BBM-34

21.8K 1.6K 7
                                    

Suasana di mobil tak pernah sepi jika didalam nya sudah ada prilly dan dirinya. Entahlah, selalu saja ada bahan candaan dan obrolan saat mereka sudah berada didalam mobil. membicarakan sekolah, teman, musik, film bahkan sampai menertawkan diri sendiri. itulah yg membuat ali dan prilly saling merindukan satu sama lain dalam waktu singkat

"li, kemana sih ini?"

"berisik lo, tinggal duduk manis ini"

"ya kan gue kepo li"

"lo kan emang ratunya kepo, kalo ga kepo ya gosip, kalo ga gosip ya berisik" cemoh ali

'Tak!" jitakan kecil mendarat di dahi ali

"aww, elo ya, ga ada manis manis nya sama cowo sendiri" ucap ali sambil menghusap dahi nya

"bodo ae, sama cowo tengil ini gausa sok manis lah gue hahahaa"

Ali membelokkan setir mobilnya ke kiri tepat di parkiran sebuah restoran bernuansa 80'an, bisa dilihat dari sisi luar restoran itu yg dikelilingi pagar kayu serta ornamen2 klasik dan vintage

"li, gue baru tau ada restoran ginian?"

"makanya gaul dikit napa"

"yaudah sih, gaul nya elo sama gaul nya gue kan beda"

"ayo ah turun"

Ali turun lebih dulu lalu membuka pintu untuk prilly dan menjulurkan tangan kanannya agar diraih oleh prilly

"ciye sok romantis" ucap prilly sambil terkekeh kecil lalu meraih uluran tangan ali dan turun dari mobil

"ribet ya lo" balas ali lalu menggandeng tangan prilly masuk kedalam restoran yg dihiasi lampu kuning agak redup, dengan bingkai2 foto abstrak dari kayu menghiasi dinding, cat di semua tembok yg di desain menyerupai batu bata, lantai, meja dan kursi berbahan kayu, serta diiringi oleh musik juke box di tengah2 restoran membuat suasana tahun 80'an seperti di eropa semakin erat apalagi dengan makanan yg disajikan memang lebih dominan masakan eropa

"li, gila ini restorannya keren" bisik prilly

"iyalah, siapa dulu yg milih tempat makannya"

"alah, palingan lo browsing atau nanya nanya mama dulu"

"ya ngga lah, gue observasi langsung"

"hahahaa selera lo tua juga" kalimat terakhir prilly ini berhasil membuatnya mendapat pelan cubitan di hidungnya

Ali membawa prilly menuju ke lantai 2 dengan menaiki tangga yg terbuat dari kayu dan menempel pada tembok. ali sudah memesan sebuah meja di sudut kiri restoran tepat disebelah kaca cukup besar yg membuat mereka bisa melihat suasana kota jakarta malam hari. prilly sedikit terbelak saat melihat tatanan meja begitu romantis dengan lilin ditengah2 nya. ali mempersilahkan prilly duduk sebelum akhirnya ali ikut duduk bersebrangan dengan prilly.

"eh, lo bisaan banget sih bikin yg sweet gini?"

"makanya bersyukur punya cowo cem gue" jawab ali dengan pd nya

"iewh!"

"eh, liat ke jendela deh"

prilly mengikuti arah pandangan ali keluar jendela. mata prilly menatap takjub gambaran kota jakarta yg dihiasi banyak lampu jalanan dan pemukiman yg terlihat dari lantai 2 ini. walaupun masih banyak pemandangan yg tertutup gedung2 besar tapi tak membuat pemandangan indah ini surut.

"sumpah li, it's so amazing view" ucap prilly namun tak ada jawaban sampai akhirnya ia mengembalikan pandangannya ke arah depan dan kursi dihadapannya ... kosong

"li? ali?" panggilnya sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut lantai 2 restaurant ini namun ia tak menemukan ali nya

Tiba2 lampu meredup namun ada 1 lampu yg paling terang menghadap ke ujung dekat tangga, seorang lelaki tengah terduduk dihadapan grand piano putih dengan microfone dihadapannya

"i want to sing a song for my lovely girl at the corner" ucapnya sambil menunjuk kearah tempat duduk prilly dan seketika pandangan pengunjung yg cukup ramai di lantai 2 ini menuju pada prilly yg hanya bisa membekap mulutnya

"prill, listen to me" ucap ali dan perlahan ia pun menekan tuts tuts hitam putih dihadapannya hingga mengalunkan sebuah melodi

BBM ( Season 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang