Mereka kembali mencoba wahana ekstrim mulai dari hysteria sampai roller coaster, wahana anak2 seperti istana boneka dan yg lainnya pun mereka coba. Prilly dan ali mulai lelah tertawa dan ketakutan, kebetulan hari mulai beranjak sore, akhirnya mereka memutuskan untuk membeli minum dan beristirahat sejenak
"haaaaaa cape liiii" ucapnya manja sambil bergelayut di lengan ali
"iya sayang, minum dulu gih"
Prilly mengangguk dan meneguk orange jus yg ali berikan
"laper" rengeknya lagi
"mainnya udahan?"
"udah, mau pulang"
"yaudah ayo pulang, kita cari makan dulu" ucap ali sambil tersenyum
"gendooonngg"
"idih.. berat lu"
"aaaaa aliii capeeeee" prilly justru berteriak seperti aak kecil
"eh! iyaiya gue gendong, sini naik" ali membungkukkan abdannya dan menepuk2 pundaknya
Prilly tersenyum penuh kemenangan lalu naik ke punggung ali
"yeayy! jalan kapten!"
"berat woy"
"sstt!" prilly berdesis lalu membekap mulut ali dan mereka pun tertawa.
.....
Seusai makan disebuah restauran yg tak jauh dari dufan, mereka pun akhirnya pulang. diperjalanan pulang, ali dan prilly bungkam, padahal terakhir mereka tertawa 10 menit yg lalu, namun saat ini semuanya seakan sirna. entah fikiran apa yg menguasai kepala mereka masing2. Tak ada yg berniat memulai pembicaraan
"prill"
"hmm, ya?"
"lo kenapa sih sayang? lo beda, lo ada masalah?"
"sedikit" jawabnya sambil tersenyum
"mau cerita?"
"mau ketemu mama resi, boleh?"
"boleh lah sayang, yaudah kita kerumah gue dulu ya"
"makasih banyak li"
"apaan sih, cuma ketemu mama ini"
"terima kasih, lo selalu bisa bahagiain gue"
"udah jadi tugas gue buat bahagiain elo sayang" ucap ali tulus sambil menghusap lembut pipi prilly
"li, lo percaya kalo ldr itu ada?"
"percaya lah sayang, emang kenapa?"
"how if that happen with us?"
"we can survive it, through it"
"lo yakin?"
"sangat yakin, emang nya kenapa sih?"
"kalo gue ninggalin lo gimana?"
"gapapa, setidaknya bukan gue yg ninggalin lo. emangnya kenapa? gak akan ada yg pergi diantara kita sayang"
"ada li"
"siapa?"
Prilly menghela nafasnya pelan "gue"
"maksud lo?"
"tadi pagi mama nelfon gue, dia bilang lusa mau ke indonesia buat jemput gue. papa minta gue kuliah di jerman" ucap prilly dengan nada bergetar lalu membuang pandangannya keluar jendela
Ali terdiam, lidahnya kelu, kepalanya mendadak pusing namun ali tetap kuat bahkan justru ia memasang senyum tenangnya. ali tak berniat menjawab, ia butuh waktu untuk menerka kata2 prilly barusan. ali hanya menarik tangan prilly dan mengecupnya lembut, sangat lembut. ali kembali fokus dengan setir mobilnya.
Prilly masih sibuk dengan tangis yg entah sejak kapan muncul dan sibuk dengan fikiran di kepalanya. suasana mobil ali sekarang lebih menyeramkan dibanding wahana hysteria di dufan barusan. prilly tak bisa membayangkan bagaimana jika hubungannya harus berakhir dengan ali, bagaimana jika ali tak bisa menjalankan ldr dan masih banyak lagi pertanyaan berkecamuk dikepala prilly belum lagi melihat sikap ali yg hanya diam dan tak merespon apapun perkataannya barusan.
...
