Awal Pertemuan

592 47 6
                                    

Gadis itu baru bangun dari tidurnya dan langsung memandang lurus ke luar jendela rumahnya, tepat di sebuah rumah yang dulu menjadi saksi semua kenangan indah bersama dengan sesorang. Seseorang yang diyakininya sebagai cinta pertamanya, walaupun dia tak tahu apakah orang itu masih mengingatnya atau tidak.

Kisah ini bercerita tentang Vanisa Azzahra yang setia menunggu cinta masa kecilnya yang telah lama pergi meninggalkannya, dia adalah Yuda Aris Pratama.

Masih teringat betul kejadian sepuluh tahun yang lalu, dimana semua canda tawa serta lukanya berada.

Flash back

Seorang gadis kecil menerjapkan matanya berkali-kali. Seperti biasa, dia bangun kesiangan. Ini semua karena alarm yang dipasangnya tidak berbunyi. Entah tidak berbunyi atau dia yang tidak mendengarnya.

Kini gadis itu berjalan menuruni anak tangga, berusaha mencari bundanya. Matanya menangkap sosok yang sedang dicarinya, itu dia bundanya. Dari kejauhan, dia melihat budanya sedang berbicara dengan seorang wanita. Mungkin seumuran dengan bundanya.

"Bunda, aku caliin telnyata di cini," ucap gadis itu.

Bundanya berbalik, di tatapnya gadis itu lekat-lekat.

"Maaf ya, Sayang. Bunda masih silaturahmi sama tetangga baru kita," katanya. "Oh ya, Sayang. Kenalin ini Tante Sarah, Om Wisnu, dan yang ganteng ini namanya Yuda."

Nisa menatap anak kecil yang diperkenalkan oleh bundanya. Ternyata benar, dia memang tampan. Nisa mulai melemparkan senyum manisnya pada Yuda.

"Hai, aku Yuda. Nama kamu ciapa?" sapa Yuda yang sambil memberikan tangannya pada Nisa.

Dengan sigap, Nisa mengarahkan tangan mungilnya kepada Yuda.

"Aku Icha, mulai cekalang kita belteman ya Yuda," ucap Nisa tersipu malu.

Walau baru pertama bertemu,  mereka bisa langsung akrab. Seakan ada ikatan di antara mereka.

"Udah ya kenalannya, Sayang. Kamu mandi dulu gih, bentar lagi kan harus sekolah," ucap bundanya, menyadarkan Nisa bahwa dia harus bergegas pergi.

Nisa mulai menepuk jidatnya. "Aduh, iya Bunda. Icha harus mandi dulu," ujarnya. "Yuda, aku pelgi dulu ya. Nanti kalo aku udah pulang, kita halus main baleng ya."

Kemudian Nisa pergi meninggalkan mereka. Sedangkan Yuda hanya dapat diam menatap gadis itu, ada pancaran kekaguman di sana.

Dan inilah awal pertemuan itu, awal dimulainya semua keindahan dan semua luka.

¤
¤
¤
¤
¤
¤

TBC...

Jangan lupa Vomentnya...

- Yuda Nisa -

Yuda NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang