Part 3 Chapter 9

20 3 0
                                    

"kita harus bicara" aku membaca pesan dari Nick, aku menghela nafas setelah itu "ah, mau apa lagi dia?"ujarku sembari memasukan ponselku kembali kedalam saku blazerku. Lalu segera meneruni anak tangga untuk menemuinya, langkahku sangat berat aku tak ingin menemui dan berurusan lagi dengannya setelah semua yang telah terjadi, tapi mengapa aku merasa terpanggil untuk menyetujuinya pertemuannya. "permisi"suara lembut seorang wanita menghentikan langkahku, aku membalikan badan untuk melihatnya aku terkejut saat melihat Asky dihadapanku, wajahnya terlihat muram dan tertunduk "ada apa?"tanyaku kini ia mendongakkan wajahnya dan menatapku "Adis, bisakah kita bicara?"ujarnya dengan tatapan nanar, "apa?"tanyaku heran mengapa ia mengetahui namaku, tapi sebenarnya bukan itu yang kupertanyakan melainkan mengapa ia ingin bicara denganku apa yang ingin dibicarakannya denganku?.

"eh, tapi aku sedang buru-buru"ucapku berusaha menolak mengingat ada seseorang yang juga sedang menungguku untuk tujuan yang sama. kenapa hari ini banyak sekali yang ingin berbicara denganku? itu pertanyaan yang ada dibenakku saat ini "sebentar saja"ujar Asky dengan tatapan memelas ia bahkan memengangi punggung tanganku "tolonglah"ujarnya lagi dengan memohon makin membuatku sulit untuk menolak. Aku terdiam untuk sesaat, bagaimana ini siapa yang akan kupilih Nick ataukah Asky. aku bisa melihat mata wanita itu seakan berenang dalam kesedihan "itu,, baiklah"ujarku setelah beberapa menit berfikir nyatanya aku tak tega padanya.

Sesaat setelah aku menyetujui permintaannya dengan tergesa ia menarik lenganku dan membawaku ke tempat Break Area, aku agak sedikit heran kenapa kami seperti bertukar posisi seharusnya aku yang membawanya ke ruang Break Area sebagai seseorang yang memiliki akses didalam perusahaan ini. kami duduk bersampingan aku mengingat ia duduk bersama gilang kala itu. "ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu"ujar Asky, aku menoleh padanya "berapa lama kau mengenal Gilang?"tanyanya yang membuatku terheran, ia memohon padaku hanya untuk menanyakan hal itu. Meski begitu kulihat tatapan sedih wanita itu ia pasti sangat ingin mendengar jawaban atas pertanyaannya padaku. Pandanganku lurus kedepan berusaha mengingat kapan pertama kali aku bertemu hingga berkolega dengan Gilang.

 "eumm, aku rasa sudah hampir setahun lebih"jawabku mengangguk-ngangguk yakin. "aku sudah mengenalnya lebih dari 10 tahun"katanya sembari tersenyum, aku ikut tersenyum saat ia menoleh padaku, aku menyimpan perasaan anehku dibalik senyumanku aku kembali bertanya dalam hati apa maksud dari perkataannya. "lebih dari itu aku telah mencintainya"katanya lagi, aku membulatkan mata kini aku benar-benar menatap keanehan dari wanita itu, ini bahkan baru pertemuan kami yang kedua tapi kenapa sekarang ia bercerita mengenai kisah percintaannya dengan Gilang. Kita bahkan belum berkenalan apa wajar jika ia membicarakan hal itu padaku sekarang. 

Ponselku bergetar dengan kecang didalam saku blazerku, yah benar setelah kejadian waktu itu aku memilih mengikuti saran Gilang untuk mensilentkan ponselku.

Dengan segera kuraih ponselku, kulihat nama Nick dilayar ponselku "sebentar"ujarku pada Asky yang langsung mengangguk, aku melangkah agak jauh darinya, begitu kujawab belum sampai betul didaun telingaku sudah terdengar keras suara Nick "kau dimana?" mendengar nada bicaranya itu aku ikut meninggikan suaraku "tidak bisakah kau bertanya dengan baik-baik?"

"ini sudah setengah jam aku menunggumu"katanya lagi tanpa menurunkan nada bicaranya, aku menghela nafas mengendalikan emosiku bagaimanapun juga ada Asky disini aku harus bisa menjaga imageku didepan wanita lain. "benarkah? kalau begitu tunggulah satu jam lagi"ujarku dengan kesal tanpa ragu aku menutup telfon dari Nick. "ah dia yang mengajak bertemu, lalu kenapa begitu marah, dia kira aku mau mendatanginya jika ia seperti itu, ah menyebalkan sekali"gerutuku. 





Beloved Crime GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang