15

3K 94 7
                                    

"Kamu apa kabar?" Zello bertanya kepada Kiara yang masih diam terpaku menatapnya.

Setelah pertemuan mengejutkan tadi, Zello mengajak Kiara untuk duduk menikmati Vanilla latte di kantin rumah sakit ini.

"Gue baik." Kiara sengaja menyebut namanya dengan 'Gue' bukan 'aku' seperti biasanya.

Zello tersenyum pudar, setelah mendengar balasan jawaban Kiara.

"Vanilla latte dua." Pelayan datang, menghilangkan suasana canggung dimeja yang didudukki Kiara dan Zello.

"Makasih," Kiara tersenyum kepada si pelayan.

Pelayan tadi tersenyum balik, lalu kembali ketempat bekerjanya.

Kiara maupun Zello hanya berdiam diri pada Vanilla lattenya masing - masing.

Kiara mengaduk - aduk Vanilla lattenya tanpa ada minat untuk meminumnya.

"Kamu ngapain disini?" Zello akhirnya mengeluarkan suaranya.

Kiara menatap Zello sebentar, lalu kembali fokus dengan Vanilla lattenya. "Jenguk temen."

"Ohgitu," Zello kembali terdiam.

Zello datang tanpa Kiara suruh, lalu pergi tanpa ada kabar, dan kembali secara terduga. Benar - benar membuat Kiara kesal.

Lama tak ada percakapan apapun, Kiara berdiri dari tempat duduknya. Lalu pamit pulang tanpa melihat wajah Zello yang terkaget.

"Gue mau pulang." Kiara merapikan cardigannya.

Zello hanya mengangguk, tapi tak lama ia menahan lengan Kiara.

"Aku antar kamu pulang." Zello memohon.

Kiara menoleh kearah Zello, "Gue bisa pulang sendiri. Makasih Vanila lattenya."

Kiara berusaha melepaskan lengan Zello dari tempatnya.

"Ra, please." Zello memohon.

Kiara menghembuskan nafas berat. "Yaudah." Kiara menyerah.

Mereka berdua berjalan menuju parkiran di rumah sakit ini. Kiara sengaja berjalan terlebih dahulu melalui Zello, Zello hanya berjalan dibelakang Kiara.

Didalam mobil juga tidak ada percakapan apapun. Kiara lebih menyukai melihat pemandangan diluar jendela, dibanding berbicara dengan Zello.

Tak sampai lima belas menit, kini mereka sudah berada tepat didepan rumah Kiara.

"Gue mau masuk. Makasih atas tumpangannya." Kiara tersenyum kikuk melepas seat beltnya lalu berusaha keluar dari mobil Zello.

Namun, nihil. Zello menahan lengan Kiara (lagi).

Kiara menoleh, dengan gerakan cepat Zello memeluk Kiara. Kiara terkaget dengan sikap Zello yang mendadak.

"Maafin aku," Zello memohon.

Kiara hanya terdiam, detak jantungnya sangat bergema kencang sekarang.

"Kenapa... kenapa kamu datang tanpa aku suruh dan pergi tanpa kabar... Kenapa Zel?" Kiara meneteskan sebulir air mata lagi.

Zello terdiam sebentar, "Alvin.. dia sahabat aku. Setelah liburan, dia pulang ke asrama lebih dahulu dari jadwal kami masuk kembali. Tapi, disana dia sakit...

Dia hubungin aku secara mendadak. Dan, aku akhirnya pulang ke asrama, saat itu aku panik hingga ngga sempat buat kabarin kamu." Zello berusaha menjelaskan.

Kiara melepas pelukannya, Zello juga. Terlihat dari sudut mata Kiara, banyak air yang bergerumbul disana. Dengan cepat Zello menghapus air itu.

"Kamu udah ngga marahkan?" Zello bertanya lagi.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang