Author POV
Ini adalah hari Sabtu seperti biasanya.
Bangun disiang hari dan bermalas - malasan hingga malam menjemput.
Ya, ini adalah keseharian Kiara dihari liburnya.
Tetapi berbeda dengan Sabtu pagi sekarang.
Sudah hampir satu jam Kiara berdiri didepan pintu lemari kamarnya. Memilih - milih pakaian mana yang akan cocok untuk dipakai saat Kiara bertemu dengan Zello nanti.
Kamarnya yang biasanya rapih dan bersih kini berubah 360° dengan baju yang bertebaran dimana - mana, rambutnya yang masih diikat asal dan tak lupa bau badan yang masih menyisakan bau tidurnya semalam.
Saat bangun sedari pukul enam pagi hingga sekarang hampir pukul tujuh, Kiara masih berbalutkan piyama tidurnya semalam.
Hanya satu hal yang ia fokuskan. Pertemuan pertama dengan Zello harus se-sempurna mungkin.
Tak terasa Sabtu yang sudah Kiara tunggu - tunggu datang dengan cepat. Dan kini, Kiara hanya ingin Sabtu ini segera menghilang karena ia hampir gila karena hanya memilih baju.
Jeans biru dongker dipadukan kaos lengan panjang, rok selutut dengan baju lengan pendek, rok panjang dengan baju croppy, dan segala macam baju lainnya sudah Kiara coba.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan, hanya tinggal satu jam lagi Kiara bersiap - siap.
"Mampus gue pake baju apa ini?" Kiara kebingungan.Ditariknya handuk lalu mandi dengan secepat kilat. Memakai baju berwarna biru tua dengan lengan tiga per-empat yang dipadukan dengan celana putih selutut, rambut yang dikuncir kuda dengan poni yang dikesampingkan, jam tangan berwarna putih dan tak lupa sepatu converse biru tua dengan tali sepatu putih yang terikat. Ya, kini Kiara sudah siap.
Simple. Mengapa style santai seperti ini tidak terpikirkan sedari tadi?
Saat keluar dari kamar, tak lama pintu kamar disebelahnya terbuka pula.
Keluar sosok Cia yang masih menggosok matanya, layaknya orang - orang yang baru saja bangun tidur.
"Mau kemana lo?" Tanya Cia menaikkan alisnya curiga.
Kiara tersenyum, "Mau kemana ya?"
Cia melipat tangannya didada, "Mau kemana Kiara? Rapih bener. Baru jam delapan biasanya masih ngorok juga"
Kiara mendengus,"Mau kemana ya? Kemana aja boleh deh buat kakak tersayangku! Hahaha" Kiara berlari menuruni tangga meninggalkan Cia yang masih termangu didepan kamarnya.
"Kebanyakan belajar jadi rada gila gitu tuh si Ara" Ketus Cia menyusul adiknya.
Kiara POV
"Pagi Bundaaa" Teriakku memekikkan telinga Bunda yang sedang menyiapkan sarapan.
Bunda bukannya bales salam, malah liatin aku, jadi agak salting gini diliatin.
"Kamu mau kemana Ra?" Tanya Bunda.
Mampus! Kalau jawab sekarang pasti ngga jadi keluar nih.
"Pagi Bun" Salam Kak Cia.
Ah Kak Cia, datang disaat yang tepat deh. Pertanyaan bunda jadi teralihkan deh. Lope lope deh sama kakakku yang satu ini.
"Nih makan" Bunda menaruh sepiring nasi goreng yang masih mengembul asap diatasnya dan, segelas air putih juga tak lupa tentunya.
Satu suapan. Mmm, masakan bunda emang selalu top deh.
Dua suapan. Ini aku doyan apa laper ya? Cepet banget ngunyah nya.
Tiga suapan. Tin!
Suara klakson mobil membuatku tersedak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Novela JuvenilKesendirianku adalah ketika merindukanmu berharap hadirnya sosok hidupmu disampingku saat ini.