Licik

216 18 17
                                    

Sebelum kalian baca, aku mau ngucapin terima kasih karena berkat kalian ceritaku yang abal - abal ini udah mencapai 1K riders. Gak nyangka pembacanya bisa nyampe segitu, padahal menurutku cerita ini jauh dari kata bagus....

Oke gak usah basa - basi lagi, aku cuma mau bilang happy reading guys.

"Hmm ... aku ...."

Nisa dan Zavira tampak tegang mendengar jawaban dari Yuda. Bagaimana, tidak? Jawaban Yuda ini sangat berpengaruh pada kisah mereka ke depannya. Nisa sangat berharap bahwa Yuda menyanggupi permintaannya, karena dengan begitu, dia dapat memiliki sedikit waktu indah bersama dengan Yuda.

Di sisi lain, Zavira berharap bahwa Yuda menolak permintaan Nisa, dia begitu takut kalau nantinya Yuda akan terus terjerat dalam permainan Nisa. Belum lagi kalau nantinya Yuda mengetahui kenyataan yang sebenarnya, kenyataan bahwa Nisa adalah Icha dan Zavira selama ini hanya membohongi Yuda saja. Pasti jika hal itu benar terjadi, Yuda tidak akan memaafkan Zavira dan mungkin berbalik membencinya.

"Aku ... aku setuju dengan penawaran kamu, aku bersedia jadi pacar kamu selama satu bulan kedepan. Ingat hanya satu bulan, gak lebih."

Nisa langsung mengembangkan senyumannya seketika, dia sangat bahagia karena semua impiannya dapat terwujud. Dia akan menghabiskan waktu bersama Yuda lagi, sama seperti 10 tahun yang lalu. Walau mungkin kali ini Yuda menjalankannya dengan penuh keterpaksaan, namun itu tak pernah menyurutkan semagat Nisa sama sekali.

"Iya hanya satu bulan, gak lebih. Setelah itu, kamu akan terbebas dariku selamanya. Oke, kalau gitu hubungan kita terhitung mulai hari ini, kamu harus jadi pacarku mulai hari ini sampai satu bulan ke depan."

Nisa mulai menggandeng tangan Yuda, namun secara kilat Yuda langsung melepaskan tangannya dari Nisa. Dia begitu risih dengan perilaku Nisa ini, mungkin bisa dibilang Yuda belum terbiasa dengan semuanya.

Sementara itu, Nisa yang menyadari Yuda telah melepaskan tangannya hanya dapat diam saja. Dia tak tau bagaimana cara mendekati Yuda, padahal dia sudah menggunakan semua cara. Apalagi rencananya yang satu ini adalah rencana terakhir yang dirancang oleh Nisa, seharusnya dengan ini Yuda dapat menuruti semua permintaannya. Namun terkadang harapan tak sesuai dengan kenyataan, tidak ada hal yang berubah, sikap Yuda masih saja dingin padanya.

"Kok dilepas? Kamu gak lupa kan sama penjanjian kita barusan? Aku gak suka ya sama orang yang selalu mengumbar janji tapi gak pernah ditepati," ucap Nisa sedikit ketus.

Nisa langsung menggandeng tangan Yuda untuk kedua kalinya, dan kali ini Yuda hanya diam saja. Dia mengingat semua janji yang baru saja dia ucapkan, janji konyol yang harus dia tepati. Walau tidak suka berada di dekat Nisa, Yuda berusaha untuk menerimanya. Dia ingin agar Nisa segera pergi dari kehidupannya, karena dengan begitu tidak akan ada lagi yang mampu mengganggu hubungannya dengan Zavira.

'Sepertinya aku memang tidak bisa menghapus pandangan burukmu tentang aku, Yud, kita sudah terlalu jauh dan tak bisa disatukan lagi. Aku sedih, aku kecewa, aku marah, tapi aku bisa apa. Baru aku genggam tanganmu saja, kamu langsung melepaskannya. Bagaimana nantinya kalau kamu tau bahwa aku itu Icha? Apa kamu akan kecewa? Apa nantinya kamu akan melupakan Icha kalau nantinya kamu tau bahwa Icha yang manis telah berubah menjadi Nisa yang arogan,' batin Nisa.

Punggung Nisa dan Yuda sudah meninggalkan tempat tersebut, namun Zavira masih menampakkan wajah merahnya. Dia begitu kecewa dengan keputusan Yuda, bagaimana bisa Yuda menerima permintaan Nisa itu? Satu bulan, itu bukan waktu yang singkat. Selama satu bulan itu Zavira harus menahan rasa cemburunya atas kedekatan Yuda dan Nisa? Apa dia bisa? Entahlah, hanya waktu yang bisa menjawab semua teka-teki itu.

"Lihat aja, Nis, aku gak akan biarin kamu merebut cintaku lagi. Aku gak mau semua perjuanganku ini sia-sia. Gak akan, Nis. Kamu boleh menang hari ini, tapi aku akan memberikan kejutan baru yang lebih dari ini. Kamu gak pernah tahu kan gimana parahnya pembalasan orang yang sakit hati, itu lebih menyakitkan, Nis. Bersiaplah untuk kehilangan semuanya sekarang," ucap Zavira dengan penuh ambisi.

Yuda NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang