bonus chapter

8.2K 587 9
                                    

tangan chanyeol dipenuhi snack yang baru saja dia beli kemarin. hari minggu seperti ini, dia sedang asik menonton televisi. posisinya sedang berbaring di sofa sambil sibuk mengunyah makanan. kakak perempuannya yang baru saja bangun sontak menggelengkan kepalanya melihat chanyeol. tapi dia juga sedikit terkejut melihat chanyeol yang bangun sepagi ini. 

"tumben banget, yeol. bangun pagi." ujar nayoung dan mengambil salah satu snack chanyeol. chanyeol langsung melayangkan tatapan tajam ke arah nayoung.

"noona!" ujarnya kesal. chanyeol memang masih memanggil nayoung dengan panggilan kakak dalam bahasa korea. nayoung hanya menjulurkan lidahnya ke arah chanyeol. tiba-tiba saja terdengar suara ibu mereka yang sedang berada di dapur.

"chanyeol! tolong angkatin jemuran!" teriak ibunya. bibir chanyeol maju beberapa centi mendengar perintah ibunya. dia sudah dalam posisi nyaman sekarang dan rasanya berat sekali untuk beranjak dari sofa. 

"eomma! chanyeol gak mau gerak nih!" nayoung mengadukan chanyeol yang enggan bangun kepada ibunya. chanyeol rasanya ingin sekali melayangkan sebuah pukulan kepada kakaknya. tapi dia mempunyai prinsip bahwa dia tidak boleh menyakiti wanita. apalagi kakaknya sendiri. dengan berat hati akhirnya dia bangun dari posisi berbaringnya. belum sempat dia berdiri dari sofa, handphonenya berbunyi. 

kirana : chanyeol
kirana : gue minta alamat rumah lo dong

chanyeol : jam 9 lo berdiri depan rumah lo

kirana : hah?
kirana : ngapain?
kirana : chanyeolllll
kirana : chanyeolllll!!!!!

chanyeol tersenyum sendiri melihat jawaban kirana. tapi dia memilih untuk menjawabnya dan hanya membacanya. dia pun beranjak dari tempat duduknya untuk menjalankan perintah ibunya. mengangkat jemuran. "dih, serem banget senyum-senyum sendiri," ujar nayoung memperhatikan adiknya yang kini sedang berjalan ke luar rumah. 

*

chanyeol p.o.v

seperti yang udah gue bilang ke kirana, gue pergi ke rumah kirana sekitar jam 9 kurang 5 menit. berhubung rumah gue deket sama rumah kirana, jadi gue perjalanan gue ke rumah kirana cuma butuh kira-kira 5 menit. dari kejauhan, gue udah bisa liat cewek yang sedang berdiri di depan rumah. gue membenarkan rambut gue yang masih berantakan dan menghampiri kirana. 

kirana tiba-tiba aja menoleh ke arah kanan. pandangan dia fokus ke arah gue. sebenernya gue jadi ngerasa aneh. tapi gue berusaha buat keep cool. begitu gue sampai di depan kirana, gue bisa liat muka kagetnya kirana. mungkin dia heran kenapa gue bisa tau rumah dia. sebisa mungkin gue nahan senyum gue gara-gara muka kirana yang lucu banget. 

pandangan gue menyipit begitu gue menyadari ada hal yang aneh. eh anjir, itu apaan warna pink di bajunya kirana? motif kaosnya? gue memusatkan pandangan gue ke warna aneh itu dan gue baru sadar kalau itu adalah... dalemannya kirana. sip, gue panik. 

"ya udah, ayo." ajak kirana. 

gue mengangguk pelan. selama perjalanan gue gak bisa fokus. gila ya si kirana. dia emang sengaja atau emang bego. kenapa dia gak pake kaos kutang? mana bajunya putih. bego. kirana bego. 

"lo kan gak mesti jemput gue, yeol. lo tinggal bilang aja kalau rumah kita cuma beda 1 blok." kirana tiba-tiba ngomong.  "kan jadinya ngerepotin lo. gue gak enak." lanjut kirana.

"bisa diem?

gue berusaha sebisa mungkin buat terdengar galak. gue cuma gak mau kirana ngajak gue ngomong. karena kalau dia ngajak gue ngomong, gue harus noleh ke dia. kalau kita ngobrol sama orang tapi pandangan kita gak ke arah orang itu, itu namanya gak sopan. tapi gue gak mau ambil resiko buat noleh ke kirana. gue takut gue gak bisa kontrol mata gue. bagus. sekarang gue terdengar mesum.

seperti yang gue harapkan, kirana akhirnya diam. begitu sampai di rumah, gue membuka pagar rumah. "ngapain disitu?" tanya gue karena kirana malah diem di tempat. 

"hah?" tanyanya bingung.

"masuk." perintah gue. akhirnya dia masuk ke dalam rumah gue dengan ragu-ragu. keadaan rumah gue sepi. eomma sama noona kebetulan pergi ke supermarket sekarang. katanya sih belanja bulanan. entahlah. gue gak ngerti. gue langsung lari ke kamar gue, meninggalkan kirana di ruang tamu. gue mengambil salah satu kaos gue yang berwarna gelap. gila aja kalau anak cowok yang lain nanti liat daleman kirana. 

waktu gue jalan ke bawah, kirana lagi asik liat-liat foto keluarga gue. "nih," gue melempar kaos gue dan dengan sigap kirana menangkap kaos itu. untuk kesigapannya, sepertinya kirana perlu diberi tepuk tangan. kirana mengerutkan keningnya memperlihatkan ekspresi bingung. gue menggigit bibir bawah gue sedikit ragu untuk bilang ke kirana. "daleman lo keliatan gara-gara tuh baju putih." ujar gue akhirnya.

dia sempat terdiam sebentar seperti sedang mencerna apa yang gue bilang. dia menundukkan kepalanya seakan ingin memastikan apakah yang gue bilang bener atau enggak. "hah? daleman gue? tunggu tunggu, maksud lo, dari tadi lo liat daleman gue?" tanya dia panik. gue menggaruk tengkuk gue yang gak gatel sebenernya. 

"dikit doang." jawab gue. 

"warna apa emang?" tanyanya.

ini cewek gila apa gila. "pink." jawab gue cepet dan memalingkan wajah ke arah lain. kirana langsung memukul gue dan berlari ke arah kamar mandi sambil teriak kencang. gue hanya bisa tersenyum tipis melihatnya yang dengan buru-buru menutup pintu kamar mandi. gue bisa merasakan pipi gue yang memanas. tangan gue langsung bergerak memberikan sebuah tamparan ke pipi gue. 

ya mau gimana lagi. walau gimana pun, gue cowok normal. tau cowok gimana kan? tapi gue gak mau orang lain liat kirana kayak tadi. makanya gue rela minjemin baju gue ke kirana. begitu dia keluar dari kamar mandi, rasanya gue gak nyesel punya ide buat minjemin baju ke kirana. lucu banget. heh, apaan sih, yeol. kayak cewek jatuh cinta aja lo. jijik, nyet.

*

yang lupa kejadian ini, bisa dibaca ulang lagi chapter 8 dan 9 hehe c:

puppy love → chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang