Seminggu sudah Baekhyun lewati dengan belajar. Chanyeol menempati janjinya untuk menjadi guru sementara baginya. Dan terbukti, Baekhyun baru saja mendapati email yang mengatakan jika ia diterima di Seoul University. Baekhyun masih belum memberi tahu Chanyeol, ya meski ia tahu Chanyeol akan mengetahui ini sendiri dengan atau tanpa Baekhyun informasikan.
Saat ini Baekhyun tengah memasak bulgogi di dapur seperti biasa. Kesunyian menyeruak memenuhi ruangan. Hanya suara dentingan alat masak yang tak sengaja bersentuhan.
Baekhyun melirik lagi jam di atas dinding. Masih pukul 8 malam, dan sudah bisa di pastikan Chanyeol akan tiba sebentar lagi. Baekhyun dengan tergesa menyiapkan makan malam untuknya dan juga untuk Chanyeol.
Malam ini, ia berniat untuk memberitahu Chanyeol dengan hidangan makan malam special untuk lelaki tinggi itu. Bagaimana pun juga Chanyeol berperan banyak atas dirinya yang di terima di Universitas. Chanyeol yang selalu sabar mengajarinya. Dan Chanyeol yang senantiasa menuntunnya dalam hal belajar.
"Ahh.. Akhirnya. Semoga Chanyeolie suka!"
Satu hal lagi yang baru disini, Baekhyun lebih suka memanggil Chanyeol dengan sebutan Chanyeolie. Dan sudah seminggu belakangan ini ia memanggil lelaki tinggi itu seperti ini. Chanyeol tentu senang bukan main mendapat panggilan sayang dari orang yang ia cintai. Tetapi, setiap bibir tipis milik Baekhyun itu berujar kata Chanyeolie. Entah kenapa..
..darahnya berdesir tidak karuan.
Bunyi seseorang yang tengah menekan beberapa digit password terdengar di tengah kesunyian malam. Baekhyun sontak terduduk di depan meja makan dengan senyum mengembang. Pasti itu Chanyeol dan ia tak sabar untuk menyambut lelaki itu.
Derap langkah terdengar mendekat seiring degupan jantung Baekhyun yang entah kenapa berdetak kencang. Begitu ia melihat bayang tubuh seseorang, bibirnya terbuka seperti ingin berbicara. Tetapi..
"Oh hai?"
...Baekhyun malah menemukan seorang wanita cantik dengan Chanyeol yang terkapar tidak berdaya di sampingnya. Dan jujur ini membuat hati Baekhyun mencelos begitu saja. Tidak ada bulgogi. Tidak ada makan malam bersama Chanyeol. Atau mungkin, harapannya pada Chanyeol juga sudah tak ada.
"Hai?" sapa Baekhyun canggung. Matanya tak terlepas pada sosok Chanyeol yang tengah terpejam dengan penampilan tidak karuan. Ia mendekat berniat membantu wanita itu, tetapi lagi-lagi..
"Tidak, biar aku saja. Aku akan membawanya ke kamar. Bisa kau ambilkan aku air hangat dan sapu tangan. Oh ya dan juga teh hangat." perintah wanita itu dan berlalu dengan jalan yang terpogoh membawa Chanyeol menuju kamar.
Baekhyun menatap nanar punggung kedua orang itu. Entah ia harus bagaimana saat ini. Kemana Chanyeol yang mencintainya? Apa memang ini semua sudah.. terlambat?
Baekhyun mengerjapkan matanya berulang kali dan menghapus seonggok air mata yang sialnya jatuh hanya karena Chanyeol. Ia dengan cepat berlalu menuju dapur, dan membawa apa yang wanita itu katakan menuju kamar.
"I..ni ak-"
Lagi-lagi nafas Baekhyun tercekat begitu melihat wanita tadi tengah membuka kemeja Chanyeol. Tubuhnya gemetar karena isak tangis yang ia tahan.
"Maaf mengganggu." ujar Baekhyun cepat kemudian menaruh nampan itu di atas kasur dan lari ke kamar. Sakit. Bahkan lebih sakit ketika ia di perlakukan kasar oleh nyonya Han.
