Ch2

15.3K 1.6K 28
                                    

Malam telah berganti menjadi pagi. Matahari nampak belum memunculkan diri di ufuk timur sana. Begitu juga Baekhyun, ia seakan masih enggan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Cuaca Seoul yang sedang rendah membuatnya semakin menenggelamkan diri pada selimut.

DOR DOR DOR!!!!

Sebuah ketukan pintu sangat keras membuat Baekhyun mau tidak mau membuka mata. Berjalan menuju pintu kayu yang menjadi penghalang masuk ke ruangan ini. Hampir saja ia mengumpat kasar jika tidak melihat siapa yang menggedor pintu kamarnya. Ia adalah Han, ahjuma tua yang semalam menerima Baekhyun untuk bekerja.

"Sudah jam berapa ini!?" bentaknya dengan amat ketus. Baekhyun tersentak kaget mendengar ucapan bentakan dari Mrs. Han.

Dimana Mrs. Han yang lembut?

"Ma..maafkan aku, Nyonya. Ak.."

BUGH

Sebuah tendangan keras mengenai tulang kering kaki Baekhyun yang amat mungil. Demi apapun, Baekhyun menangis saat ini. Ini sungguh sakit, dan lagi ia tidak pernah di perlakukan seperti ini selain oleh rentenir uang tempo lalu.

"Aku tidak butuh alasanmu, jalang!" sentaknya membuat Baekhyun semakin tidak kuasa untuk tidak menangis saat itu juga.

"Akkhhh!" erang Baekhyun ketika sebuah tangan milik Han menarik rambutnya dengan keras. Menariknya seolah itu dapat lepas dari akarnya.

"Cepat bersihkan dirimu itu! Dan bersiap menemui Tuan mu nanti." perintahnya seraya mendorong keras bahu Baekhyun. Dan menutup kembali pintu kayu kamar Baekhyun.

"Hiks.. Umma.."

Inilah Baekhyun yang sebenarnya, akan terus memanggil sang eomma setiap merasakan penderitaan pada hidupnya.

"Ya Tuhan.. Aku harus apa?" tanyanya seolah Tuhan akan menjawab.
.
.
.
.
.

Chanyeol si Businessman termuda dan terkaya di Seoul baru saja sampai di tempat penampungan para pekerja rumahan. Ia mendatangi tempat ini, tentu saja karena ocehan sang eomma yang secara terus menerus menyuruhnya agar memperkerjakan seorang Bulter di apartementnya.

Yeah, mengingat jika sang eomma mendatangi apartementnya selalu di suguhi pakaian kotor serta bekas bungkus makanan yang berceceran di setiap sudut ruang.

"Wow, kau Park Chanyeol si Businessman itu 'kan?" pekik Han seakan ia sudah lupa oleh umurnya. Ia memekik layaknya gadis di luaran sana yang melihat pangeran.

Chanyeol tersenyum, "Yeah. Boleh aku lihat seluruh pekerja disini?" tanyanya langsung to the point. Ia perlu memilih tentu saja.

"Tentu Park. Tunggu sebentar." ujarnya dengan sikap manisnya. Berbanding terbalik ketika ia memanggil seluruh pekerja di rumahnya, membentak secara kasar dan menyuruhnya berbaris secara memanjang.

Baekhyun yang ikut berada disana, hanya terdiam. Ia tidak tahu maksud dan tujuan dirinya di kumpulkan di ruang tengah ini.

"Silahkan, Chanyeol -ssi, kau boleh memilih." ujar Han mempersilahkan dengan amat lembut.

Chanyeol mengamati satu persatu pekerja di ruangan tengah. Mengamatinya dengan amat detail. Dan tidak jarang ia bergidik ngeri ketika mendapati banyak luka di tubuh para pekerja rumah ini. Hingga akhirnya manik matanya tertarik pada namja mungil nan cantik di ujung baris sana. Wajah namja ini seakan bersinar dan membuat siapapun akan tertarik melihatnya.

"Aku ingin, kau yang di ujung baris sana."

"Mwo!?"

"Apa!?"


Vment ya guys, maaf pendek :'3

Help MeWhere stories live. Discover now