Kiara sedang berjalan disekitar perumahan kompleknya. Menurutnya, berjalan sendirian selagi hujan rintik adalah hal yang menyenangkan.
Ia berjalan sembari melihat pemandangan jalanan dibawah kakinya.
Air yang menggenang dijalanan berlubang membuat Kiara berhenti berjalan sejenak.
Kiara melihat dirinya sendiri di genangan air itu. Melihat gadis kecil yang baru menginjak masa remajanya dengan lelaki yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Kiara menyukai lelaki itu.
Bajunya basah,tasnya dan rambutnya basah. Kiara tak peduli ia akan dimarahi oleh bundanya karena ulahnya itu. Karena, Kiara tau kebahagiaan Kiara adalah bisa berjalan sendirian dibawah naungan sang hujan. Ya, itu adalah hal kecil yang membuat Kiara bahagia.
"Kiara pulang" Ucapnya setelah memasuki pintu masuk rumahnya.
"Bunda di dapur ra," Teriak bundanya dari dapur sana.
Kiarapun berjalan secara perlahan menuju kamarnya agar tidak ketahuan bahwa ia baru saja bermain hujan.
Setelah berganti pakaian Kiarapun terduduk ditepian ranjangnya. Melihat handphonenya yang tak ada satu notifikasipun dari seseorang yang dirindunya.
"Yakin gue kangen sama Zello?"
Batinnya meragu.Kiara melempar handphonenya kesal, "Kenapa jadi gue mikirin Zello dah?"
Kiara bangkit dari tepian ranjangnya dan membuka lemari untuk mengganti pakaiannya.
"Kiaraaaaaaaa!" Teriakan Bunda Kiara membuat Kiara memukul jidatnya.
Bagus! Gue lupa lap tetesan air dari baju gue yang jatuh kelantai. Ketahuan dah.
Segera Kiara mengganti pakaiannya lalu berlarian kecil menuruni tangga untuk menemui bundanya yang pastinya sudah menyiapkan segala nasehat panjang umtuknya.
"Kamu main hujan lagi?" Tanya bundanya santai.
"I----iya bun" Ucap Kiara ketakutan.
Bunda Kiara membuang nafas besar, "Nanti kalau sakit lagi gimana?"
Kiara terkekeh, "Tapi, aku suka hujan bun."
"Suka hujan bukan berarti kamu harus bermain bersama hujan, Ra" Ucap bunda yang memberikan lap pada Kiara.
"Iya, terus aku harus ngapain?" Tanya Kiara sembari mengelap lantai.
"Suka sesuatu bukan berarti harus bersamanya Ra, terkadang dengan melihatnya saja kamu bisa tenang. Walaupun kamu tidak bersamanya." Ucap Bunda memberi nasehat.
"Okey! Udah selesai. Maafin Kiara ya bun" Ucap Kiara sembari memeluk bundanya.
Bunda Kiara mengangguk, "Sana makan."
"Kak Cia belum pulang bun?" Tanya Kiara yang mulai berjalan menuju meja makan.
Bundanya ikut duduk disamping Kiara, "Katanya ada kerja kelompok jadi pulangnya agak malam."
---------
Kiara sedang terduduk dimeja belajarnya. Setelah mengerjakan tugasnya, ia hanya duduk termenung sembari melihat handphonenya yang hampa tak ada apapun. Entah apa yang ingin ia lakukan sekarang, karena sejujurnya ia sangat bosan kali ini.
Drtt drtt
Tiba - tiba saja hanphone Kiara berbunyi. Dengan cepat ia memeriksanya karena mungkin saja itu berasal dari Zello.
Jejen : Eh tugas Indonesia halaman berapa? Gue lupa.
Lah, Si Jejen? Udah berharap aja dari lo Zel.
Kiarapun membalas pesan dari sahabatnya. Lalu, mulai menelusupkan kepalanya kedalam tangan di atas meja belajarnya.