Baekhyun menutup pintu kamarnya rapat-rapat, bahkan hampir tak terdengar suara. Kemudian menghempaskan tubuh rapuhnya ke atas kasur. Menenggelamkan isak tangisnya di atas sebuah bantal. Entah kenapa hal kecil seperti ini sangat terasa menyakitkan baginya. Jujur, Chanyeol adalah cinta pertamanya. Ia bahkan tak pernah merasakan hal se-menyakitkan ini dulu.
Dan Baekhyun terlelap begitu saja dengan wajah sembab dan sisa air mata yang tersisa di pipinya.
***
Chanyeol mengerang pelan begitu sebuah sinar mentari menubruk wajahnya. Kepalanya terasa ingin pening kembali, ia mencoba mengingat lagi kejadian kemarin malam. Dan ia hampir saja mengumpat kesal karena mengingatnya.
Kemarin, Chanyeol menghadiri sebuah pesta kecil di salah satu bar. Ini hanya pesta merayakan keberhasilan perusahaannya. Dan ia sudah dari awal menolak tetapi sialnya Jongin mendesaknya dan mau tak mau ia harus ikut. Pada dua jam pertama semua terlihat baik-baik saja. Chanyeol sudah berjanji untuk tidak ikut minum pada dirinya sendiri.
Tapi pada detik berikutnya, Irene, mantan kekasihnya tiba-tiba saja datang. Dan tambah sialnya lagi ia terhasut untuk minum dengan wanita picik itu. Chanyeol yang memang dasarnya bukan lelaki peminum harus merasakan teler ketika 3 tegukan ia telan. Lalu setelah itu, Chanyeol tak mengingat apapun. Dalam lelapnya ia hanya bermimpi Baekhyun menatapnya kecewa dengan lelehan air mata. Ia tak mengerti itu.
Kembali pada Chanyeol saat ini, ia mengecek pakaiannya. Dan benar, pakaiannya sudah berganti menjadi pakaian santai. Tidak ada jas formal atau kemeja kerja yang bertengger di tubuhnya. Chanyeol menggeram sesaat, ia sekuat tenaga berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Meski pikirannya tak terlepas pada sosok Baekhyun. Ya ia takut Baekhyun melihat semuanya. Dan berpikir jika Chanyeol bukanlah lelaki baik-baik.
***
Baekhyun memberanikan diri untuk keluar dari kamar. Dengan derap kaki yang pelan sekali ia melangkah untuk mengecek keadaan kamar Chanyeol. Ia melangkah sebentar menuju pintu utama dan tidak ada sepatu ataupun hal berbau wanita disana. Hanya ada sepatunya dan milik Chanyeol. Tanpa sadar, helaan nafas lega keluar begitu saja.
"Baek?"
Baekhyun terlonjak kaget dan sontak membalikan tubuhnya. Di hadapannya, tengah berdiri Chanyeol dengan kaos santai dan celana selututnya. Tak lupa juga rambutnya yang setengah basah. Dan ketika Baekhyun tak sengaja menatap dada bidang Chanyeol, lagi-lagi bayang-bayang semalam ketika wanita itu membuka baju Chanyeol teringat. Dan ia benci itu.
"Baek?" ulang Chanyeol. Lelaki tinggi ini mengibaskan tangannya di depan wajah Baekhyun dan sontak membuat Baekhyun tersadar.
"Ng..Ya?"
Chanyeol menatap dalam Baekhyun, tatapan lelaki mungil ini berbeda dari biasanya. Tidak ada binaran disana.
"Tidak, kau kenapa berdiam diri di depan pintu?" tanya Chanyeol.
"O? Tidak. Kau mau makan? Ayo aku akan buatkan sarapan."
Chanyeol mau tak mau mengikuti langkah Baekhyun. Matanya sontak membulat begitu melihat bulgogi beserta teman makan lainnya di atas meja. Dan matanya tak terlepas pada sosok Baekhyun yang tengah kalang-kabut membersihkan makanan yang menurutnya makan malam.
"A..ah, ma..maaf Chanyeol. A..ku lupa membuangnya. Ini makan mal-"
"Kau menyiapkan makan malam untuku?"
Dan Baekhyun berhenti untuk membersihkan kekacauan. Otaknya berputar mencari jawaban yang tepat.
Guys, aku mutusin untuk lanjut && bakal ada konflik dan blablablabla hmm wkwk
Bye see you next chap(͡° ͜ʖ ͡°)

YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...