Baekhyun membuka matanya yang terasa berat, lalu ia mengangkat tangan menutupi mata dan mengerang pelan. Sinar matahari yang menembus jendela kamar tidur menyilaukan matanya. Ia menguap lebar sambil merenggangkan lengan, kaki, serta badannya dalam posisi duduk yang terasa sangat pegal.
Ia mengerjap dua kali untuk menyesuaikan keadaan, ia mencoba mengingat kembali kejadian yang terjadi semalam. Tetapi tidak bisa, ia hanya mendapati kepalanya pusing. Ia mengidikan bahunya acuh dan berlalu ke kamar mandi setelah ia rasa tidak ada hal besar yang terjadi.
..........
Chanyeol melangkahkan kakinya menuju kamar apartement yang belakangan ini terisi makhluk laki-laki bertubuh mungil. Ia berniat untuk mengajaknya sarapan dan meminta maaf karena terlalu berpikir pendek kemarin. Ketika tangannya sudah meraih gagang pintu, ternyata dirinya telat. Pintu sudah terbuka dn menampilkan sosok Baekhyun di hadapannya dengan rambut setengah basah dan wangi parfume strawberry yang menguar.
Chanyeol menelan ludahnya kasar setelah ia rasa tenggorokannya sakit dan butuh minum. Ia merasa.. ada yang berbeda. Debaran di jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Dan ia masih terlalu lama untuk menyadari hal itu. Dan mendadak ia kehilangan suaranya. Tenggorokannya semakin tercekat dengan napas yang entah kenapa ia tahan sejak tadi.
"Oh, kau. Pagi." sapa Baekhyun terlebih dahulu. Ia menatap Chanyeol heran, alisnya terangkat penuh tanda tanya sebelum akhirnya ia bergedik acuh dan berlalu menuju dapur.
Butuh dua detik bagi Chanyeol untuk tersadar dari moment tercengangnya. Ia berbalik arah mengikuti Baekhyun yang menurutnya sangat menggemaskan itu.
"Kau.. sudah membuat sarapan?" ujar Baekhyun dengan bibir bawahnya yang sudah ia kerucutkan kedepan.
Chanyeol mengerjap kembali dan mendudukan diri di depan Baekhyun. Ia menatap Baekhyun sekilas kemudian mengalihkannya kembali."Maaf.."
Alih-alih bukan menjawab pertanyaan Baekhyun, Chanyeol malah mengganti topik pembicaraan mereka.
Baekhyun terkejut ketika tangannya baru saja ingin mengambil selembar roti. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Chanyeol. Seketika kejadian hari kemarin kembali teringat dan terngiang di otaknya. Bagaimana kemarin Chanyeol marah padanya, bagaimana kemarin ia membuatkan makanan untuk Chanyeol, dan.. oh apa Chanyeol yang memindahkannya ke kamar ketika ia tidur?
"U..ntuk apa?" gugup Baekhyun. Pandangannya tak berani menatap mata Chanyeol seincipun. Ia hanya takut degupan aneh pada jantungnya kembali bergemuruh dan membuatnya salah tingkah.
Chanyeol berdehem pelan, "Kemarin.. ya aku rasa kau tahu. Aku terlalu berpikir pendek. Maafkan aku.."
Baekhyun mengangkat wajahnya, memberanikan menatap wajah Chanyeol -bukan matanya- dan matanya sedikit melebar ketika melihat Chanyeol yang sudah rapih dengan pakaian kantornya. Oh apa Chanyeol sudah seperti itu sejak tadi?
"Tidak apa." Baekhyun tersenyum hangat, "Apa kau akan ke kantor?" tanyanya mencoba mencari topik pembicaraan lain.
Chanyeol menghela nafas lega, senyuman kecil terukir di kedua sudut bibirnya, "Ya. Apa kau ingin ikut?" tanya Chanyeol menaik-turunkan alisnya.
Baekhyun memutar bola matanya tak sadar. "Apa kau lupa aku disini untuk apa? Aku harus membersihkan apartement ini." tolak Baekhyun meski hati kecilnya sangat ingin ikut. Ia terlalu bosan disini.
Chanyeol membuang nafas kasar. "Hh.. baiklah." ujarnya pasrah.
"Apa setelah itu aku boleh pergi keluar? Aku terlalu bosan jika hanya berdiam diri menunggumu pulang."
"Apa? Kemana?" Chanyeol mengehentikan kegiatan memasukan potongan roti kedalam mulutnya.
"Hanya sekitar sini. Aku janji hanya sebentar. Boleh ya... ya.." ujar Baekhyun memohon dengan aegyo andalannya.
Chanyeol terdiam tampak ragu, namun begitu melihat wajah Baekhyun yang memohon padanya membuatnya tak tega. Dan ia hanya bisa menganggukan kepalanya tak yakin.
Baekhyun bersorak dalam kunyahan roti panggangnya. Ia melahap rotinya semangat dengan senyuman mengembang. Sepertinya Chanyeol tak menyesal telah memberi ijin pada lelaki itu.
........
Dua jam berlalu setelah Chanyeol berangkat menuju kantor. Baekhyun sudah selesai menyelesaikan segalanya. Dari mulai membersihkan ruang tamu, kamar Chanyeol, kamarnya, mencuci pakaian -dengan wajahnya yang memanas karena mencuci pakaian dalam Chanyeol- dan berakhir mencuci piring. Ia akhirnya bisa bernapas lega, setidaknya setelah ini ia bisa menyusuri kota Seoul.
Mendudukan dirinya sebentar pada sofa kecil dengan minuman soda di tangan menjadi kegiatannya sekarang. Ia masih terlalu lelah untuk kembali berjalan. Keringat di sekitar wajahnya belum hilang juga, hah.. apa kota Seoul tengah musim panas?
Setelah berleha sebentar, ia bersiap untuk berjalan keluar. Tak ada yang ia bawa, hanya novel kesukaannya yang Chanyeol punya. Ia meninggalkan apartement untuk memulai petualangannya.
"Ahh.. aku seperti baru keluar dari penjara." monolognya ketika berhasil menghirup udara yang bersih di taman dekat apartementnya.
Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajanya, genggamannya tak lepas dari sebuah novel, hingga tiba-tiba semua terasa gelap.
"Kau pikir, kau bisa pergi begitu saja dariku, Baekhyun?"
TBC
Thank you for Vment nya :))
Vment again please? ^^
YOU ARE READING
Help Me
Fanfiction[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...