Prilly menghapus air matanya saat sudah sampai dihalaman rumah ali, ia juga membenahi sedikit make up nya sebelum bertemu mama. prilly tak mau mama eci mengetahui apa yg terjadi, mugkin ini pertemuan terakhirnya dengan mama dan tentu juga dengan ali nya.
Mereka pun turun dan ali memencet bel rumahnya, prilly merasa sedikit sesak dadanya melihat ali tak menggenggam tangannya, namun prilly mencoba bersikap biasa, tak lama mama resi muncul dari balik pintu
"prillyy.. ya ampun sayaaanngg, mama kangen" mama eci berhamburan memeluk prilly
"ily juga kangen mama" ucapnya membalas pelukan mama resi
"ma, ali ke kamar sebentar mau mandi" ali pun berlalu, prilly hanya bisa menghela nafasnya berat
"ayo sayang masuk, mama abis bikin kue nih, kamu cobain ya"
"iya mah, ily cobain" prilly mengikuti langkah mama eci memasuki ruang tamu
Setelah hampir 1 jam berbincang dan mencicipi kue buatan mama eci, ali tak kunjung turun
"aduh si ali mana sih kok ga turun turun ya"
"ily susulin ke kamarnya aja ya ma?"
"yaudah kamu cek gih sayang, mama mau beresin dapur dulu"
Prilly mengangguk lalu akhirnya menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar ali namun tak kunjung dibuka. prilly pun akhirnya memberanikan diri membuka pintu kamar ali dan perlahan masuk. prilly tersenyum, kamar berbau club barca ini masih rapi sama seperti pertama kali ia memasuki kamar ini beberapa bulan lalu.
Prilly melirik ke arah pintu balkoni kamar ali yg terbuka, ternyata disana lelakinya tengah berdiri sambil menatap langit
"li" lirihnya pelan dan ali pun menoleh kebelakang dan tersenyum
"kenapa?"
"ngapain?"
"ngga ngapain, sini prill"
Prilly mendekat dan berdiri disebelah ali
"kok lama di kamar? kenapa gak nyamperin gue sama mama dibawah?"
"gapapa, gue pengen sendiri aja disini"
"secara gak langsung lo ngusir gue?"
"ngga sayang" ali menghadap prilly dan menghusap lembut pipi gadisnya "gue cuma berfikir aja, gimana rasanya saat lo pergi ninggalin gue ke jerman nanti"
"li, maaf, gue gak tau papa bisa sampe nyuruh gue buat ke jerman lagi, gue kaget, gue juga gak mau pergi dari sini li" prilly mulai meluapkan tangisnya lagi, ali pun membawanya kedalam pelukannya
"jangan nangis dong, masa pacar gue cengeng? gue gapapa sayang, gue akan dukung semua yg terbaik buat lo, kita bisa ldr'an kok"
"tapi li.. lo tau gue sangat bergantung sama lo, gue suka kangen sama lo, gue benci sama papa"
"hey.. siapa yg ngajarin cewe gue buat benci sama papanya? kita bisa skype sayang, bisa berhubungan dengan semua sosial media yg ada, bahkan gue bisa nyamperin lo ke jerman tiap liburan semester, begitupun sebaliknya"
"gue takut, takut kalo lo ninggalin gue"
"hahahaa.. gue janji sayang, gue janji demi kita, demi kamar barca gue, demi gitar gitar gue, demi langit, awan, burung, udara dan seluruh bumi beserta isinya kalo gue gak akan pernah ninggalin lo. gue terlalu mencintai elo"
"janji demi prilly latuconsina?"
"janji sayang"
"terima kasih li, lo yg terbaik"
"samasama sayang, jangan nangis lagi dong"
"i love you"
"i love you too prill"
KAMU SEDANG MEMBACA
BBM ( Season 1 )
RandomTidak ada yg salah dari pertemuan kita. entah darimana asalnya, dari dunia nyata atau maya, asalkan 'kamu cinta aku' semua akan baik baik saja. P : Kalau harus memilih pergi atau bertahan, aku memilih bertahan. Tapi kalau kamu mau aku pergi, aku bis...