Prolog

145 29 4
                                    

Tangannya masih menggenggam setangkai mawar putih, ia duduk menjauh dari orang-orang yang berpakaian hitam seperti dirinya. Aku juga memilih menjauh setelah usai kuberikan mawar putih sebagai penghormatan terakhirku pada Lucia seseorang yang juga pernah bersamaku untuk beberapa tahun sebelum dirinya pergi dan hendak bertunangan dengan seorang pria kaya, pernikahannya seharusnya tiba lima hari lagi.

Kudapati seseorang termenung duduk jauh dari peti Lucia yang masih dibanjiri air mata pengunjung, tempat dimana seharusnya ia berada menangis dan memandangi jenazah yang seharusnya menjadi istrinya dalam beberapa hari lagi. Mawar putih masih berada dikepalan tangannya membuang semua fikiran positifku padanya, ia bahkan belum melihat Lucia. Aku segera melangkah padanya tanpa permisi aku duduk disampingnya. Ia masih terdiam seperti tidak merasakan keberadaanku
"Jika tidak untuknya, lalu untuk apa kau datang?"ucapku dengan nada serak masih terdengar getaran dalam suaraku bahkan sampai saat inipun sulit merelakannya pergi.

Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang