Kejutan Baru

285 21 5
                                    

Aku berjalan mengikuti Yuda, entah mengapa dia terus berjalan secepat kilat. Menyebalkan. Padahal, kita pergi berdua, seharusnya dia menggandeng tanganku, bukan berjalan secepat ini. Namun, aku juga harus sadar diri. Yuda melakukan ini karena terpaksa, dia tidak pernah menginginkan pergi berdua denganku.

"Jalannya gak bisa pelan-pelan apa? Capek nih kaki," teriakku.

Mendengar omelanku barusan, Yuda langsung memberhentikan langkahnya dan berbalik ke arahku

"Kalau nungguin kamu jalan, bioskopnya keburu tutup. Jadi, mendingan gak usah banyak ngeluh," ucapnya sinis.

Aku mendelik ke arahnya, dia sungguh menyebalkan. Laki-laki tak pengertian.

"Tapi gak usah kecepetan juga kali," jawabku seraya berjalan cepat mengejarnya.

"Kamu itu jadi cewek ribet banget, ya. Kalau sekali lagi aku denger kamu ngomel gak jelas, mending kita gak jadi nonton aja," ancam Yuda.

Skak, ucapan terakhir Yuda membuatku terdiam. Perlu berpikir seribu kali jika ingin membalas ucapannya. Yayaya, aku kalah. Aku mengkui bahwa aku takut dengan ancamannya. Mengapa? Itu karena aku tidak ingin menghilangkan kesempatan jalan berdua dengan Yuda. Karena belum tentu aku bisa pergi berdua dengannya.

Baiklah, setelah lama berjalan, akhirnya aku sampai di pintu masuk bioskop. Sejenak kutelusuri tempat ini, ramai sekali. Aihh, aku tak sudi menganteri tiket bioskop. Hmm ... mungkin aku harus memerintahkan manusia es di sebelahku untuk menganteri. Karena kodratnya memang demikian, bukan? Laki-laki yang harus diperintah oleh perempuan.

"Yud, mending kita bagi tugas aja. Kamu yang beli tiketnya, aku yang beli popcorn sama minumnya. Gimana?"

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Yuda langsung melengos pergi meninggalkanku. Nah, sikapnya masih saja dingin. Dan mungkin dia harus rajin berjemur di bawah terik matahari, agar seluruh es yang ada di tubuhnya dapat meleleh.

Baiklah, itu tidak terlalu penting. Saripada memikirkan soal sikap Yuda yang dingin, lebih baik aku membeli popcorn dan minuman saja

Setelah memesan popcorn dan minuman, aku segera mencari keberadaan Yuda. Jangan sampai dia melarikan diri, aku tidak akan ridho kalau dia sampai melarikan diri.

Namun nasib masih berpihak kepadaku, nyatanya semua ketakutanku tidak terbukti. Rupanya, Yuda telah berdiri di samping pintu masuk bioskop sambil memainkan ponselnya. Serius banget sih megang ponselnya, awas aja kalau berani berhubungan dengan gadis lain. Akan kubantai kalian jika itu benar terjadi.

"Lama banget, sih? Nih, tiket buat kamu." Yuda langsung memberikan tiket bioskop yang baru dibelinya kepadaku.

"Emangnya kamu kira beli popcorn sama minum itu gak anteri apa ? Tapi makasih banget lho tiketnya," ucapku sambil memberikan senyuman manisku pada Yuda.

Aku langsung mendelik kaget ketika melihat tiket yang diberikan oleh Yuda, kalian tahu apa? Ternyata Yuda membeli tiket film horror, arghhh. Sepertinya dia sengaja mengerjaiku. Dasar laki-laki tak berperasaan.

"Ngapain bengong? Ayo masuk," ucap Yuda membuyarkan semua lamunanku.

"Ini kamu serius mau nonton film horror? Gak mau film yang romantis aja?" tanyaku memastikan.

"Kamu emang banyak maunya ya, mendingan cepetan masuk karena sebentar lagi filmnya bakalan dimulai."

Yuda langsung menarik tanganku dan membuatku harus menonton film horor. Parahnya lagi, Yuda memilih tempat duduk yang sangat strategis. Tempat ini sangat pas untuk membuatku menjerit histeris ketika setannya keluar.

Yuda NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang