Terulangnya Kisah Masa Lalu

175 9 5
                                    

Berkali-kali Nisa memandangi jam tangan gold yang bertengger di tangannya dengan sejuta perasan jengah. Pasalnya, Yuda tak juga menampakkan dirinya. Sial, Nisa tak suka menunggu, apalagi menunggu Yuda. Bukannya pemalas, hanya saja dia telah cukup bersabar. Oke, ini mungkin berlebihan. Namun, keadaan telah memaksa Nisa menjadi gadis yang tak sabaran. Nyatanya, segala penantiannya tak pernah berbuah manis.

Tes ... tes ... tes ...

Air? Dari mana datangnya? Apakah ini hujan? Sepertinya tidak. Lalu, apa yang menyebabkan air ini datang? Entahlah.

Penasaran, mungkin itulah yang sedang dirasakan oleh Nisa. Karenanya, dia memutuskan untuk mendongakkan wajahnya ke arah langit. Ajaib, matahari nampak bersinar dengan teriknya. Aneh.

"Udah lama nunggunya? Hmm?" tanya seseorang di belakang Nisa.

Aih, inilah penyebabnya. Pasti laki-laki itu yang dengan lancangnya mencipratkan air ke arah Nisa.

"Yuda?"

"Hai, Nis," jawab Yuda sambil memberikan senyuman mautnya.

Kemudian, tanpa sengaja Yuda menekan pistol airnya hingga seluruh air yang terdapat di dalam pistol itu mengarah kepada Nisa.

"Arghh, Yuda. Basah semua wajahku, nyebelin kamu. Ihhhh." Nisa mulai panik, pistol air itu mengenai hampir setengah badannya. Ingin sekali dia berganti baju, namun situasi tak memungkinkan.

Yang jelas, Nisa ingin menerkam Yuda saat ini juga.

"Maaf deh, maaf."

Nisa tak menjawab, dibalikkan tubuhnya membelakangi Yuda. Baiklah, dia memang kekanak-kanakkan. Entah mengapa dia jadi berubah seperti ini, dia jadi lebih manja dan emosional.

"Nis."

"Hmm ...."

"Marah, ya?" tanya Yuda.

Nisa tak menjawab, biar saja Yuda kuwalahan menghadapi tingkah kekanakannya ini. Nisa tak peduli.

"Nis, hadap sini bentar." Yuda berusaha membalikkan tubuh Nisa secara paksa. Awalnya Nisa masih bersikeras dengan posisinya semula, namun akhirnya pertahanan Nisa runtuh juga. Dibalikan tubuhnya kembali menghadap Yuda.

Seketika tubuh Nisa berbalik, seketika itu pula Yuda memberikan mawar yang dibelinya tadi kepada Nisa. Sontak mata Nisa langsung berkaca-kaca, laki-laki di hadapannya benar-benar memberikan bunga. Dia benar-benar melakukan hal romantis kepadanya. Arghh, tak ada sepatah kata pun yang dapat Nisa ucapkan. Dia hanya bisa mengambil bunga itu seraya mencium aromanya. Harum.

"Kamu suka bunganya?" tanya Yuda ketika melihat Nisa terus meresapi aroma mawar merah itu.

Nisa mengangguk, kemudian mendongakkan wajahnya. Matanya memandang Yuda lekat-lekat, seakan ada cinta yang terselip di dalamnya. "Makasih Yuda untuk bunganya, aku suka."

"Untuk kedua kalinya, aku akan mengatakan bahwa itu adalah bunga yang cantik untuk Nisa yang cantik."

Deghhh!!!

Lidah Nisa seakan kelu, tak ada sepatah kata pun yang mampu diucapkannya. Hebat, sepertinya perkataan itu mampu membangkitkan segala kekuatan magis yang tertanam kuat dalam diri Nisa. Mengapa? Penyebab utamanya karena perkataan itu serupa dengan perkataan yang diucapkan Yuda sepuluh tahun yang lalu.

"Nis," panggil Yuda.

"Hmm."

"Ke danau, yuk?!! Aku mau ngajakin kamu melakukan hal yang sangat aku suka," ajak Yuda.

Lagi-lagi dunia seakan bertumpu pada diri Nisa. Danau? Arghhh, itu adalah tempat yang sering di datanginya saat kecil dulu. Apa artinya ini? Mengapa seluruh kejadian hari ini seolah mengisyaratkan bahwa memang takdir ingin membuat mereka kembali mengingat masa kecilnya dulu. Mungkinkah ini pertanda bahwa mereka ditakdirkan bersama? Arghh, mungkin saja.

Yuda NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang