Ch13

11K 1.1K 47
                                    

Chanyeol menarik paksa tangan Baekhyun agar lebih cepat berjalan memasuki apartement mereka. Baekhyun berulang kali meringis memohon untuk dilepaskan, tetapi Chanyeol seakan tuli. Liquid bening itu sudah berjatuhan sejak tadi, Baekhyun tentu menangis. Sekali lagi, ia tidak pernah di perlakukan kasar seperti ini. Apalagi, Chanyeol yang melakukannya.

Brak

Chanyeol membanting kasar pintu apartementnya dan menghempaskan tangan Baekhyun begitu saja. Hanya satu di pikiran lelaki tinggi itu, kecewa. Ya bagaimana tidak, ia sibuk mencari lelaki mungil itu ke seluruh penjuru tetapi justru Baekhyun tengah asik dengan seorang pria. Belum lagi, tingkah Baekhyun yang membuatnya panik tadi karena tidak mengikuti mata kuliahnya.

Siapa yang tidak kecewa? Chanyeol rasa tidak ada.

Baekhyun menundukan kepalanya dalam-dalam seiring mengelus pergelangan tangannya yang memerah akibat perbuatan Chanyeol. Baekhyun tahu ia salah, tetapi seharusnya Chanyeol tidak se-kasar ini. Ia takut.

"Kau!" bentakan Chanyeol sukses membuat Baekhyun tersentak dan mendongak menatap Chanyeol.

Lagi, air mata itu terjatuh begitu menatap dalam mata Chanyeol. Baekhyun tidak lagi menemukan tatapan penuh kasih dan ketulusan yang selama ini Chanyeol berikan. Di mata itu, hanya ada tatapan kecewa serta kemarahan.

"Aku mencarimu ke seluruh kota hingga mengirim seluruh bawahanku, tetapi apa yang aku dapatkan!? Kau asik dengan pria lain! Kau bahkan tertawa dan tersenyum manis! Sedangkan aku!? Mencarimu!" bentak Chanyeol benar-benar mengeluarkan segala isi hatinya. Dadanya naik turun karena pernapasannya yang sempit akibat berteriak. Keringat di wajahnya ia hiraukan begitu saja. Ada hal lebih penting dari mengelap sebuah keringat.

Baekhyun menangis hingga bahunya bergetar. Seumur-umur baru Chanyeol yang membuatnya menangis hingga separah ini.

"M..aaf." gugup Baekhyun sambil menundukan kepalanya. Seluruh tubuhnya telah dikuasai oleh rasa takut. Ia takut Chanyeol marah padanya. Ia takut Chanyeol membentaknya lagi. Ia takut.. Chanyeol meninggalkan dirinya.

Chanyeol menatap Baekhyun dengan mata yang memicing. Amarahnya masih berada di puncak kepala. Ia ingin meledak, menumpahkan segala kemarahannya. Tetapi, hatinya berteriak bahwa lelaki mungil di hadapannya kini adalah orang yang ia cintai.

Chanyeol sendiri tidak bisa menyakinkan atas dasar apa ia marah pada Baekhyun. Baekhyun tidak kuliah? Ia tidak marah. Baekhyun pergi? Ia khawatir. Lantas, entahlah. Chanyeol sendiri bingung dengan dirinya sendiri.

Atau, ia cemburu? Cemburu melihat Baekhyun bersama lelaki lain. Baekhyun bahkan terlihat bahagia seakan tanpa beban. Chanyeol hanya bisa menarik nafas panjangnya untuk meredakan amarahnya. Chanyeol ingin bertanya pada Baekhyun, siapa lelaki tersebut. Tetapi.. bibirnya seperti terkatup rapat dan sulit untuk berbicara.

"M..aaf Chanyeol -ssi."

Chanyeol memejamkan matanya ketika Baekhyun kembali meminta maaf dan memanggilnya dengan kalimat 'ssi'. Ia benci ketika harus dipanggil disertai kata itu. Ia seperti tidak dekat dan terkesan terlalu formal. Ia tidak suka.

"Kau sudah makan?"

Bukan Chanyeol namanya jika tidak bisa untuk tidak perduli. Semarah dan sekesal apapun ia pada Baekhyun. Nyatanya, ia tidak bisa. Ia terlalu mencintai lelaki mungil itu.

Baekhyun mendongak, menatap wajah Chanyeol dengan tatapan menelisik. Baekhyun baru sadar, jika Chanyeol sangat sangat tampan jika dilihat sedekat ini. Baekhyun menggelengkan kepalanya tidak kentara untuk mengusir segala pikiran anehnya. Sekarang bukan waktunya untuk seperti itu.

Jemari mungilnya mengusap kasar sisa-sisa air matanya yang tertinggal di pipi. "Belum," singkatnya dengan suara parau.

Chanyeol menatap mata Baekhyun, sangat dalam. Tanpa mereka sadari, ritme jantung mereka mulai berpacu dengan cepat. Jika kalian mengerti arti dari tatapan itu, maka kalian bisa menyimpulkan bahwa mereka saling mencintai.

"Mianhae, Baek." ujar Chanyeol lembut, kemudian membawa tubuh mungil Baekhyun kedalam dekapannya. Menuangkan segala rasa yang ada untuk lelaki mungil itu. Menghirup aroma yang masih sama seperti beberapa tahun lalu. Aroma strawberry bercampur bayi yang Chanyeol sangat sukai.

Baekhyun tidak bisa berbohong jika jantungnya berdegup tidak karuan. Ia terkejut tentu saja, Chanyeol memeluknya. Ia juga dapat merasakan itu semua. Rasa sayang, cinta, dan ketulusan yang Chanyeol berikan untuknya. Dan jika boleh jujur, ia ingin seperti ini seterusnya. Dekapan Chanyeol sangat hangat, dan ia suka.

"Maaf, aku membentakmu. Aku hanya khawatir dan entahlah." ujar Chanyeol ketika pelukan itu terlepas. Ia tidak bisa membeberkan semua rasa yang ia rasakan. Ia terlalu malu untuk mengaku jika ia..

Cemburu.

"T..idak apa. Maafkan aku juga, aku tidak menghargai apa yang kau beri. Aku tidak ikut kelas pagi tadi." ujar Baekhyun menundukan kepalanya kembali. Wajahnya merah sempurna karena dekapan Chanyeol tadi, dan ia ingin menyembunyikannya dari lelaki tinggi itu.

Chanyeol tersenyum, ia tahu wajah Baekhyun memerah. Sedetik kemudian ia mengusak kepala lelaki mungil itu. "Mandilah, aku akan masak makan malam untuk kita." ujarnya kemudian pergi menuju dapur.

Meninggalkan Baekhyun yang tengah terpaku dengan wajah memerah dan.. detak jantung yang tidak wajar.

***

Baekhyun menatap lagi refleksi dirinya di depan cermin. Ia menelisik tubuhnya yang terbalut pakaian tidur bergambar pinguin yang lagi-lagi Chanyeol berikan. Ia tersenyum menatap cermin ketika ia rasa tidak ada yang kurang pada penampilannya. Kemudian, ia melangkah untuk menuju dapur. Chanyeol pasti sudah menunggunya untuk makan malam.

"Chanyeolie ah, maaf-"

Seketika suara itu hilang. Dadanya terasa sesak. Nafasnya tercekat. Air matanya sudah menggenang dan siap untuk terjatuh. Baekhyun menutup mulutnya seakan tidak percaya, kemudian berlari menuju kamarnya. Menutup pintu itu yang tanpa sengaja terdengar sangat kencang. Ia terduduk dibelakang pintu dengan kaki yang ia dekap. Pintu sudah ia kunci, dan disini hanya terdengar isakan tangisnya.

"Baek, tolong buka pintunya."

Isakan itu semakin terdengar keras. Hatinya seperti dirajam oleh ratusan pisau yang menyayat perasannya. Baekhyun semakin mendekap kakinya, kepalanya ia telusupkan di tengah-tengah kaki.

Hanya satu yang bisa ia katakan saat ini.
Sakit.

Ketika melihat Chanyeol berciuman dengan wanita itu. Irene.

***






An:
Maaf late update. Minggu ini baru selese US, hehe. Btw KaiStan apa kabs? Moga baik-baik jha yha. Aku juga pernah seperti kalian:'v.

Jadi.....

Kaisoo?

atau

Kaistal?

^ ngajak ribut. Bye. xD

Help MeWhere stories live. Discover now