dua puluh empat

6.2K 812 17
                                    

marco menepuk pundak chanyeol. chanyeol langsung mengarahkan pandangannya ke marco yang tadinya mengarah ke kirana dan gary yang sedang berdiri di depan ruang geografi. "yeol, ke bawah yuk! temenin gue ke kantin." pinta marco. chanyeol kembali memfokuskan perhatiannya ke arah depan.

"lo duluan ke bawah aja, co. kalau gak minta temenin nadia. gue ada urusan sebentar." ujar chanyeol.

lima hari belakangan ini, kirana terlihat sangat dekat dengan gary. bahkan cewek itu menolak pulang bersama chanyeol dengan alasan harus pergi ke suatu tempat dengan gary. berangkat sekolah pun kirana memilih untuk pergi bersama gary.

chanyeol tidak tau pasti apa hubungan kirana dan gary. setiap chanyeol ingin bertanya, pasti ada saja yang menghalangi. entah guru masuk, entah kirana yang sepertinya dengan sengaja menjauh, dan yang paling bikin chanyeol kesal adalah gary yang selalu memanggil kirana di saat yang tidak tepat. bertanya lewat line pun, kirana tidak pernah menjawab.

chanyeol sudah berusaha bertanya pada marco dan nadia mengingat dua orang itu dekat dengan kirana. ralat, sangat dekat. tapi keduanya juga tidak tau tentang hubungan pasti antara gary dan kirana. mereka hanya bilang kalau mereka memang sering melihat dua orang itu ngobrol.

"ya udah, gue duluan." kata marco meninggalkan chanyeol.

chanyeol masih memperhatikan kirana dan gary. mereka terlihat menertawakan sesuatu. melihat kirana tertawa lepas, chanyeol merasa sedikit patah hati. seingatnya semenjak dia pacaran dengan kirana, dia tidak pernah membuat kirana tertawa selepas itu. pacaran. kata itu tiba-tiba terngiang di fikiran chanyeol.

memang, awalnya dia hanya berniat untuk main-main dengan kirana. seperti apa yang dia lakukan pada mantan-mantannya, termasuk dinda. namun itu semua berubah seiring dengan waktu. chanyeol tersadar bahwa dia jatuh cinta. dia benar-benar jatuh cinta pada kirana. terdengar menjijikkan, tapi itu lah yang chanyeol rasakan. sayang, sepertinya kirana tak menyadari hal tersebut. terlebih lagi kirana sudah memiliki mind set bahwa chanyeol hanya mempermainkannya. walaupun pada kenyataannya, kirana pun merasakan hal yang sama.

begitu tangan gary membelai rambut kirana lembut, chanyeol tak bisa lagi menahan rasa kesalnya. beruntung adegan itu segera berakhir dan kirana akhirnya berjalan kembali ke kelas untuk mengambil tas karena bel pulang sudah berbunyi sejak tadi.

"kir," panggil chanyeol ketika kirana melewatinya. kirana mengabaikan chanyeol dan berjalan masuk ke kelas untuk mengambil tas. setelahnya dia segera keluar dari kelas.

"kirana." panggil chanyeol lagi ketika kirana berjalan mendahuluinya. tak sabar, chanyeol akhirnya menahan tangan kirana. "kir, pulang sama gue."

"bukannya lo ada futsal?" tanya kirana.

"gue bakal bolos futsal asalkan lo mau pulang sama gue."

"bukannya katanya pelatihnya galak? mending lo futsal."

chanyeol mengeratkan genggamannya di pergelangan tangan kirana. "kir, jangan hindarin gue kayak gini tanpa alasan yang jelas. lo gak tau kalau gue gak bisa berhenti mikir kenapa lo kayak gini? gue cuma pengen pulang bareng sama lo. susah banget ya?" tanya chanyeol menatap kirana intens.

kirana menghela nafas, "oke."

puppy love → chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang