Tertidur dalam posisi duduk dengan kepala yang bertumpu di kedua tangan. Hell, posisi yang akan membuat tubuh Baekhyun remuk.
...........
...........
...........
...........Chanyeol bersiul dalam langkahnya memasuki apartementnya. Ia jadi merasa bersalah karena bersikap dingin pada Baekhyun. Dan kini di kedua tangannya sudah menggantung indah dua kantung berisikan makanan dan cemilan rasa strawberry.
Ketika dirinya meletakan makanan pada meja pantri dan mengalihkan pandangannya ke arah dapur. Dan ia hampir melonjak kaget karena melihat lelaki bertubuh mungil tengah terlelap di meja makan lengkap dengan menu makan hasil buatannya.
Chanyeol melangkahkan kakinya menghampiri tubuh Baekhyun. Dan nafasnya seakan tercekat begitu melihat wajah lelah Baekhyun beserta makanan yang terlihat sudah dingin.
Sebuah kesalahan kembali dibuat karena tidak menyadari jika Baekhyun memanggilnya tadi untuk mengajak makan bersama. Ia dengan gerak cepat mengangkat tubuh ringan Baekhyun, membawanya untuk dibaringkan pada ranjang kamar.
"Maaf.."
.
.
.
.T.B.C
See you next Chap! VMent jusseyoo :3
YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...