Drrt drrt
Bunyi hanphone Kiara lagi. Kiara tidak mempedulikannya karena mungkin Jejen hanya membalas ucapan terimakasih.
Drrt drrt drrt
Handphone kembali berbunyi, tetapi masih dihiraukan Kiara.
"Bawel ah lo Jen" Ucap Kiara yang masih menelusupkan kepalanya.
Drrt drrt drrt.
Kiarapun kehilangan kesabaran, dan memeriksa handphonenya sembarangan.
Terlihat ada 4 pesan sekaligus disana. Dan itu semua berasal dari seseorang yang sudah ditunggunya. Zello.
Zello : "Hai ra"
Zello : "Udah tidur ya Ra?"
Zello : "Kiara"
Zello : "Hmm, oke night ra"Asdfghjkl.
"Gue gatau mau bilang apa sekaraang!" Ucap Kiara menggerutu.Kiara mengetikkan pesan secepatnya untuk membalas pesan Zello.
Kiara tersenyum, Zello sangat baik padanya.
Zello : "Bulan depan bisa kita bertemu?"
Kiara hanya melihat layar handphonenya.
"Ketemu?" Kiara mengulang apa yang sedang dibacanya.
Kiara : "Oke bisa, aku tunggu bulan depan."
Kiara tidak sengaja menekan tombol kirim. Dan, terlambat. Ia meng-iya-kan ajakan orang asing.
"Kenapa gue kirimmm! Ah gimana nih? Mampus. Mati aja lo Ra." Kiara melempar handphonenya kesal.
Drrrrrt
Handphone Kiara kembali bergetar, perlahan Kiara mengambil handphonenya dan melihat layar handphonenya perlahan.
Zello : "Okey, tunggu aku ya."
Kiara berteriak, ia sangat histeris. Sungguh ia senang tidak ia sedih. Ah entahlah yang jelas, perasaannya sedang tak karuan kali ini.
"Lelaki itu mengajakku untuk bertemu. Aku tak sabar akan hal itu. Bisakah bulan ini dipercepat sebisa mungkin?"
Rabu, 1 Maret 2012
Tulisnya di postcard, seperti biasa Kiara menempelnya di dinding kamarnya.
Apakah bisa, aku mencintaimu yang bahkan belum pernah aku ketahui dari mana asalmu, siapa keluargamu, dimana tempat tinggalmu. Apakah bisa?
Aku tak tau yang aku rasakan ini apa. Tetapi, mengapa semuanya terasa sangat menyenangkan?
Apakah ini yang namanya Cinta? Jika bukan, mengapa hatiku selalu berdegup kencang layaknya drum yang dipukul terus menerus?
Jika ia, apakah aku sudah mulai dewasa untuk tau bagaimana rasanya jatuh cinta? Apakah aku sudah layak untuk merasakan jatuh cinta?
Cinta itu sadis.
Cinta itu sulit.
Cinta itu sakit.Jika aku mulai untuk jatuh cinta, apakah aku siap untuk menanggung luka pula?
Satu hal yang kutau.
Jangan bermain dengan cinta. Karena apa? Cinta itu datang secara tiba - tiba dan pergi juga secara tiba - tiba.Akan seperti itu, jika bukan? Mungkin itu yang namanya cinta sejati.
Dan inilah pilihanku.
Pilihanku ada ditanganku sendiri.Aku? Akupun sulit untuk memilihnya. Mungkin,
Kini adalah saatnya, saatnya aku untuk memulai pilihanku sendiri.
Dan pilihanku adalah jatuh cinta pada lelaki yang membuatku menunggu.
Menunggu untuk mendapat pesan darinya.
Menunggu untuk mendapat kebahagiaan dari pesan yang dikirim olehnya.
Dan menunggu untuk dapat dicintai kembali olehnya.Iya, aku jatuh cinta padamu.
Zello.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionKesendirianku adalah ketika merindukanmu berharap hadirnya sosok hidupmu disampingku saat ini.