Setelah Aldo mengatakan hal yang sebenarnya, Kiara pergi menjauh.
"Ada yang salah sama ucapan gue atau emang Kiara sakit perut? Atau? Ah, udahlah, istirahat juga ketemu." Aldo berbicara sendirian.
Lama berjalan dilorong sekolah, akhirnya Aldo sampai dikelasnya. Terlihat, suasana tampak ramai seperti kelas yang biasanya.
Namun, setelah dilihat lagi. Seperti ada yang berbeda sekarang.
"Kenapa gue jarang ngeliat Kenan ya? Dia kan ketua kelas. Dari kemarin gue belum liat dia." Aldo tampak berfikir.
Aldo duduk dikursinya dengan fikiran yang melayang, suara backsound terdengar berdenyit mengeluarkan suara yang sangat memekakkan telinga, pertanda akan ada pengumuman yang terdengar dari ruang audio.
"Perhatian. Kepada seluruh siswa siswi kelas sembilan harap kumpul di Aula, sekarang. Terimakasih."
"Aula?" Aldo bertanya pada dirinya sendiri. "Pasti berhubungan dengan Ujian Nasional." Aldo berdiri, lalu melangkahkan kakinya menuju Aula.
Aula tampak penuh dengan siswa kelas sembilan. Semua tampak riuh, Aldo kebingungan mencari dimana kelompok kelasnya.
"Sulit memang menjadi penyendiri dikelas. Jangan salahkan kelas, salahkan gue yang sulit untuk bergaul. Hehe"
Dari kejauhan, tampak seseorang sedang melambai kearah Aldo. Aldo memicingkan matanya. Ah, itu Kenan.
Aldo menghampiri Kenan, hanya Kenan yang dekat dengannya dikelas.
"Kelasan kita disini bro!" Ucap Kenan yang sekaligus ketua kelas.
Aldo tersenyum. Senang ia memiliki ketua kelas yang ber-tanggung jawab kepada semua murid dikelasnya. Tidak seperti ketua kelas yang biasanya, memerintah seenaknya, mudah mengeluh dan sebagainya.
Acara sepertinya akan dimulai, Kenan duduk tepat disamping Aldo.
"Lo kemarin kemana Ken?" Aldo bertanya seputar hal yang melayang difikirannya.
Kenan menengok, "Kemarin?" Kenan tampak berfikir "Oh, kemarin gue ngga masuk. Hehe"
Aldo mengangguk, pantas saja ia tidak melihat Kenan kemarin.
"Test test, Assalamualaikum wrb." Salam kepala sekolah yang akan memulai acara.
Serempak semua murid menjawab salam dari kepala sekolah. Semuanya tampak memperhatikan apa yang diucapkan bapak kepala sekolah zande jhs tersebut.
Hampir setengah hari semua murid kelas sembilan berada di aula, setelah pengumuman penting tersebut selesai, semua kembali menuju kelas. Tetapi, karena ada rapat guru yang tiba - tiba jadi semua murid dipulangkan.
"Ah, tau gini gue ngga sekolah." Ucap seorang murid lain dibelakang Kiara.
Ya, Kiara kini sedang berjalan disekitaran lorong panjang yang terhubung dengan gerbang sekolah.
"Kalau jalan tuh liat kedepan, bukan kebawah." Seseorang berdiri disamping Kiara.
Dari suaranya Kiara sudah tau bahwa itu adalah Aldo. Kiara sudah hampir bingung menghadapi Aldo sejak rasa dihatinya itu muncul secara mendadak. Namun, sejak kejadian tadi pagi Kiara sudah yakin akan mencoba biasa dan sekeras apapun untuk bisa menghilangkan rasa sukanya terhadap Aldo.
"Lo sakit Ra?" Aldo berkata lagi.
Lama tak dijawab, Kiara hanya diam, berdeham dan diam lagi. Sebenarnya, Kiara sedang kepikiran tentang pidato kepala sekolah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Подростковая литератураKesendirianku adalah ketika merindukanmu berharap hadirnya sosok hidupmu disampingku saat ini.