Baekhyun berjalan tak tentu arah. Pandangannya menatap lurus jalanan tetapi pikirannya sudah kabur entah kemana. Seharusnya sekarang ia mengikuti pelajaran pertama mata kuliahnya. Tapi yang ia lakukan justru berjalan di sekitar kampus dengan seribu pemikirian.
Chanyeol. Baekhyun beruntung sekali ketika otaknya tengah memutar untuk mencari jawaban yang tepat tiba-tiba ponsel milik Chanyeol berbunyi nyaring. Dan setelah itu Chanyeol bergegas mandi dan pergi menuju kantor dengan ponsel tertempel di telinga. Baekhyun tersenyum miris melihatnya, ya bagaimana tidak, ia bahkan sudah membuat sarapan untuk lelaki itu. Tetapi.. lagi-lagi Baekhyun cukup tahu diri untuk tidak memaki Chanyeol.
"Baekhyun!"
Seketika lamunan Baekhyun buyar begitu saja begitu sebuah suara memanggilnya. Bahkan dengan berteriak yang membuatnya terjingkat kaget. Buru-buru ia menoleh kebelakang.
Sial!
"J..ongin?" cicit Baekhyun gugup. Jantungnya sudah berdetak tak menentu. Keringat yang sejak tadi mengucur bertambah deras. Ia menggigit bibir bawahnya gugup, sungguh ia takut jika..
"Kenapa kau tidak masuk kelas!? Apa kau tersesat!? Tadi pihak kampus menelfonku dan menanyakanmu! Kau.. argh." kesal Jongin mengacakan rambutnya tak nentu. Tak jarang beberapa mahasiswa bahkan sampai menolehkan kepalanya menatap mereka.
Baekhyun menggigit bibir bawahnya tambah kencang. Sial. Ini yang ia takuti sejak tadi. Ia mendadak tak bisa memikir jawaban yang tepat untuk pertanyaan Jongin. Ia tidak ingin berbohong lagi, sudah beberapa kali ia membohongi orang di sekitarnya dan sekarang ia tak mau lagi. Ia tidak alih dalam hal seperti itu.
"Aku bahkan sampai harus memutari kampus berulang kali! Kau tidak tahu 'kan, bagaimana repotnya Chanyeol ketika aku beri tahu!? Ia bahkan sampai harus menunda beberapa menit rapatnya hanya untuk memastikan dirimu! Kau tidak tahu 'kan!?" bentak Jongin di akhir.
Baekhyun menciut, ia merasa terpojokan saat ini. Ya seharusnya ia tidak bolos dengan seenaknya saja. Bahkan Chanyeol sampai rela menunda rapatnya, dan itu semua deminya.
Air matanya sudah menggenang di pelupuk sana, ia tidak bisa jika harus di bentak dan di perlakukan seperti yang sepenuhnya salah disini. Baekhyun menunduk kembali menatap sepatu casualnya yang Chanyeol belikan kemarin. Rasa bersalah kembali menyelimuti dirinya.
"Kau itu seharusnya berterimakasih karena sudah di sekolahkan kembali! Hah, susah jika jiwa mu terlalu egois. Aku harus pergi. Terserah kau ingin kemana. Tidak pulang pun tidak apa."
Kalimat terakhir yang Jongin lontarkan sukses menohok hati Baekhyun. Baekhyun tidak bisa untuk menahan lagi air matanya. Dan semuanya tumpah begitu saja seiring langkah cepatnya menuju taman kampus. Ya, seharusnya ia berterima kasih pada Chanyeol. Bukan bertindak gegabah dan semaunya sendiri.
Baekhyun menangis tersedu tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Isakannya se-sekali terdengar membuat orang yang berlalu lalang menoleh kepadanya. Ia baru tahu jika Jongin tidak sebaik yang ia kira. Lelaki itu sangat berbeda sikapnya saat bersama Chanyeol dan dirinya.
Puk
Baekhyun menghentikan tangisnya begitu sebuah tisu menempel di wajahnya. Ia mengangkat kepalanya menatap seorang lelaki di hadapannya dengan mata sembab dan hidung merah. Tatapan bingung serta picingan matanya terlihat jelas menandakan jika ia tidak mengenal lelaki tersebut.
"Aku, Oh Sehun." ujar lelaki berkulit putih tersebut seraya mendudukan diri di samping Baekhyun.
Baekhyun diam tetapi otaknya berusaha mencerna apa yang ia dengar. Terkadang menangis bisa membuat otaknya sulit bekerja dengan baik.
YOU ARE READING
Help Me
Fanfic[END]//Bonus Story END// Park Chanyeol, adalah seorang laki-laki kaya dan pemilik perusahaan Park. Chanyeol hidup seorang diri, karna orang tuanya sudah meninggalkan dirinya beberapa tahun lalu. Sampai tiba akhirnya, Chanyeol mencari seorang pekerj...