Kami duduk bersama dicafe biasa tempat persinggahanku dengan gilang dikala jam makan siang, Burger disini tak tertandingi itulah alasan mengapa gilang selalu membawaku kemari. aku dan gilang duduk bersama ditempat yang juga biasa kami duduki bersama yaitu sofa yang letaknya dipojok ujung dengan pemandangan kota yang disuguhkan kaca besar dihadapan kami.
kupergoki dirinya yang tengah melamun, aku meletakan sepiring burger keju kesukaannya diatas meja, aku menyedot ice vanilla late yang baru saja kupesan "kau pernah dengar mengenai pria yang mati karena sering melamun"ucapku. Gilang tertawa kecil "hei jangan mengikuti kalimatku"ujarnya keberatan, aku ikut tertawa mengingat kini rasanya kita bertukar posisi. "kau tau siapa wanita yang menyesali hidupnya karena melamun?"tanyanya mengangkat wajahnya, aku mengoyangkan ice vanilla lateku suara es batu yang saling bertabrakan terdengar mengilukan. "itu adalah dirimu"ucap gilang menatapku dengan tatapan angkuh aku tergelak karenanya. gilang ikut tergelak senyumnya timbul "rasanya senang melihatmu sehat kembali melihat senyummu lagi"benakku tersenyum.
sejak gilang sakit beberapa hari yang lalu, aku seperti tak bersemangat aku bahkan tak ketempat ini disaat jam makan siang, jika dibandingkan makan disini aku lebih memilih untuk menemanimu dirumah sakit.
Gilang menyantap burger itu, kulihat wajahnya yang tak bersemangat dan matanya yang sayu. "apa yang kau fikirkan?"tanyaku yakin masalah sedang dipendam gilang. ia menggeleng disela kunyahannya, aku meletakan minumanku "ceritalah masalah tidak baik dipendam sendiri"kataku lagi "kau memang penjiplak yang hebat"ujar gilang menoleh padaku, aku mengangguk menatapnya "itu benar, aku pendengar yang baik dan aku penyimpan rahasia yang bisa dipercaya"ucapku menawarkan diri sembari menepuk dadaku berulang. "kau sudah mengetahuinya, saat kau menguntit dan menguping tadi apa saja yang kau dengar"ujar gilang menoleh padaku, mendengar perkataannya aku memukul kepalanya kesal Gilang meringis kesakitan "aku tidak menguntit, hei jangan merasa aku mau menguping pembicaraanmu"ucapku mengelak, gilang menaikan bibirnya "dasar penguntit"tambahnya lagi, aku kembali melayangkan tanganku namun gilang menghindar dan memengangi kepalanya. nafasku memburu aku meminum habis ice vanilla late hingga menyisakan es yang belum benar mencair, kuelap tanganku yang basah karena bagian luar cup minumanku yang basah dengan titik-titik air hasil dari perubahan suhu diruangan.
"aku tidak mengira dia akan datang, tak terasa waktu yang dulu begitu kutunggu rupanya telah tiba"ucap Gilang menjadi serius, aku meremas tisu yang usai kugunakan "maksudmu asky?"ucapku teringat akan wanita tadi. Gilang mengangguk sembari menghela nafas aku terdiam sejenak masalah itu mengenai wanita itu?
"dia wanita yang cantik"ucapku sedikit ada perasaan iri dalam nada bicaraku, gilang tersenyum disudut bibirnya "yah, dia memang cantik"ujarnya.
"dulu kami bersekolah disekolah yang sama dia adik kelasku selama 12 tahun entah mengapa kita bisa selalu satu sekolah"ujar Gilang mulai membuka diri ia tersenyum tatapannya memandang lurus mungkin saat ini ia tengah mengingat kenangan itu. "dulu dia sangat pendiam namun dia mulai bicara saat kita dalam satu organisasi yang sama, dia sangat ceria dan baik hati dia juga sangat peduli dengan orang disekitarnya itulah yang membuatku jatuh hati padanya, sangat sulit untuk mendekatinya karena dia wanita baik-baik aku sempat berfikir dia mungkin akan menolakku. namun ternyata itu hanya pemikiranku saja, kita bahagia bersama-sama tapi tidak sampai aku mendapatkan pekerjaan ini dan dirinya yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dinegeri tirai bambu"ujar gilang.
"dia memutuskanku karena aku selalu sibuk dengan pekerjaanku dan tak menghiraukannya, dia selalu punya fikiran buruk saat aku mulai bekerja itulah pemicu pertengakaran diantara kami hingga dia meninggalkanku ke china dan baru menghubungiku ketika dirinya telah sebulan disana dia menghilang disaat aku mencarinya, dan dia berkata sudah mencintai orang lain ketika masih bersamaku. aku selalu menunggu kepulangannya dan perlahan-lahan aku mulai tak memikirkannya tapi sekarang ia datang dan mempertanyakan cintaku tapi aku bahkan tidak tau apa kah aku masih mencintainya atau tidak?"ucap Gilang menundukkan kepalanya, aku menatapnya sedih pastilah ini sulit untuknya.
"mungkin aku terlihat mendramatisir segala sesuatunya, tidak apa-apa jika kau mau merasa diriku bersikap berlebihan"ujar gilang, aku menggeleng "tidak, itu tidak benar seseorang pasti punya masalahnya masing-masing dan tak ada masalah yang terasa tak berlebihan. kau hanya perlu menyakinkan hatimu untuk mencari jalan keluarnya"ucapku tersenyum, gilang menatapku dalam sembari ikut tersenyum.
jatuh cinta itu rumit, lewat Gilang dan Nick aku sudah banyak melihat pengalaman dari mereka, jangan biarkan cinta mempersulitmu karena kita tidak dilahirkan untuk merasakan apa itu masalah~
![](https://img.wattpad.com/cover/62978202-288-k205060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Crime Goals
Mystery / ThrillerSebuah kejahatan yang dilakukan oleh orang terkasih bersembunyi bahkan berbaur dengan identitas palsu berusaha ikut terlibat sebagai penyelidik dalam kasus kematian seorang gadis pewaris tunggal dari Luis seorang presdir kaya raya. Sabotase dan mani...