Ch17

11.3K 1K 56
                                    

"So, will you marry me?"

Tanpa mereka sadari, sosok Jongin sudah berada di balik pintu entah sejak kapan. Lelaki berkulit tan itu mendengar semuanya. Dan perasaan bersalah menyelimuti dirinya. Tidak seharusnya ia menjauhkan dua manusia yang saling mencintai itu.

Jujur, alasan utama Jongin bersikap kurang baik pada Baekhyun adalah karena rasa aneh yang menyelimuti dirinya belakangan ini. Setiap ia melihat Baekhyun bersama Chanyeol, maka rasa ingin menjauhi keduanya semakin tumbuh. Jongin tidak tahu awalnya, tetapi, begitu melihat tangis Baekhyun saat itu, hatinya ikut tersentuk. Dan ia sadar, bahwa ia menyukai lelaki mungil itu.

Ya, Jongin mencintai Baekhyun. Baekhyun yang saat ini tengah di lamar oleh Chanyeol. Baekhyun yang mempunyai seribu magic di setiap senyumnya. Dan Baekhyun yang berhasil mengambil hatinya, tanpa di kembalikan.

Kret.

Derit pintu terdengar, mengubah suasana yang ada. Siapa lagi jika bukan Jongin? Yeah, lelaki berkulit tan itu nekat untuk masuk ke dalam dan berniat untuk mengutarakan semuanya.

Chanyeol dan Baekhyun sontak menoleh begitu suara pintu terdengar. Chanyeol tampak terkejut dengan kedatangan pria berstatuskan sahabatnya itu. Tetapi, sedetik kemudian raut wajahnya berubah.

"Mau apa, kau?" tanya Chanyeol to the point. Nada bicaranya sangat jelas terdengar jika ia tengah marah.

Jongin melangkah mendekat, kemudian, tubuhnya membungkuk sembilan puluh derajat di hadapan kedua lelaki yang saling mencintai itu.

"Maafkan aku Chanyeol, Baekhyun."

Chanyeol dan Baekhyun terkejut entah yang keberapa kalinya. Jongin benar - benar tidak bisa di tebak.

"A..ku tahu seharusnya aku tidak berbuat sejauh itu. Tetapi, aku disini hanya ingin mengatakan. Jika semua itu aku lakukan karena mencintaimu, Baekhyun. Maaf." ujarnya kembali membungkuk. Seribu rasa penyesalan menghantui dirinya.

Baekhyun mengerjapkan kedua matanya tidak percaya. Ia menelan salivanya susah payah, sungguh ia bahkan sama sekali tidak terfikir bahwa Jongin mencintainya.

"J..ongin." cicitnya ketika tidak bisa lagi mengeluarkan kata - kata.

"Maafkan aku Chanyeol. Kau boleh memecatku jika aku harus menerima hukuman itu. Maaf." ujarnya tulus. Jongin sudah siap menerima segala hukuman yang mungkin Chanyeol berikan.

Chanyeol menghela nafasnya, kepalanya menjadi bertambah pening dengan adanya kejadian ini. Ia memijat pelipisnya pelan, berusaha menghilangkan segala sakit di bagian kepalanya.

"Aku tidak akan memecatmu, Jongin. Bagaimana pun juga kau sahabatku." ujar Chanyeol akhirnya memutuskan. Baekhyun menghembuskan nafas leganya begitu mendengar keputusan Chanyeol. Memang benar, ia tidak salah mencintai orang.

"Terimakasih Chanyeol, terimakasih." ujar Jongin membungkuk kembali, mungkin hal yang harus ia lakukan setelah ini adalah melupakan Baekhyun. Karena pada dasarnya, lelaki mungil nan manis itu milik Chanyeol. Sahabatnya.

-

Semilir angin pagi menerpa wajah Baekhyun. Kaki mungilnya terus melangkah menuju super market terdekat. Ia butuh beberapa bahan makan dan cemilan untuk di apartement.

Sementara Chanyeol sendiri, masih tertidur di kamarnya. Suhu tubuhnya mendadak naik kembali setelah Jongin pamit untuk pulang. Niatnya sih pagi ini Baekhyun ingin membuatkan bubur untuk lelaki tinggi itu. Tetapi ternyata bahan makanannya tak ada.

"Baekhyun?" panggil seseorang saat Baekhyun mendorong trolleynya menuju bahan makanan. Sontak Baekhyun berhenti dan menoleh sejenak. Dahinya berkerut begitu lelaki tak kalah mungil darinya menghampiri ia dengan senyum di wajah.

Help MeWhere stories live. Discover now