1

29.6K 578 13
                                    

Aku mengenalnya, bisa mengenalnya adalah hal terindah yang sangat membuatku bahagia.

Ah, rasanya sangat senang bisa mengenalmu.

Kita mengenal lewat sebuah media sosial yang sedang tren saat ini. Entahlah begitu sangat polosnya aku dahulu hingga bisa berteman dengan orang asing lewat media sosial.

Berawal, dari sebuah chat. Hingga akhirnya kini semuanya berubah.

Aku sangat merindukan masa - masa itu,

"Hai, Zello? Apakabar kau sekarang? Ingin rasanya berkirim chat denganmu seperti dahulu. Ah, aku jadi flashback lagi. Maafkan aku Zello."

Sabtu, 12 Februari 2016

Akupun selesai menulis, postcard lalu menempelnya didinding kamarku.

Aku merindukan masa - masa itu. Dimana, aku masih ber-chat denganmu.


Tahun 2012.

"Aku kini sudah besar, aku kini berumur 13 tahun.Dimana aku memulai bersosial dengan teman sebayaku. Media sosial yang sedang nge tren yaitu "Feed Chat" akupum mulai mendaftar pada media sosial itu.

Ah, rasanya senang sekali memiliki teman baru di media sosial feedchat.

Lelaki itu bernama Zello Prinanda. Namanya, cukup aneh bagiku. Tapi, sifatnya tidak aneh. Ia bahkan sangat baik.Zello berumur sama sepertiku, 13 tahun. Zello tinggal dikota yang sama sepertiku. Di kota Bandung. Tetapi, sayangnya. Kita berbeda sekolah.

Zello bersekolah di Chips Junior High School, dimana sekolah Chips JHS adalah sekolah yang mengharuskan muridnya tinggal di asrama yang bersebelahan dengan sekolahnya. Hingga ia hanya sebulan sekali pulang kerumahnya.

Rumahnya pun lumayan jauh sekitar 30 km dari rumahku. Aku sangat senang bisa mengenal Zello.

Sabtu, 22 Januari 2012

Si Aku adalah Kiara, perempuan yang baru tumbuh remaja dengan diri yang sedang memulai untuk jatuh cinta.

Kiara selesai menulis postcardnya lalu menempelnya pada dinding kamar yang baru tertempel 1 lembar curahan hatinya.

Memang aneh, namun inilah dirinya. Kiara sangat menyukai tentang hal didunia tulis - menulis.

Seperti ini, Kiara sangat senang menuliskan sesuatu pengalaman baru, agar saat ia sudah dewasa ia bisa mengingat memori saat masa kecilnya dahulu.

"Kiaraa, makan dulu nak!" Teriak bunda Kiara dari lantai bawah.

Kiara yang baru saja selesai menempel postcard pertamanya menatap postcard tersebut dengan senyuman.

Sebentar lagi, dinding kamarnya akan penuh dengan coretan dari tangan kecil miliknya itu.

"Kiaraaa!" Teriak bunda lagi.

"Iyaa, bun. Sebentar" Ucap Kiara segera menjawabnya.

Baiklah, Kiara akan makan malam sekarang.

Perempuan itu menuruni tangga dengan kecepatan yang tak terkira.

Ah, bunda selalu tidak sabaran. Batinnya kesal.

Kiara berjalan menuju meja makan yang sudah tersedia berbagai macam makanan dengan Ayah, Bunda dan Kak Cia disampingnya.

"Lama sekali ra? Sedang apa kamu dikamar?" Tanya Ayah saat baru saja Kiara meminum segelas air putih.

"Ngga lagi apa - apa kok yah. Selamat makan!" Ucapnya mengelak.

Mereka makan tanpa suara, itulah tradisi keluarganya. Karena memang pada dasarnya jika sedang makan tidak boleh berbicara bukan?

Kedua kakak beradik itu sedang mencuci piring kotor, sedangkan kedua orang tuanya sudah menunggu di ruangan lain untuk berbincang sebentar sebelum lanjut untuk kedalam mimpi setelahnya.

