Sunyi.
Hanya suara deru mobil serta bisingnya kota Seoul yang terdengar. Chanyeol masih fokus pada tugasnya untuk menyetir, sedangkan Baekhyun tertunduk dengan berbagai pikiran yang berkecamuk.
Baekhyun sebenarnya cukup bingung dengan sikap Chanyeol. Tadi, sehabis ia diminta keterangan oleh polisi, mendadak sikap Chanyeol padanya menjadi dingin. Bahkan hanya berkata sepatah dua kata yang itu juga menyuruhnya untuk segera pulang. Hell, jika sudah begini ia tidak bisa berbuat apapun.
"Kau ingin turun atau tetap disini?"
Baekhyun tersentak kaget begitu suara Chanyeol yang berat dan dingin menusuk indra pendengarannya. Mendadak hatinya terenyut mendengarnya, ia menolehkan kepalanya menatap Chanyeol. Tetapi lelaki itu sudah menunggunya di luar. Satu helaan nafas pasrah ia keluarkan. Chanyeol benar - benar aneh.
Tanpa buang waktu, ia keluar dari mobil. Meski sempat bingung kenapa dirinya sudah berada di parkiran apartement tetapi ia tak punya waktu untuk memikirkannya. Mungkin memikirkan sikap Chanyeol membuatnya tak sadar jika sudah sampai.
***
Bantingan pintu apartement yang terdengar sangat keras membuat Baekhyun tersentak untuk kesekian kalinya di dalam kamar. Tiba-tiba ia teringat Chanyeol. Pasti itu adalah Chanyeol, lelaki itu pergi kembali. Berbagai pertanyaan melintas indah di kepalanya, ia berpikir apa dirinya telah berbuat salah? Lantas..
"Hah.. aku bisa gila bekerja disini."
Dan Baekhyun berusaha memejamkan mata untuk pergi ke mimpi, meski pikirannya masih mengarah pada Chanyeol.
***
"Chanyeol." panggil Baekhyun cepat, sebelum Chanyeol masuk ke dalam kamarnya.
Mereka baru saja menyelesaikan makan malam, itu pun Chanyeol yang membelinya. Dan Baekhyun berpikir jika ia harus bertanya tentang sikap Chanyeol padanya.
Chanyeol tersentak sesaat begitu suara mungil Baekhyun memanggil namanya. Tangannya baru saja akan meraih gagang pintu, tetapi suara itu seakan menghentikannya. Ia terdiam masih memunggungi Baekhyun.
Tap tap tap
Langkah kaki Baekhyun terdengar jelas di indra pendengaran Chanyeol. Entah kenapa, jantungnya berdegup begitu suara langkah kaki lelaki mungil itu semakin dekat.
"Kenapa?"
Chanyeol menolehkan kepalanya, tatapannya datar dan alisnya terangkat.
"Kenapa kau seperti ini? Kenapa sikapmu berubah? Kenapa..." Baekhyun seakan tidak sanggup lagi melanjutkannya. Chanyeol memang tak bisa di tebak.
Chanyeol menatap lekat mata puppy lelaki mungil di hadapannya. Tatapannya sendu dan terlihat cemas. Hatinya merasa tak enak untuk kesekian kalinya, seharusnya ia tak bersikap seperti ini.
Baekhyun menunggu jawaban Chanyeol, jantungnya terus berdegup begitu Chanyeol tidak berhenti menatapnya.
"Sepertinya aku harus bicara sekarang." ujar Chanyeol kemudian menarik tubuh Baekhyun yang terasa kaku itu ke sofa.
Chanyeol mengusap wajahnya kasar. Sudah waktunya, dan ia tidak bisa lagi menahannya.
"Aku.. aku seperti ini... karena aku merasa bersalah pada diriku sendiri dan juga Ayahmu. A..ku hampir saja lalai menjagamu. Menelantarkanmu begitu saja... sementara aku hidup disini dengan baik. Ak-"
"A..apa? Ayahku? Tunggu.. maksudmu apa? Kenapa almarhum Ayahku kau bawa-bawa?" tanya Baekhyun bertubi-tubi.
Chanyeol memejamkan matanya, berusaha mengingat kembali kejadian masa lalunya.
"Dulu.. saat Ayah, Ibu serta dirimu pergi menggunakan mobil, kau mengalami kecelakaan. Kau pasti mengingatnya. Dan.. Ayah dan Ibumu tidak bisa di selamatkan, sementara dirimu mengalami amnesia sementara. Terserah jika kau tidak percaya, tetapi dulu sebelum Ibumu meninggal, ia menitipkan mu pada keluargaku -yang notabandnya sahabat dekat ayahmu- . Aku tentu senang, mempunyai teman yang sebaya denganku.
Tetapi saat itu.. Ayah dan Ibuku pergi membeli makan malam, sementara kita di rumah. Dan Ayah dan Ibuku justru ikut meninggal karena kecelakaan. Aku terpuruk. Ak..u entahlah, aku selalu menangis tiap malam, dan begitu ingatan mu kembali.. kau justru pergi di bawa oleh pamanmu.
Aku semakin merasa hidup ini tidak adil. Aku berusaha mencarimu kemanapun, tetapi kau tak pernah di temukan. Hingga belakangan ini... jejak dirimu di temukan oleh timku, jujur aku sangat senang, setelah 12 tahun aku mencarimu, kini kau kembali."
Chanyeol menatap Baekhyun dalam, menulusuri wajah lelaki mungil itu yang terlihat sangat mulus. Ia baru sadar, jika lelaki mungil ini sangat cantik melebihi wanita manapun.
"A..ku.. a..ku.. hah.." Baekhyun membuang nafas kasar. Mendadak kepalanya menjadi pening memikirkan masalahnya yang cukup rumit ini. Pantas saat pertama kali ia bertemu Chanyeol, ia seperti mengingat seseorang. Dan ternyata benar.. Chanyeol adalah teman kecilnya. Teman yang menolongnya saat dulu.
"Aku harap kau mengerti, Baek. Maaf jika sikapku membuatmu bingung."
"A..ku tidak tahu harus berkata apa. Jujur ini sangat mengejutkan aku. Yang pasti, aku ingin berterima kasih padamu. Kau dan keluargamu menjagaku dengan baik. Maaf selama ini aku menyembunyikan identitas diriku." ujar Baekhyun menudukan kepalanya.
"Sama - sama. Dan maaf aku la-"
Chu~
Wajah Baekhyun bersemu merah padam. Ia merutuki langkahnya untuk mencium Chanyeol. Demi apapun, ia tak bermaksud seperti itu.
"Mi..anhae, a..ku hanya ref-"
"Angkat kepalamu Baek." perintah Chanyeol memotong ucapan Baekhyun. Ia tidak bohong jika jantungnya berdegup begitu kencang. Baekhyun mengangkat kepalanya perlahan.
"Kenapmmfftthh..."
To Be Continue
(͡° ͜ʖ ͡°)
YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...