dua puluh delapan

5.6K 720 15
                                    

sinar matahari yang tak terasa begitu menyengat lagi membuat suasana menjadi nyaman. kirana dan chanyeol sedang berjalan bersamping-sampingan. keduanya hanya diam. suasana hening menyelimuti mereka. tapi berbeda dengan biasanya, keheningan ini tak membuat mereka berdua canggung. namun membuat mereka berdua merasa nyaman.

chanyeol memperhatikan kirana yang hari ini memilih untuk mengikat rambutnya. kirana terlihat sangat manis. dari kejauhan, chanyeol bisa melihat seseorang yang sedang berdiri di depan pagar rumah kirana. semakin dekat, chanyeol akhirnya menyadari bahwa orang tersebut adalah marco. melihat marco, kirana menaikkan alis kanannya.

"loh? marco? tumben ke rumah gue. mau ngapain?" tanya kirana. pandangan marco mengarah ke chanyeol yang berada di samping kirana. melihat chanyeol, rahang marco mengeras. dengan cepat, marco melayangkan sebuah pukulan ke wajah chanyeol. chanyeol yang sama sekali tak mengira bahwa marco akan menonjoknya pun seketika terjatuh.

"marco!" teriak kirana.

tanpa memperdulikan teriakan kirana. marco kembali melayangkan sebuah tonjokan ke wajah chanyeol. chanyeol bisa merasakan darah yang mulai mengalir di sudut bibirnya. kirana berusaha membuat marco berhenti dengan menarik seragam cowok itu. tapi hal tersebut tak berhasil membuat marco berhenti. lagi, marco memberikan chanyeol tonjokan.

chanyeol tak membalas marco satu kali pun. "lo, chanyeol. gue kecewa banget sama lo. gue percaya kalau lo gak bakal nyakitin kirana. ternyata lo cuma mainin dia? brengsek." kata marco sebelum kembali menonjok wajah chanyeol. wajah chanyeol kini sudah kacau. tapi cowok itu hanya diam. sebelum marco kembali menonjok chanyeol, kirana langsung memeluk cowok itu dari belakang.

"co, gue mohon, co. berhenti. jangan tonjok chanyeol lagi. gue mohon, marco." pinta kirana dengan suara parau. mendengar suara kirana, marco mulai melunak. tangan kanan marco yang tadinya terangkat, perlahan-lahan turun. nafasnya yang tak beraturan, perlahan-perlahan mulai teratur. jujur, marco merasa sedih melihat wajah chanyeol yang mulai lebam karenanya. tapi itu semua karena dia kecewa dengan chanyeol. dia tidak percaya bahwa chanyeol ternyata selama ini hanya ingin mempermainkan kirana.

"chanyeol, mendingan lo pulang. makasih udah nganterin gue." kata kirana. menuruti permintaan kirana, chanyeol pun pulang kembali ke rumahnya. setelah agak jauh dari rumah kirana, chanyeol menoleh ke belakang melihat kirana yang sedang memeluk marco erat. menghela nafas, chanyeol kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

*

2 chapter + epilogue besok ya guys wkwk. btw aku post cerita baru, tentang jongin. silahkan di liat di works-ku bagi yang berminat:3

puppy love → chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang