sepuluh

7.3K 1K 42
                                    

Kirana POV

waktu sudah menunjukkan pukul 10 kurang 15 menit. tapi tidak ada anggota group kami yang lain yang datang. aku mengeluarkan handphoneku mencari nama marco di jajaran daftar temanku. aku mulai curiga jangan-jangan mereka tidak ingat kalau hari ini ada latihan senam.

kirana : cooo
kirana : dimana lo?

marco : di rumah, kenapa?

kirana : lah, lo gak inget hari ini ada latihan senam?

marco : inget

kirana : terus kok belum dateng?

marco : lo udah di rumah chanyeol?

kirana : iyaaaa

marco : lah ambis senam banget lo
marco : orang kita latihan mulai jam setengah 11
marco : atau mungkin jam 11 kalau pada ngaret

kirana : hah? kata siapa jam setengah 11?

marco : kata chanyeol
marco : emang lo gak di pc-in sama dia?

aku melirik chanyeol yang sedang mengunyah snack di sampingku. seingatku dia tidak pernah mengirimkan pesan apapun untukku. chat pertama kami adalah chat kami tadi pagi ketika aku menanyakan alamat rumahnya. kira-kira, apa maksud chanyeol tidak memberi tauku tentang hal ini? apa jangan-jangan dia ingin punya waktu berdua denganku?

eh eh kirana, jangan mikir yang aneh-aneh. aku memasukkan handphoneku ke dalam saku celana lagi. keadaan hening menyelimuti kami berdua. jujur, ingin rasanya aku ingin memulai pembicaraan. tapi bingung ingin membicarakan apa. "um, lo tau rumah gue dari mana?" tanyaku. bodoh, kirana. kenapa kau malah menanyakan hal tidak penting seperti itu.

chanyeol menatapku. "gue nanya marco." jawabnya singkat. aku hanya mengangguk-angguk. keadaan menjadi hening kembali. aku memainkan jariku seakan jari-jariku adalah hal yang sangat menarik. aku kembali melirik chanyeol yang ternyata sedang melirikku juga. aku langsung memalingkan wajah ke arah lain.

"soal istirahat waktu itu, gue minta maaf ya. gue gak bermaksud sama sekali buat bikin lo kesel. gue tau gue udah bertindak berlebihan. jadi gue bener-bener minta maaf. tapi kalau lo gak mau maafin gue ngerti kok. cuma ya setidaknya gue udah usaha minta maaf ke lo. maaf ya, chanyeol." ujarku panjang lebar. aku memberanikan diri untuk menatap matanya yang berwarna coklat tua.

dia sempat diam sebentar. ketika dia hendak mengatakan sesuatu, suara teriakan nabilla dan dhandhy terdengar. cepat-cepat, chanyeol berlari keluar untuk membukakan pintu pagar. tak lama, dhandhy dan nabilla masuk ke dalam rumah dengan senyuman. "tumben dateng cepet, kir. biasanya kalau kerja kelompok lo mulu yang ngaret." ujar dhandhy.

aku hanya bisa mendengus. "kita latihan di halaman belakang. lewat pintu yang disana." chanyeol menunjuk pintu berwarna pintu yang tak jauh dari tempat mereka berada. nabilla dan dhandhy melangkahkan kaki mereka menuju arah sana. aku beranjak dari tempat dudukku untuk menyusul mereka ketika chanyeol menahan tanganku.

"udah gue maafin kok, kir. jangan difikirin lagi ya." bisik chanyeol. aku sedikit mendongak bertemu dengan wajahnya yang sedang tersenyum manis. kakiku melemas tanpa alasan yang jelas. setidaknya hubunganku dengan chanyeol tidak canggung lagi.

puppy love → chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang