Ch18 : The End

14.3K 1K 71
                                    

[ ps:1,6k words loh ;)
pss: baca an nya ya guys]

"Astaga Chanyeol!"

Baekhyun memandang ruang utama apartemennya dengan takut. Disini sangat sangat hancur bahkan berantakan. Ia tidak tahu sama sekali apa yang terjadi selama ia pergi. Air matanya telah jatuh sejak tadi, segera kaki lemasnya berlari mencari Chanyeol.

Hingga akhirnya ia menemukan Chanyeol di kamarnya dengan kondisi buruk. Tubuhnya di ikat oleh tali dan mulutnya di sekap oleh sapu tangan. Wajah Chanyeol benar-benar merah, mungkin ia sejak tadi berusaha berbicara tetapi tidak bisa.

"Chanyeol!!" teriak Baekhyun kemudian berlari memeluk tubuh tinggi Chanyeol. Tubuhnya bergetar seiring isakannya, kemudian ia membuka sapu tangan yang menutupi mulut Chanyeol.

"Ahh.. Baek." ujar Chanyeol akhirnya.

Baekhyun membuka tali yang melilit pada tubuh kekar itu secara perlahan, "Apa kau tidak apa-apa? Chanyeol bagaimana? Apa seluruh badanmu sakit? Siapa yang berani-beraninya melakukan ini? Ah! Tenang Chanyeol, walaupun aku kecil seperti ini aku pandai mematahkan leh-"

Chu~

Chanyeol mengecup bibir Baekhyun sebanyak mungkin, kemudian menyesapnya. Merasakan bagaimana manisnya bibir ranum milik seorang yang ia cintai itu.

"C..hanyeol.. kenapa kau menciumku?" cicit Baekhyun tak berani menatap mata Chanyeol. Wajahnya sudah memerah sampai ke telinga karna perbuatan lelaki itu.

"Memangnya tidak boleh?" tanya Chanyeol dengan senyuman.

Baekhyun berusaha menahan senyum malunya, ia berdehem sebentar untuk mencairkan suasana ini.

"Apa tubuhmu ada yang sakit? Cepat katakan padaku siapa yang berbua-"

Chu~

"Aku tidak apa, Park Baekhyun."

Lagi, wajah Baekhyun memerah dengan sempurna. Oh Tuhan, Baekhyun tak tahu dari mana lelaki dengan sejuta keidiotan itu belajar menjadi menjijikan dengan gombalan mautnya.

"Lalu? Ini....."

Chanyeol memegang kedua tangan Baekhyun, ia beralih mengelap sisa keringat di pelipis lelaki manis itu. Ia jadi merasa bersalah membuatnya khawatir.

"Tidak ada apapun." jawab Chanyeol.

Butuh dua detik untuk Baekhyun bisa mencerna semuanya. Maklum saja otaknya terkadang sedikit lemot dalam situasi seperti ini.

"K..au? Jadi ini hanya leluconmu?" kesal Baekhyun. Bug. Bug. Bug. Semuanya, tolong ingatkan Baekhyun untuk menoyor kepala lelaki tinggi itu nanti.

"Ahh.. Byun!" pekik Chanyeol.

Air mata Baekhyun kembali menetes, ia sedikit bernapas lega karna ini hanya akal-akalan Chanyeol tapi satu titik hatinya dongkol juga dengan lelaki itu.

"Sialan! Kau! Aku khawatir denganmu!" kesal Baekhyun meluapkan semuanya dengan memukul bahu lebar Chanyeol. Tak perduli si pemilik bahu berteriak sakit. Ingat? Baekhyun pernah belajar hapkido dulu, jadi ya bisa bayangkan bagaimana pukulannya.

"Heyy.."

Chanyeol menahan kedua tangan lelaki Byun itu. Ia menatapnya dalam dengan senyuman tipis ketika melihat Baekhyun yang kesal dengannya. Wajahnya bertambah manis jika tengah kesal seperti ini. Chanyeol kali ini tidak tengah menggombal, oke?

"Ehm, jadi bagaimana?" sambung Chanyeol sambil menatap kedua mata Baekhyun penuh makna.

Perlahan, ritme jantung Baekhyun mulai berdetak dengan sangat kencang. Bahkan Baekhyun sampai mengigit bibir bawahnya, takut-takut Chanyeol akan mendengarnya.

Help MeWhere stories live. Discover now