Baekhyun tak terhenti tersenyum di dalam kamar. Bayang - banyang dimana Chanyeol menciumnya terlihat jelas di dalam pikirannya. Baekhyun juga senang telah bertemu orang yang dulu menolongnya. Terlebih lagi, orang tersebut adalah teman masa kecilnya yang selalu ada untuknya.
Tok Tok
"Baek,"
Baekhyun merasa wajahnya kembali memanas. Ia menangkupkan kedua pipinya sambil menatap nanar pintu kamarnya yang terketuk tadi. Sial. Kenapa respon tubuhnya terlalu berlebihan?
"Baek, aku masuk ya?"
Baekhyun masih diam menggigit bibir bawahnya gugup, bantal di atas pahanya sudah ia remas tanda betapa gugupnya ia.
Kreett..
Tepat ketika kepala Chanyeol muncul dari balik pintu, jantungnya berdegup kencang dan tak bisa terkendali. Chanyeol tersenyum hangat membuat seluruh tubuhnya berdesir.
"Aku kira, kau tidur." ujar Chanyeol mendudukan tubuhnya di samping Baekhyun.
Baekhyun mendadak tak bisa berbicara, lidahnya kelu dan tenggorokannya terasa sakit seperti ada yang tertahan.
"Apa kau sakit?" Chanyeol menangkupkan tangannya di atas dahi Baekhyun, "Tapi badanmu tidak panas." gumamnya lagi.
Baekhyun mengerjapkan matanya dua kali kemudian berdehem. "T..tidak, aku tidak apa." gugupnya.
Chanyeol menatap mata Baekhyun lekat, dan sedetik kemudian ia terkekeh pelan.
"Kenapa tertawa?" cicit Baekhyun
"Baek, aku menciummu. Apa kau gugup karena hal itu?" tanya Chanyeol sukses membuat bahu Baekhyun menegang.
"A..apa? Tidak."
Chanyeol tersenyum kemudian menarik tubuh Baekhyun kedalam pelukannya. Tangannya beralih untuk mengelus pucuk kepala lelaki mungil ini.
"Kau ini.. ternyata sulit mengartikan ya?"
Kerutan di dahi Baekhyun terbentuk, raut wajahnya menampilkan jika ia bingung. Meski Chanyeol tak bisa melihatnya -karena kini ia tengah dalam dekapan lelaki itu- tetapi ekspresinya jelas sekali.
"Apa maksudmu?" Baekhyun merutuki tenggorokannya yang terasa sakit dan mengakibatkan suaranya serak.
Chanyeol melepaskan pelukan tersebut, kedua tangannya menangkupkan kedua pipi Baekhyun. "Kau juga akan tahu sendiri." ujarnya.
Chu~
Chanyeol mengecup bibir tipis Baekhyun kembali, kemudian terkekeh melihat reaksi Baekhyun yang lucu itu. Mata membola, dan tubuh menegang. Ah ia jadi senang untuk menjahili Baekhyun.
"Ayo makan," ujarnya dan berlalu keluar kamar.
Baekhyun mengerjap kembali, sial. Tadi itu apa? Chanyeol menciumnya? Lagi? Oh Tuhan. Buru-buru ia menyingkirkan segala pikirannya tentang ciuman itu, perutnya sangat lapar dan butuh asupan.
**
Chanyeol tak mengerti kenapa makan malam kali ini terasa begitu awkward dari biasanya. Chanyeol dan Baekhyun seakan kehabisan topik setelah kejadian chanyeol-mencium-baekhyun-tibatiba tadi. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing. Mereka masih menyantap makan malamnya, tetapi pandangannya kosong dan melayang entah kemana.
Baekhyun berulang kali meremas sendok di genggamannya. Hatinya mengumpat kenapa makan malam kali ini terasa begitu canggung. Biasanya selalu saja ada topik yang mereka bicarakan. Lalu sekarang? Baekhyun se-sekali melirik Chanyeol yang sama menyantap makanannya dengan degupan jantungnya.
Kenapa jantungnya berdegup kencang? Lalu kenapa juga ia harus gugup?
"Chan.."
"Baek.."
Baekhyun dan Chanyeol sontak menatap satu sama lain. Lalu tertawa kecil begitu menyadari jika suasana seperti ini seharusnya tidak terjadi. Chanyeol menghentikan tawanya kemudian berdehem. Pandangannya tak terlepas pada Baekhyun. Pada wajah menggemaskan lelaki mungil itu.
"Um yeah, kenapa.. yah kau tahu." ujar Chanyeol tidak jelas, matanya memutar ke segala arah guna tak menatap mata Baekhyun.
Baekhyun tersenyum kecil, ia tentu mengerti maksud Chanyeol.
"Ya, sejak tadi aku terus berpikir tentang itu." ujar Baekhyun kemudian berdiri menuju westafel .
"Hah.. aku.. aku minta maaf." ujar Chanyeol menatap punggung Baekhyun.
Sontak Baekhyun membalikan tubuhnya, "Untuk apa? Kau tidak salah apapun, Chanyeol." ujarnya dengan senyuman kemudian kembali melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.
Chanyeol berjalan menghampiri Baekhyun dengan piring kotor di tangannya. "Tapi tadi aku..."
"Sini piringmu, biar aku cuci." sambung Baekhyun menyela ucapan yang akan Chanyeol lontarkan selanjutnya.
Chanyeol diam di tempat, dahi di kerutannya semakin banyak. Pikirannya melayang kembali, sebelum sebuah suara menyadarkanya.
"Hhh.. Kau ini kebanyakan melamun. Kurangi kebiasaan buruk mu itu, aku tidak ingin kau kemasukan hantu apartement." ujar Baekhyun sambil mencuci piring Chanyeol yang entah kapan ia ambil.
Chanyeol tersadar, piring di genggamannya sudah tak ada dan beralih ke tangan Baekhyun. Ia menghela nafas kasar, "Aku tidak mengerti." ujarnya.
Baekhyun mematikan keran air, ia mengibaskan tangannya guna mengeringkan air di telapak tangan. Kemudian ia berlalu menuju ruang televisi, tentu dengan Chanyeol yang mengekor di belakang.
"Memangnya apa yang harus kau mengerti?" Baekhyun bertanya membuat Chanyeol bingung -karna tidak mengerti maksud Baekhyun-
"Ish kau ini!" kesal Baekhyun menyentil dahi Chanyeol yang entah kenapa menurutnya sangat sexy. Oke, abaikan.
Chanyeol meringis pelan kemudian tersenyum lebar, ia berdehem kembali sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Ya, aku tidak mengerti kenapa jantungku berdegup dengan kencang ketika berada di dekatmu. Aku juga tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini wajahmu mengganggu pikiranku. Aku juga tidak mengerti kenapa... aku mencintaimu, Baekhyun."
Dan saat Chanyeol menyelesaikan kalimat terakhirnya, Baekhyun merasa napasnya benar-benar tercekat.

YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...