Part 1 chapter 5

53 18 2
                                    

Andre mendatangi mejaku setelah terlebih dahulu mendatangi meja karyawan yang lain. Dengan penuh kehati-hatian ia menaruh secangkir kopi hitam dimejaku, mataku masih beradu dengan komputer dan semua berkas-berkas yang membuatku lupa dengan orang disekitarku bahkan tak sadar seseorang tengah mendekat padaku. Hingga kata Permisi mampu menyadarkanku aku tersenyum ketika mengetahui dirinya tak lupa mengucap terima kasih bagaimanapun Andre sudah bekerja keras melakoni pekerjaannya sebagai OB. Kulihat masih ada beberapa cangkir kopi lagi pada trolinya kehadirannya begitu membantu.

"Oh iya Andre"ucapku menghentikannya ia berbalik "ada apa? Apa kopinya kemanisan?"tanyanya hendak mengganti kopiku dengan yang baru dengan segera aku mencegahnya "tidak bukan itu, aku hanya ingin tanya apa mesin fotokopi masih rusak?"tanyaku baru ingat ada beberapa berkas lagi yang harus kuperbanyak.

"Eum setauku mesin fotokopinya rusak parah sejak kemarin sudah diangkut tapi saat lewat tadi aku belum melihat itu diganti"jelas andre

"Ah begitu rupanya"ucapku sedikit kecewa ketika mendapati diriku harus kelantai satu.

"Apa ada yang harus difotokopi? Jika ada aku bisa memfotokopikannya dibawah"tawar andre

"Tidak usah biar aku saja yang melakukannya sendiri"ucapku beranjak dari kursi sembari meraih sekumpulan berkas. "Tidak apa-apa biar aku saja"tahan Andre, aku segera menghindarinya bagaimanapun ini adalah pekerjaanku bagiku selagi aku masih bisa melakukannya sendiri mengapa harus dilakukan orang lain.
"Siapa yang mau minum kopi jika sudah dingin?"ucapku mengingatkannya yang seolah lupa apa yang sedang dilakukannya dari awal. "Tapi..."ucapnya lagi, ia memang selalu merasa tidak enak terkadang keramahan dan kebaikannya membuat dirinya dengan mudah dieksploitasi.

"Sudahlah, aku membutuhkannya sekarang"ucapku segera pergi bersamaan dengan andre yang juga segera pergi. Aku tak ingin menjadi salah satu diantaranya.

Setelah kembali dari lantai satu bersama lagi dengan berkas-berkas yang saat ini bertambah volume. Gilang seorang Brand Manager yang mejanya tak jauh dariku menegurku saat aku melintasinya bersama pekerjaannya. "Dis, ponselmu berdering aku rasa itu penting kau tidak akan mendengarnya berhenti"ucap gilang berpaling dari komputernya

"Benarkah? Ah maafkan aku"ucapku lalu segera menuju mejaku ingin menghentikan gangguan ini. Setelah kuraih ponselku dan mendapati 7 panggilan aku segera memeriksanya.

"Nick?"tanyaku heran melihat itu semua panggilan milik Nick sejak menelfon beberapa hari lalu aku sudah menyimpan kontaknya.

Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang