Penuh Kelicikan

314 20 2
                                    

Zavira POV

Aku tengah duduk berdua dengan Yuda, di sini terdengar suara biola yang begitu indah dan menambah keromantisan cafe ini. Yuda memang sangat pintar dalam memilih kafé, aku sangat menyukai tempat ini. Jujur saja ini kali pertamaku datang ke kafé yang romantis bersama seorang cowok.

Aku tengah asik bersendau gurau dengan Yuda, tanpa melihat sekelilingku. Ternyata selain tampan dia juga humoris, aku semakin menyukainya. Di sela pembicaraan kami, aku melihat Nisa dan Faris yang sedang berada di kafé ini. Bodohnya lagi, sepertinya Faris melihatku bersama Yuda.

Sebelum aku ketahuan dengan Nisa, ada baiknya untuk aku pergi dari sini. Aku tidak mau Nisa tahu semuanya, karena jika hal itu terjadi semua rencana yang telah kususun rapi ini akan hancur begitu saja.

"Yud pulang, yuk," ajakku.

Raut wajah Yuda Nampak kebingungan ketika mendengar ajakanku ini.

"Lho kok pulang, Vir?" tanya Yuda.

"Tiba-tiba aku gak enak badan nih, Yud. Aku pengen pulang aja," kataku berbohong.

Yuda menarik napasnya gusar, kemudian menatapku lekat-lekat. "Yaudah, kalo gitu kamu tunggu di sini dulu. Aku mau ke kasir."

"Kayaknya aku tunggu di luar aja deh, soalnya di sini dingin banget," ucapku.

"Oke, kalo gitu kamu tunggu di luar dulu biar aku bayar ke kasir."

Aku hanya memberikan anggukanku saja, kemudian Yuda langsung pergi menuju kasir.

Setelah itu, aku menoleh ke arah Faris dan Nisa. Sepertinya Faris sedang memberitahu Nisa sesuatu. Jangan-jangan ... Faris akan memberitahu Nisa kalau aku sedang makan berdua dengan Yuda. Tidak, ini tidak boleh terjadi. Kalau Nisa melihatku dengan Yuda, semua rencanaku bisa berantakan.

Langsung saja aku berjalan ke luar, menjauhi bangkuku tadi. Dan benar saja, setelah aku pergi Nisa menoleh ke arah bangkuku. Untungnya aku dengan cepat menyadarinya keberadaan Nisa dan Faris, jadi rencanaku belum ketahuan oleh Nisa.

¤¤¤

Aku telah sampai di kamar Nisa, untungnya tidak ada siapapun di sini. Jadi aku tidak perlu mencari alasan untuk menutupi kebohonganku ini. Dengan cepat aku langsung mengganti bajuku dengan baju tidur, kemudian aku langsung menutupi tubuhku dengan selimut. Semoga saja dengan begini Nisa tidak akan curiga kepadaku, dan semua rencanaku tidak akan terbongkar.

Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil dihalaman rumah Nisa, langsung saja aku berdiri dan melihat kearah jendela. Aku membulatkan mataku ketika melihat Nisa dan Faris telah tiba, tanpa babibu lagi aku langsung mengatur posisi tidurku dan berpura-pura bermain ponsel

Lama kelamaan suara hentakan kaki Nisa semakin jelas terdengar, sepertinya dia akan masuk ke kamarnya. Aku langsung mengacak-acak rambutku, agar Nisa percaya bahwa aku telah bersiap untuk tidur. Setelah itu, knop pintu kamar Nisa mulai terbuka, dan benar saja Nisa telah sampai dikamarnya. Tetapi yang membuatku merasa aneh adalah wajah Nisa terlihat heran ketika melihatku sedang tidur dikamarnya, sepertinya Faris memang telah memberitahu Nisa soal aku dan Yuda yang sedang makan berdua di café itu. Benar-benar menyebalkan ya si Faris.

"Hai, Nis, baru pulang ? Kamu habis darimana? Kok malam banget pulangnya?" tanyaku berpura-pura tidak tahu.

Nisa langsung melanjutkan langkah kakinya ke arahku, sekarang dia sedang dduduk dikasurnya.

"Habis dinner sama Faris, capek banget deh rasanya," jawab Nisa.

Aku sedikit bernapas lega, setidaknya Nisa tidak menanyaiku soal kejadian di cafe tadi. Kejadian di mana Faris melihatku dan Yuda sedang makan bersama.

Yuda NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang