dua puluh tujuh

6.1K 746 7
                                    

bel pulang sekolah telah berbunyi. kirana dan chanyeol seperti biasanya pulang bersama. mereka berdua turun ke lantai bawah bersama nadia dan marco yang berjalan di belakang mereka. setelah chanyeol mengambil sepedanya di parkiran sekolah, kirana dan chanyeol pun berpamitan pada kedua sahabat mereka.

"kita duluan ya." kata kirana dan duduk di kursi bonceng.

nadia dan marco melambaikan tangan mereka. "kalian hati-hati ya." pesan nadia. nadia melirik marco yang berdiri di sampingnya. "ini perasaan gue aja atau tadi pagi lo bawa tas kecil warna merah ya, co?" tanya nadia. mendengar pertanyaan nadia, marco melirik tangan kanan dan kirinya yang kosong.

"lah anjir ketinggalan di kelas." kata marco panik. dengan cepat dia berlari ke lantai atas lagi, takut caraka sekolahnya sudah mengunci pintu kelas. "lo tungguin gue ya, nad." pekik marco sembari berlari cepat. beruntung pintu kelas belum dikunci sehingga marco bisa mendapatkan tas merahnya.

sembari mengatur nafas, marco kembali berjalan ke lantai bawah. di depannya ada dua orang cowok angkatannya yang juga sedang berjalan ke lantai bawah. awalnya marco tak peduli dengan kehadiran mereka. tapi itu berubah ketika dia mendengar nama kirana dan chanyeol disebut-sebut oleh mereka.

"eh itu si chanyeol belum putus sama kirana?"

"belum. gila ya itu si chanyeol. gue gak ngerti."

"katanya mau mutusin kirana kalau udah seminggu atau dua minggu pacaran. kalau gini mah kasian kirananya."

"gue cuma takut kalau kirana beneran suka sama chanyeol. kan kasian, ternyata dia cuma dimainin doang sama chanyeol. mau sampe berapa lama sih si chanyeol mainin kirana?"

dengan cepat marco mencegat dua cowok itu. marco tak mengenal dua cowok itu tapi seingat marco keduanya adalah anak jurusan ips. melihat marco, dua cowok itu langsung terkejut dan menelan air ludah mereka sendiri. jika mereka tau kalau marco dari tadi berjalan di belakang mereka, mungkin mereka tidak akan membahas hal itu tadi.

"apa yang lo bilang tadi bener, hah? chanyeol beneran cuma mainin kirana?" tanya marco. dua cowok itu hanya diam tak berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan marco. "jawab woy." bentak marco. dua cowok itu menatap satu sama lain seakan saling melemparkan tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan marco.

akhirnya salah satu dari mereka mengangguk. "cha-cha-chanyeol yang bilang ke kita kalau dia cuma mau mainin kirana." ujar salah satu dari mereka. marco memberikan tatapan tajam kepada dua cowok di depannya.

"brengsek." gumamnya. marco pun berlari ke lantai bawah dengan kecepatan penuh.

"duh, si chanyeol bakal baik-baik aja gak ya?" tanya zidhan, salah satu dari cowok itu. cowok yang lainnya, farrel, hanya bisa mengedikkan bahunya. melihat tatapan tajam marco tadi, baik zidhan maupun farrel, sepertinya tidak bisa menjamin keselamatan seorang park chanyeol.

"oi, marco!" teriak nadia begitu marco melewatinya begitu saja. dengan kesal, nadia akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri. padahal marco sudah berjanji untuk pulang bersamanya hari ini. "ish, dasar marco. nyebelin." dengus nadia.

puppy love → chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang