Beloved Crime Goals

Part 2 Chapter 4

Aku duduk termenung menatap kosong layar komputer yang sejak awal menungguku untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat terhenti. Aku kehilangan konsentrasi jika diteruskan tak kan menghasilkan hasil dengan maksimal.
Profesiku menuntutku untuk Profesional dan berkualitas jadi patutlah untuk mengerjakan dokumen yang berbobot.

Segalas kopi hitam mengejutkanku dengan sengatan hangatnya pada punggung tanganku, aku menoleh kearah kanan.

Pria dengan tubuh tinggi berdiri dihadapanku topi diatas kepalanya seperti sengaja dibiarkan menutup sebagian wajahnya. "Silahkan diminum, saya OB baru disini"suaranya terdengar seperti dibuat-buat. Sekilas ia tidak tampak asing bagiku namun memang tampak asing sebagai seorang OB baru. Dari pangkal kaki hingga pangkal rambut aku mengamatinya tak jua kutemukan jawabannya hingga saat mataku tertuju pada lengannya sejak saat itu aku mengenalinya. Aku hanya menahan tawa sembari menikmati permainan konyolnya. "Mohon kerja samanya"ucapnya lagi kini suaranya terdengar berbeda dengan diawal, aku tak bisa menahan tawa lagi "ayolah Gilang"ucapku menyikut pelan tubuhnya.

"Kau mengetahuiku?" Ia mendongakkan wajahnya kini topi tak lagi menutupi identitasnya.

Aku berhenti tertawa untuk menjawabnya "kau fikir aku juga memberikan jam tangan pada orang lain"

"Apa?"ia terbelalak "ah aku harusnya tau itu"terusnya lagi ada rasa penyelasan ketika lupa melepaskan jam tangan yang kuberikan oktober lalu tepat diumurnya yang ke 23, kini aku harus menyiapkan kembali kado ditahun ini.

"Ah sudahlah, aku ketahuan minumlah"ucapnya menunjuk kearah kopi buatannya "Andre berhalangan hadir hari ini, karena itu aku menggantikan posisi Andre untuk hari ini, kau terlihat sangat lelah"sambungnya lagi. Aku tersenyum bahagia dengan kebaikan hatinya meski terkadang ia lebih suka bercanda dan susah diajak serius tapi aku merasa beruntung memiliki rekan kerja sepertinya.

Dia membuatkannya segelas penuh, terlihat begitu lelahnya kah diriku?