Kiara dan Cia terpaut berbeda umur tiga tahun. Cia kelas sepuluh dan Kiara masih duduk dikelas delapan.

"Kak, tau Chips JHS?" Tanya Kiara pada kakaknya.

"Tau, memang kenapa?" Cia kembali bertanya lagi.

"Dih, ditanya malah balik nanya." Batin Kiara kesal.

Keduanya kembali untuk bergabung dengan kedua orang tuanya.

"Gimana sekolah baru kamu Cia?" Tanya bunda kepada Cia.

"Sekolahnya masih sama seperti di Junior. Tapi, bedanya ya pelajarannya lebih sulit" Ucap Kak Cia.

Dan mereka berbincang banyak hal. Selalu Kiara suka pada hal sederhana seperti ini.

Dikala sibuk apapun, pasti akan ada waktu untuk bersama.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tak terasa berbincangan mereka memang sering begitu cepat berlalu.

Akhirnya Kiara masuk kedalam kamar, merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk memulai mimpi.

Namun sayang, mimpinya terhentikkan karena bunyi handphone yang berdering cukup kencang.

Kiara mengambil benda persegi panjang itu dan melihat layar handphone yang tertera nama lelaki yang membuat hatinya berdegup sekejap.

Zello : Hai Kiara!
Zello : Kamu udah tidur ya?

Segera Kiara membalas pesan dari lelaki itu, dengan debaran aneh yang muncul perlahan dihatinya.

Keduanya terus berkirim pesan, tanpa sadar waktu terus berjalan hingga larut malam tiba.

Akhirnya, keduanya bersiap tidur.

Namun sesuatu membuat Kiara kebingungan karena hal yang belum pernah diketahuinya. Sebuah emoticon aneh yang Kiara rasa ia tidak tahu apa artinya.

"Malam ini pukul sepuluh malam. Zello mengirimiku pesan. Tetapi, aku tidak tau ia mengirim emoticon yang tidak aku mengerti. Haha, dia membuatku salah tingkah ya? (Good Night Kiara :* ) Ucapnya seperti itu. Besok akan kutanyakan kepada Jejen sahabatku"

Sabtu, 22 Januari 2012

Perempuan berambut sebahu itu kembali menempelkan postcardnya lalu melanjutkan tidur karena ia tidak mau terlambat dihari kedua sekolahnya.
----

"Jejennnn!" Kiara sedikit berteriak karena si empunya nama baru saja datang tepat sebelum lima menit pembelajaran dimulai.

"Apaan sih lo? Biasa aja kali kuping gue bisa rusak ntar." Jejen sedikit kesal.

Kiara terkekeh, "Sorry, eh gue mau tanya."

Jejen duduk dikursinya, dan menatap sahabatnya disampingnya cukup lama, "Nanya apaan?"

Kiara mengeluarkan handphone disaku roknya, "Itu emoticon apaan sih Jen?" Tanyanya tak paham.

Jejen menatap layar handphone Kiara cepat, "Itu, emoticon cium Ra. Eh tapi, itu dari siapa?" Tanyanya kembali karena sang empunya handphone sudah merebut dan menaruhnya kembali.

Jejen melotot, "Jadi lo ngga mau cerita nih?"

"Iya nanti gue cerita." Kiara mulai membuka bukunya.

"Sekarang!" Jejen sedikit berteriak.

"Jennifer Realsya, ada masalah?" Ucap seseorang didepan sana.

Jejen menelan air liurnya pelan, "N...ngga ada bu. Maaf"

"Baik, kalau begitu kita mulai pembelajaran sekarang." Ibu guru yang tadi menegur Jejen baru saja duduk pada kursi didepan sana.

Kiara menahan tawanya,

"Habis ini cerita atau habis lo sama gue." Jejen memelankan suaranya mengancam.

"Mampus lo." Kiara kembali menahan tawanya.

-------

Halooooo! Jangan cuma baca ya. Voment juga heheh.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang