Baekhyun mengerang pelan, kepalanya terasa sangat pusing dan badannya seakan remuk. Ia perlahan membuka kelopak matanya, menyipitkan matanya kembali begitu silaunya lampu menabrak retinanya. Matanya membola begitu melihat keadaan disini. Ini bukan apartement Chanyeol! Ini bukan juga kamarnya! Ini dimana?
Baekhyun mencoba melepaskan kedua tangannya yang terikat ke belakang. Meski beberapa kali ia meringis kesakitan karena tingkahnya, tetapi ia tak juga menyerah. Ia harus pergi dari sini, Chanyeol pasti akan mencarinya, pikirnya.
"Ow, sudah bangun, anak manis?"
Baekhyun mendongakan kepalanya menatap pintu ruangan yang terbuka dan menampilkan seorang ahjuma tua di ambang. Baekhyun tidak mungkin untuk tidak terkejut. Matanya bahkan sudah membesar karena terkejut dan tatapan was-was memancar di penglihatannya. Itu Nyonya Han. Orang yang dulu mempekerjakannya sehingga sekarang ia di-rekrut oleh Chanyeol.
Ia bingung sekaligus bertanya-tanya maksud Nyonya Han menyekapnya. Apa sesuatu telah terjadi? Apa Chanyeol menjualnya lagi kepada Nyonya Han? Pertanyaan demi pertanyaan berputar cepat di otaknya.
"M..au apa a..nda?"
Baekhyun tidak bohong jika ia merasa takut dan juga gugup. Ia memicingkan matanya menatap tangan Han yang memegang sebuah pisau lipat. Demi apapun, keringatnya sudah mengucur deras dan jantungnya berdebar takut. Apa Han akan membunuhnya? Tapi.. kenapa?
Han tak menjawabnya, langkahan kakinya terlihat santai namun tatapannya seperti mematikan. Sebuah smirk terutas di bibirnya begitu melihat wajah Baekhyun yang tengah ketakutan.
"Kau pikir, kau bisa pergi begitu saja dariku?"
Baekhyun menggeleng tidak mengerti. Ia semakin takut, hatinya meraung meneriaki nama Chanyeol.
"A..pa maksud a..nda, Nyonya Han?"
Han tertawa mengejek,
"Kau ini bodoh atau apa? Aku tidak terima kau keluar dari tempatku tanpa luka sedikitpun! Kau itu anak baru tetapi sudah bertingkah seperti senior!"
Baekhyun semakin tidak mengerti. Kerutan dahinya semakin banyak, gelengannya semakin cepat begitu Han melangkah tepat di depannya. Pisau lipat itu... di arahkan tepat di bibirnya.
"A...pa mau a..nda?" gugup Baekhyun. Kepalanya terus termundur berusaha menghindari pisau yang bisa saja melukai bibirnya.
"Aku hanya ingin.."
Han menatap intens Baekhyun, pisaunya menari-nari di atas wajah Baekhyun. Membuat mata lelaki cantik ini semakin melebar.
"Melakukan apa yang seharusnya aku lakukan." bisik Han dan mengarahkan pisaunya tepat ke arah bibir Baekhyun.
SRAK
BUGH
"Ch..anyeol?" lirih Baekhyun
....
Chanyeol baru saja menyelesaikan berkas ketiganya. Ternyata menjadi seorang CEO tidak semudah yang ia lihat di dalam drama. Hah.. ia menghembuskan nafasnya kasar kemudian melirik arloji di pergelangan tangannya. Pukul 10.00 wib. Berarti, sudah dua jam ia meninggalkan lelaki mungil kesayangannya itu.
Ia menerawang hal apa saja yang dilakukan Baekhyun di rumah. Pasti sangat membosankan dan juga tidak berwarna. Hell, Chanyeol tahu karena ia pernah merasakannya dulu ketika ia dihukum oleh Ibunya. Baiklah, sekarang yang harus di lakukannya adalah..
mengajak Baekhyun berjalan-jalan.
Eh? Bukankah Baekhyun tadi berkata akan pergi keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya? Chanyeol melirik kembali arlojinya. Dan menyambar jas kerjanya secara terburu. semoga Baekhyun belum pergi dari apartement.

YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...